Siswa di Bandung Mulai Bosan dengan Menu MBG

- Masakan rumah lebih enak
- Sisa MBG sering dibawa ke rumah
- Setiap hari sekarang harus ada telur rebus
Bandung, IDN Times - Pemerintah terus memperbanyak siswa yang bisa mendapatkan makan bergizi gratis (MBG) yang disalurkan setiap hari. Meski menu-menu tersebut berubah setiap hari, tapi siswa mulai merasa bosan dengan makanan yang disajikan, terlebih rasanya kurang cocok di lidah.
FQ, salah satu siswa sekolah dasar di Kota Bandung menuturkan, dia sudah mencoba banyak menu MBG yang disajikan. Sering kali dia tidak menghabiskannya karena sudah bosan dengan makanan yang ada. Selain itu, rasa dari makanan khususnya sayur tidak begitu enak di lidahnya.
"Jadi ga dimakan saja dibiarin," kata FQ, Selasa (16/9/2025).
Dari informasi yang diterima, di sekolah FQ selama pekan kemarin pada Selasa (9/9/2025) menu yang didapat adalah nasi, ayam bakar, tempe orek, tumis wortel dan semangka.
Kemudian pada Rabu (10/9/2025) menunya adalah nasi, ayam tumis mentera, tahu saus tiram, tumis wortel pakcoy, dan pisang.
Pada Kamis (11/92/2025) siswa mendapatkan nasi, telur rebus, tahu goreng, gado-gado, bumbu kacang, dan jeruk. Kemudian pada Jumat (12/9/2025) menunya adalah roti gandum, scramble egg, selada tomat, saus, stroberi, dan susu ultra fullcream.
Untuk pekan ini dalam dua hari, FQ mendapatkan menu nasi, ayam katsu, coleslaw, mayones, dan jeruk pada Senin (15/9/2026). Sedangkan pada Selasa (16/9/2025) menu yang dikonsumsi adalah mie, ayam kecap, tahu tumis kecap, pakcoy rebus, dan pisang.
1. Masakan rumah lebih enak

Sementara itu, Endra, salah satu orangtua siswa SMP di Kota Bandung mengatakan bahwa anaknya sering mengeluh tenrang menu yang disajikan kurang berasa di lidah. Alhasil dia jarang memakannya meski diminta guru untuk dihabiskan. Jika memang tidak selesai dimakan di kelas, Endra telah mengajarkan anaknya agar menu tersebut dibawa saja ke rumah.
"Dia bilang masakan di rumah lebih enak daripada di sekolah. Jadi karena di rumah juga sarapan walau dikit, pas dapat menu MBG ga tiap hari habis," ungkap Endra.
2. Sisa MBG sering dibawa ke rumah

Salah satu guru di sekolah dasar, Susi, mengatakan bahwa banyak sisa makanan dari MBG yang tidak dimakan siswa. Untuk telur rebus saja banyak yang tidak dimakan sama sekali sehingga sayang ketika harus dibuang atau dikembalikan kepada pemberi MBG.
"Jadi guru ada yang bawa ke rumah juga. Kan sayang udah dikasih masa dibalikin lagi," kata SS.
Bukan hanya telur makanan yang sering sisa dan tidak dimakan sama sekali adalah tahu dan tempe.
3. Setiap hari sekarang harus ada telur rebus

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyediakan menu telur pada program Makan Bergizi Gratis (MBG), satu anak satu butir telur.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin redaksi media, termasuk Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, di kediamannya, Hambalang, Bogor pada 6 September 2025.
Pertemuan tentang presentasi MBG dari Kepala BGN, Dadan Hindayana, kepada para pemred itu berlangsung selama tiga jam. Semula, presentasi itu akan dilakukan hanya satu jam.
Salah satu poin yang disampaikan para pemred tentang pelaksanaan MBG adalah soal menu. Menu MBG yang selama ini tersebar dan menjadi pemberitaan media terbilang miris.
Misalnya, menu telur orak-arik yang prosesnya, telur dicampur dengan tepung dan sayur.
Sebab ada bahan yang dikombinasikan ke dalam telur seperti tepung dan sayur, maka setiap anak tidak mendapat satu butir telur untuk dikonsumsi.
Padahal, Presiden Prabowo ingin agar setiap anak mengonsumsi satu butir telur dalam menu MBG tersebut.
"Saya ingin semua anak Indonesia bisa konsumsi telur minimal satu butir per hari," demikian yang Prabowo sampaikan tentang menu MBG.
Hal ini juga sejalan dengan gerakan tentang satu telur satu anak yang banyak digaungkan berbagai pihak untuk mencegah anak stunting.