Industri Printing Masih Tetap Kuat di Tahun 2025, Teknologi Jadi Kunci

- IAPE 2025 digelar di Bandung Convention Centre, Jawa Barat, menunjukkan pertumbuhan ekonomi daerah yang optimis.
- Pameran ini fokus pada tren real production dan decorate, dengan 23 peserta dan berbagai produk seperti mesin bordir skala ekspor.
- Industri printing tetap menjanjikan, terutama untuk bisnis kelas menengah ke bawah hingga level desa di Pulau Jawa. Pemerintah mendukung pembaruan teknologi bagi pelaku industri kecil.
Bandung, IDN Times - Gelaran Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) kembali digelar pada 17–20 September 2025 di Bandung Convention Centre, Kota Bandung, Jawa Barat. Pameran kesebelas kali sejak 2014 ini turut menjadi kegiatan yang membantu bergeraknya roda perekonomian daerah.
Ketua Penyelenggara IAPE 2025, Bryan Whildan Arsaha mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat yang mencapai 5,23 persen pada triwulan II 2025 menjadi latar optimisme penyelenggaraan IAPE. Adapun arah pameran tahun ini fokus pada tren real production dan decorate.
"Jadi bukan hanya interior saja yang didekorasi, tapi pakaian pun bisa didekorasi. Jadi mulai dari bordir, sablon, sublimasi itu semuanya hasil dari produk dekorasi di apparel. Arahnya yang tahun ini ke arah sana," ujar Bryan saat ditemui di lokasi.
1. Mesin bordi didatangkan langsung di area pameran

Pameran kali ini diikuti sekitar 23 peserta dengan variasi produk yang cukup luas, mulai dari bahan baku hingga mesin bordir skala ekspor seperti Tajima. Menurutnya, hal ini bisa menjadi daya tarik agar para pengunjung bisa datang langsung dan melihat mesin-mesin percetakan ini.
"Biasanya kalau untuk keluar usaha-usaha yang ingin expand, ingin scale up itu menggunakan mesin bordirnya. Mesin bordir Tajima juga ada. Perusahaan-perusahaan yang datang tidak hanya dari Jakarta, ada yang lokal Bandung juga," kata dia.
2. Industri printing masih tetap tangguh

Sementara dari sisi industri percetakan, Usman Batubara dari KOPI Grafika menyoroti potensi bisnis printing yang tetap menjanjikan meski sektor media cetak mengalami penurunan.
"Kalau yang cetak koran, cetak majalah gede-gede ya memang eranya ada penurunan. Tapi kalau industri printing, kelas menengah ke bawah masih tetap peluangnya, itu masih ada. Maksudnya masih potensial ya," tuturnya.
Menurutnya, peluang bisnis ini bisa tumbuh hingga level desa di Pulau Jawa. Ia juga cukup optimistis bahwa industri printing masih bertahan di tengah kelesuan ekonomi global.
"Karena dia menggunakan teknologi, mengikuti arus pertumbuhan teknologi. Dan ini adalah satu peluang bagi pengusaha pemula dan pengusaha pensiunan."
3. Pemerintah Provinsi memberikan dukungan

Sementara itu dari sisi pemerintah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana serta Pemberdayaan Industri Dinas Perindag Jabar Meidy Mahardani menyampaikan pentingnya pembaruan teknologi bagi pelaku industri kecil.
"Jadi dari pemerintah, ini dukungannya adalah update teknologi lah istilahnya. Dari IKM-IKM ini yang sekiranya sulit untuk mencapai teknologi yang setinggi ini. Kami memiliki banyak satuan-satuan pelayanan yang di-upgrade secara periodik, jadi mengikuti teknologi yang ada saat ini,” tuturnya.
IAPE 2025 juga akan menghadirkan 12 sesi talkshow bertajuk Apparel Talk dengan 25 narasumber, live demo, serta business matching yang memberi kesempatan bagi pelaku usaha memperluas jaringan.
Tidak hanya menjadi referensi bagi pengusaha, pameran ini juga menarik minat desainer fashion, pemilik distro, pelaku online shop, hingga civitas academica dan instansi pemerintah yang terkait.
Acara ini diselenggarakan oleh Moremedia dengan dukungan BPD API Provinsi Jawa Barat, DPD PPGI Provinsi Jawa Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat, serta Komunitas Sablon Jawa Barat.