Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Minyakita Curang, Tidak Pengaruhi Masyarakat Majalengka

Inin Nastain/ Minyakita

Majalengka, IDN Times - Permintaan terhadap minyak goreng merk Minyakita di Kabupaten Majalengka masih cukup signifikan. Isu di beberapa daerah terkait kecurangan takaran, tidak berdampak terhadap minat masyarakat di daerah ini untuk membeli minyak goreng tersebut.

Salah satu pedagang di Pasar Sindangkasih Cigasong yang biasa dipanggil Pak Kumis menjelaskan, sejak ramai kasus kecurangan takaran, belum ada komplain dari pelanggannya.

"Gak ada (yang komplain). Biasa-biasa aja di sini mah," kata dia, Rabu (12/3/2025).

1. Beli dari distributor dan langsung dijual di pasar

Inin Nastain/ Minyakita

Minyak goreng merk Minyakita sendiri diketahui ada dua kemasan yakni botol dan isi ulang. Dari dua kemasan itu, terlihat masih ada sedikit ruang di bagian atas. 

Pak Kumis menjelaskan, selama ini dirinya membeli Minyakita langsung dari distributor dan kemudian dijual di pasar. "Untuk ukuran, abdi mah teu tiasa ngirangan, teu tiasa nambahan (Untuk ukuran, saya mah gak bisa ngurangin, gak bisa nambahin). Kami mah beli, terus dijual lagi. Tidak sembunyi-sembunyi, dagang normal," jelas dia.

Untuk barang sendiri, kata dia, pedagang di pasar itu biasa mendapatkannya dari tiga kota. "Ada dari Cirebon, Bandung. Ada juga dari Tangerang," jelas dia.

"Sampai sekarang mah, gak ada yang protes atau gimana-gimana, kaya di daerah lain sih," lanjut dia.

2. Dijual dengan harga Rp17.000-Rp18.000

Inin Nastain/Minyakita

Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional, harga jual minyak goreng merek Minyakita ini dibandrol Rp17.000-Rp18.000 per liter atau lebih tinggi dari harga yang tertulis di kemasan sebesar Rp15.700 per liter.

Namun, kata dia, selama ini tidak ada persoalan mengenai harga lebih tinggi yang dijual kepada konsumen. "Gak ada komplain juga," ujar dia. 

Pak Kumis beralasan, harga beli dari distributor pun terbilang cukup tinggi. Untuk satu dus Minyakita isi 12 botol, dia mengaku membelinya seharga Rp203 ribu.

"Dibanding sebelum Ramadan, sekarang naik Rp3.000," jelas dia.

Dengan harga beli sebesar itu, Pak Kumis mengatakan, dirinya biasa menjual Rp207 ribu per dus. Adapun untuk yang eceran, dijual di angka Rp17.000- Rp18.000 per liter. 

Dia juga menyebutkan, warna Minyakita beberapa kali mengalami perubahan. Dalam beberapa kesempatan, warna Minyakita cenderung lebih keruh. "Kadang butek (keruh), kadang bening. Sekarang mah bening. Tapi ya gitu, gak ada masalah dari masyarakat. Yang penting ada dan harganya terjangkau," jelas dia.

3. Belum ada lonjakan permintaan

ilustrasi sembako (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, memasuki pekan kedua Ramadan belum ada lonjakan permintaan. Dijelaskan Pak Kumis, permintaan barang pada Bulan Ramadan terkesan lesu sejak tahun kemarin.

"Masih sepi. Tahun kemarin juga sepi. Marema teh, hanya namanya aja. Tapi tetap aja sepi," kata dia berkelakar 

"Tahun lalu, sempat rame, hanya satu hari. Setelahnya mah, ya sepi lagi. Daya beli masyarakat lagi turun. Tapi alhamdulilah, ngareyeuh," lanjut dia.

Untuk harga-harga sendiri, hingga saat ini belom ada lonjakan harga. "Masih biasa. Telur malah lagi turun," papar dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Inin Nastain
EditorInin Nastain
Follow Us