Korban Tewas Tragedi Bencana di Sukabumi Bertambah Jadi Delapan Orang

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Bencana alam yang menerjang wilayah Kabupaten Sukabumi pada Rabu (4/12/2024) menyisakan kabar duka. Delapan orang dinyatakan meninggal dunia dan empat lainnya masih hilang.
Berdasarkan data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, tercatat bencana alam banjir, tanah longsor, hingga pergerakan tanah tersebar di 39 kecamatan 142 desa dan satu kelurahan.
Bencana tersebut mengakibatkan 3.153 KK atau 4.892 warga terdampak, 890 KK atau 2.859 jiwa lainnya terpaksa mengungsi, dan 1.254 rumah rusak.
1. Identitas korban meninggal dunia

Plt Kepala BPBD Jabar Anne Heramdianne menyatakan bahwa pencarian terkendala oleh kondisi medan yang sulit serta potensi longsor susulan.
"Kami terus mengupayakan pencarian semaksimal mungkin. Namun, dengan curah hujan, kami harus ekstra hati-hati demi keselamatan tim di lapangan," kata Anne, Sabtu (7/12/2024).
Adapun identitas korban meninggal dunia yaitu Aden Dafa (11 tahun) dan Ade Wahyu (11) warga Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan ditemukan meninggal dunia akibat longsor. Ada juga Elma Ayunda (27), warga Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan ditemukan meninggal dunia akibat longsor.
Kemudian Euis (80) warga Kampung Cibeureum, Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud ditemukan usai tertimbun longsor; Sahroni (47), warga Kampung Ciawi Tali, Desa Loji, Kecamatan Simpenan dinyatakan meninggal dunia akibat longsor; Dadang (65), warga Kampung Ciemas, Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas meninggal dunia akibat terbawa arus banjir; dan dua orang lainnya ditemukan meninggal dunia namun belum diketahui identitasnya.
2. Prioritas penanganan bencana

Anne mengatakan, prioritas penanganan bencana di Sukabumi yakni membuka akses menuju wilayah terisolir agar evakuasi dan distribusi bantuan dapat segera dilakukan.
"Sekarang fokus penanganan pertama kami ialah mendata pengungsi. Kami upayakan logistik permakanan bisa masuk ke daerah pengungsi contohnya mungkin ke daerah Simpenan kan putus," katanya
"Ini kami upayakan menggunakan perahu, kami nggak bisa mengakses walaupun kita gunakan perahu, kami kerja sama dengan relawan, BPBD, kabupaten kota, TNI dan Polri," ujar Anne.
3. Disebut jadi bencana terparah dalam sedekade terakhir

Anne mengatakan, bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi merupakan terparah dalam sepuluh tahun terakhir. Hal itu juga disebabkan oleh kondisi alam yang kian berubah.
"Betul (bencana terparah dalam sedekade terakhir), kenapa? Karena sudah banyak alih fungsi lahan terutama kita kembali introspeksi diri apakah kita menjaga alam, apakah kita mengubah alam kita ini menjadi katakanlah kegiatan ekonomis yang justru mengubah alam tersebut," katanya.
Selama masa tanggap darurat bencana, aparat mengimbau agar masyarakat waspada atas cuaca, terutama di daerah selatan Jawa Barat yang terancam bencana banjir, longsor dan cuaca ekstrem.