Jumlah Warga Miskin di Jabar pada 2024 Ternyata Lebih Tinggi dari 2018

Bandung, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat menyebutkan, persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 7,46 persen, menurun 0,16 persen poin terhadap Maret 2023 dan turun sebesar 0,52 persen poin terhadap September 2022. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 3,89 juta orang, menurun 39,93 ribu orang terhadap Maret 2023 dan turun 204,94 ribu orang terhadap September 2022.
Namun, meski alami penurunan nyatanya presentase kemiskinan di Jabar pada survei terakhir yang dilakukan BPS nyatanya tidak lebih bagus dari Maret 2018 atau enam tahun lalu. Berdasarkan data BPS pada Maret 2018 jumlah dan presentase penduduk miskin di Jabar mencapai 7,45 persen atau lebih baik dari tahun ini.
Bahkan jumlah penduduk miskin saat itu tercatat sudah mencapai 3,62 juta dan alami penurunan hingga September 2019, yang kemudian alami lonjakan akibat pandemik COVID-19 menjadi 7,88 persen pada Maret 2020.
1. Penurunan kemiskinan mulai terasa pada 2021

Dari buku yang baru dirilis BPS Jabar, Secara umum, pada periode Maret 2018-September 2019 tingkat kemiskinan di Jawa Barat menunjukkan tren menurun baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. Periode Maret 2020 sampai dengan September 2020 terjadi kenaikan kemiskinan yang disebabkan pandemik
COVID-19.
Mulai Maret 2021 sampai dengan Maret 2024, kemiskinan di Jawa Barat mengalami penurunan kembali. Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 7,46 persen, menurun 0,16 persen poin
terhadap Maret 2023 dan menurun 0,52 persen poin terhadap September 2022. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 3,85 juta orang, menurun 39,93 ribu orang terhadap Maret 2023 dan menurun 204,94 ribu orang terhadap September 2022.
"Berbagai perbaikan indikator makro periode 2024 dibandingkan 2023, serta bantuan sosial pemerintah yang diberikan secara masif, mampu mendorong sebagian penduduk untuk tidak jatuh di bawah garis kemiskinan. Namun, faktor yang mendorong
tersebut juga tertahan dengan kenaikan beberapa bahan pokok yang menaikan garis kemiskinan," kata Darwis Sitorus selaku penyusun buku dilihat IDN Times, Minggu (20/10/2024).
2. Lebih banyak warga miskin berada di kota ketimbang desa

Secara jumlah, proporsi penduduk miskin lebih banyak berada di perkotaan. Pada Maret 2024, sebanyak 2,92 juta penduduk miskin berada di perkotaan, dan 0,93 juta penduduk miskin lainnya berada di perdesaan. Meski demikian, persentase penduduk miskin di perdesaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang di perkotaan.
Pada periode Maret 2023-Maret 2024, jumlah penduduk miskin perdesaan turun sebanyak 47,21 ribu orang, sementara di perkotaan jumlah penduduk miskin naik sebesar 86,27 ribu orang. Namun begitu, persentase kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan mengalami penurunan. Di perkotaan persentase penduduk miskin turun dari 7,19 persen menjadi 7,07 persen, sementara di perdesaan turun dari 9,30 persen menjadi 9,07 persen.
3. Indeks kedalaman kemiskinan mulai membaik

Secara kualitas pada Maret 2024 kemiskinanJawa Barat mengalami penurunan dibandingkan Maret 2023. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mengindikasikan rata-rata jarak pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.
Meski demikian, PI mengalami kenaikan sebesar 0,05 poin dibandingkan Maret 2023. Hal ini menunjukkan bahwa pada Maret 2024 jarak ratarata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh dari garis kemiskinan. Dibandingkan berdasarkan daerah, nilai PI perdesaan lebih tinggi daripada yang di perkotaan. Pada Maret 2024 PI di wilayah perdesaanmencapai 1,45, di wilayah perkotaan sebesar 1,15. baik di perkotaan maupun di perdesaan, keduanya mengalami kenaikan 0,05 poin.
Sedangkan untuk indeks keparahan kemiskinan padaMaret 2024 sebesar 0,29 naik 0,02 poin jika dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 0,27. Hal ini menunjukkan bahwa pada Maret 2024 kesenjangan pengeluaran antarpenduduk miskin cenderung melebar dibandingkan Maret 2023.
Dibandingkan berdasarkan daerah, nilai indeks perdesaan lebih tinggi dari pada yang di perkotaan. Pada Maret 2024 keparahan kemiskinan di wilayah perkotaan naik sebesar 0,02 poin dan di wilayah perdesaan mengalami perbaikan (turun 0,01 poin).