Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Diminta Antarkan Laptop, Santri di Majalengka Malah Dibegal

IMG-20251218-WA0121.jpg
Ustadz korban bersama Kapolres Majalengka (inin nastain/IDN Times)
Intinya sih...
  • Pelaku merupakan pemain baruBerbekal keterangan dari saksi dan CCTV di lokasi, pelaku berhasil ditangkap dalam kurun waktu tiga pekan setelah kejadian, tepatnya Jumat (13/12/2025). Kedua pelaku yang diketahui inisial UG dan PN ditangkap di Kabupaten Sukabumi.
  • Berawal dari diminta antarkan laptop oleh ustazKejadian tersebut berawal saat korban diminta tolong oleh salah satu ustaznya di pondok untuk mengantarkan laptop. Saat dalam perjalanan, motor yang dikendarai korban tiba-tiba dipepet oleh pelaku.
  • Motor sudah dibawa kabur, korban tetap antarkan laptopDalam kondisi sudah tidak mengendarai motor, korban tetap meneruskan perjalanan ke rumah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Majalengka, IDN Times - Nasib nahas dialami seorang santri di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka. Diberi tugas oleh ustaz di pasantrennya, santri tersebut malah menjadi korban pembegalan.

Peristiwa itu terjadi di Blok Cikedung, Desa Maja Utara, Kecamatan Maja pada Selasa (18/11/2025) lalu. Pelaku pembegalan diketahui sebanyak dua orang, yang merupakan warga Kabupaten Sukabumi.

"Kurang lebih tiga pekan melakukan rangkaian penyelidikan, akhirnya bisa terungkap. Tersangka kami tangkap di Kabupaten Sukabumi, sebanyak dua orang. Berikut sarana yang digunakan dan sepeda motor yang dirampas," kata Kapolres Majalengka AKBP Willy Andrian saat ekspos kasus, Kamis (18/12/2025).

1. Pelaku merupakan pemain baru

IMG-20251218-WA0143.jpg
Pelaku pembegalan santri (inin nastain/IDN Times)

Berbekal keterangan dari saksi dan CCTV di lokasi, pelaku berhasil ditangkap dalam kurun waktu tiga pekan setelah kejadian, tepatnya Jumat (13/12/2025). Kedua pelaku yang diketahui inisial UG dan PN ditangkap di Kabupaten Sukabumi.

Saat ditangkap, kata Kapolres, para pelaku tidak melakukan perlawanan. Willy menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku baru saat ini menjadi seorang perampok.

"Ketika diamankan, pelaku tidak melakukan perlawanan. Belum terdeteksi residivis," katanya.

Bersama dua pelaku, petugas juga mengamankan beberapa barang bukti, di antaranya sepeda motor hasil curain. Kepada para pelaku, aparat menggunakan Pasal 365 KUHPidana dengan pidana maksimal sembilan tahun penjara.

2. Berawal dari diminta antarkan laptop oleh ustaz

ilustrasi laptop
ilustrasi laptop (pexels.com/Life Of Pix)

Kejadian tersebut berawal saat korban diminta tolong oleh salah satu ustaznya di pondok untuk mengantarkan laptop. Saat dalam perjalanan, motor yang dikendarai korban tiba-tiba dipepet oleh pelaku.

"Santri disuruh saya nganterin laptop ke temen saya. Nah di jalan, itu dipepet, diberhentiin," kata Indra Fauzan yang merupakan ustaz dari korban.

Indra menjelaskan, korban mengantarkan laptop sekitar pukul 06.20, seusai aktivitas mengaji di pondok. "Kejadian pagi-pagi, sehabis selesai mengaji (korban berangkat)," kata dia.

Dari keterangan korban, kata Indra, sebelum berhasil dibawa kabur, korban sempat melakukan perlawanan. Namun, dikarenakan kalah jumlah, korban tidak bisa mempertahankan motor Yamaha NMax yang dikendarainya.

"Itu kan (pelaku) dua orang. Santri sempat melawan dulu, rebutan motor, gitu. Pengakuan korban ia dipukul helm," katanya.

3. Motor sudah dibawa kabur, korban tetap antarkan laptop

IMG-20251218-WA0122.jpg
Motor korban (NMax) berhasil diamankan (inin nastain/IDN Times)

Dalam kondisi sudah tidak mengendarai motor, korban tetap meneruskan perjalanan ke rumah sahabat dari ustaznya untuk mengantarkan laptop. Namun, upaya korban tidak berhasil, karena tidak bertemu dengan orang yang dimaksud.

Setelah gagal bertemu sahabat ustaznya, korban berinisiatif mampir ke salah satu gurunya di pesantren sebelumnya.

"Korban nganter dulu laptop, cuma karena gak ketemu orangnya, akhirnya ke gurunya yang di (Kecamatan) Banjaran. Soalnya pernah mondok di Banjaran," ujarnya.

Setelah bertemu dengan gurunya, korban akhirnya diantarkan ke pesantrennya saat ini. Saat menemui ustadznya, korban langsung menceritakan kejadian yang dialaminya itu.

"Akhirnya dianter ke pesantren, ke saya. Pas ketemu saya di pondok, kok laptopnya masih ada. Pas ditanya, ya menjelaskan kejadian itu," tutur Indra.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

500 KK di Sukabumi Terdampak Erosi Sungai, Rumah Hanyut Terbawa Arus

18 Des 2025, 22:11 WIBNews