Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Korban Baru Guru Pesantren Rudapaksa Muridnya Diminta Buat Laporan

Yayasan Pendidikan dan Sosial Manurul Huda (IDN Times-Azzis Zulkhairil)

Bandung, IDN Times - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat (Jabar) meminta korban baru dari terdakwa HW oknum guru sekaligus pemilik asrama santriwati yang rudapaksa 12 muridnya, segera melaporkan diri kepada pihak kepolisian.

Kabar adanya korban baru ini diungkap oleh Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Garut. Mereka mengatakan bahwa korban HW ada 21 orang bukan 12 orang. Namun, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A. Chaniago meminta korban segera melapor ke polisi.

"Imbauannya, segera melapor saja ke Polres terdekat untuk dimintai keterangan," ujar Erdi ketika dikonfirmasi, Jumat (10/12/2021) malam.

Adapun Polisi sebelumnya telah menetapkan korban sebanyak 12 orang. Jumlah itu kemudian sudah diputuskan juga oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan saat ini persidangan tengah berjalan di Pengadilan Negeri Bandung.

1. Polda minta laporan baru disertai alat bukti

(Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi A Chaniago) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Laporan yang disampaikan ada baiknya disertasi dengan sejumlah barang bukti. Erdi mengimbau, korban langsung bisa melaporkan melalui kantor polisi secara langsung. Setelah itu, barulah polisi akan memberikan tindakan lanjutan.

"Silakan melapor ke Polres terdekat bawa identitasnya terkait temuan tersebut," ungkapnya.

2. Korban kebanyakan berasal dari Kabupaten Garut

Ilustrasi pelecehan, rudapaksa (IDN Times/Mia Amalia)

Untuk diketahui, Diah Kurniasari, Ketua P2TP2A Garut mengatakan korban tindak asusila oleh guru di Bandung bukan hanya warga Garut saja, melainkan ada dari daerah lain. Dilaporkan ada 21 orang, dengan kondisi ada yang hamil maupun sudah melahirkan.

"Mereka sudah dalam pendampingan kami, sekarang mereka sudah dengan orangtuanya," kata Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, saat jumpa pers di Garut, Kamis (9/12/2021) malam, dikutip dari ANTARA.

Khusus korban asal Garut, kata dia, yang sudah melahirkan sebanyak delapan orang. Semuanya tinggal dengan orang tuanya berikut mendapatkan pendampingan dari tim P2TP2A Garut.

"Kami sudah beberapa kali datang melakukan pendampingan, apabila ada yang tidak sanggup mengurusnya kami coba menawarkan untuk dirawat oleh kami," katanya.

3. Pendampingan pada korban saat ini masih terus berjalan

Ilustrasi Rudapaksa (Istimewa)

Ia mengungkapkan kasus tersebut berhasil terungkap setelah adanya orangtua korban menyerahkan laporan ke polisi, kemudian diproses hingga pelakunya diadili.

"Hingga saat ini, upaya pendampingan masih terus berjalan berupa pendampingan korban dalam menghadapi persidangan," katanya.

Dia menyampaikan selain melakukan pendampingan kesehatan dan hukum, pihaknya berusaha membantu korban yang masih usia sekolah untuk bisa kembali sekolah maupun melanjutkan kuliah. 

Selama itu, lanjut dia, tim dari P2TP2A Garut akan terus menjalin komunikasi dengan orangtua korban dan memantau langsung setiap perkembangan korban.

"Meski para korban telah kembali ke rumahnya masing-masing dan tinggal bersama orangtuanya, pemantauan para korban terus dilalukan lewat komunikasi dengan orangtua korban dan korban," kata Diah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Azzis Zulkhairil
EditorAzzis Zulkhairil
Follow Us