Radiofarmaka Buatan Dalam Negeri untuk Diagnostik Kanker Mulai Disalurkan

- PT Bio Farma mendistribusikan radiofarmaka pertama buatan dalam negeri, FloDeg, ke tiga rumah sakit mitra di Jakarta, Cirebon, dan Tangerang.
- Bio Farma akan mengembangkan portofolio produk theranostic lainnya demi mendukung pelayanan kesehatan berbasis teknologi kedokteran nuklir.
- FloDeg diproduksi di fasilitas Cyclotron milik Bio Farma di Jawa Barat dan telah memenuhi standar CPOB dari BPOM serta protokol keselamatan radiasi dari BAPETEN.
Bandung, IDN Times - PT Bio Farma resmi mendistribusikan produk radiofarmaka pertama buatan dalam negeri, Fludeoxyglucose-18F bermerek dagang FloDeg, ke tiga rumah sakit mitra yaitu RS Tzu Chi PIK Jakarta, RS Mitra Plumbon Cirebon, dan RS Mandaya Royal Puri Tangerang. Langkah ini menandai babak baru dalam penguatan ketahanan kesehatan nasional.
Produk FloDeg menjadi hal baru dalam layanan diagnostik kanker di Indonesia, khususnya untuk teknologi Positron Emission Tomography (PET) Scan di mana selama ini sangat tergantung pada produk impor. Inovasi ini merupakan hasil kerja nyata Bio Farma dalam menghadirkan solusi berbasis riset dan teknologi tinggi demi mendukung transformasi sistem kesehatan nasional.
1. Bakal kembangkan portopolio produk theranostic

Direktur Pengembangan Usaha PT Bio Farma (Persero), Yuliana Indriati, pada penyerahan perdana di RS Tzu Chi PIK Jakarta menyampaikan bahwa distribusi perdana FloDeg adalah bukti komitmen kami dalam memperkuat kemandirian bangsa di bidang layanan diagnostik kanker.
"Ini adalah momen bersejarah, di mana Indonesia untuk pertama kalinya memproduksi dan mendistribusikan sendiri radiofarmaka. Ke depan, kami akan terus mengembangkan portofolio produk theranostic lainnya demi mendukung pelayanan kesehatan berbasis teknologi kedokteran nuklir," kata dia melalui siaran pers, Jumat (13/6/2025).
2. Siap jadi pemain utama di sektor ini

Dia menuturkan, FloDeg diproduksi di fasilitas Cyclotron milik Bio Farma di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Fasilitas yang pertama di Indonesia ini telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM serta protokol keselamatan radiasi dari BAPETEN, menjadikannya sebagai salah satu pusat produksi radiofarmaka paling maju di Asia Tenggara.
Dengan infrastruktur modern, tenaga ahli, serta sistem logistik khusus untuk produk radioaktif, Bio Farma siap mengambil peran sebagai pemain utama dalam penyediaan solusi diagnostik nuklir dan mendorong Indonesia menuju kedaulatan farmasi dan daya saing global.
"Peluncuran dan distribusi perdana FloDeg menjadi bagian dalam memperkuat ketahanan sistem kesehatan nasional dan membangun industri bioteknologi serta farmasi berteknologi tinggi sebagai sektor strategis negara," ujarnya.
3. Puas dengan produk ini

Direktur Medis RS Tzu Chi, dr. Suriyanto, mengapresiasi ketepatan waktu dan kualitas produk FloDeg yang sangat baik. Ini menjadi awal dari kerja sama strategis yang kami harap terus berkelanjutan.
"Kami harap Bio Farma terus mengembangkan produk theranostic lainnya.”
Sementara itu, Direktur Pemasaran Bio Farma, Kamelia Faisal, menegaskan arti penting momen ini, FloDeg bukan hanya produk baru, tetapi simbol dari transformasi Bio Farma sebagai pelopor dalam pengembangan teknologi radiofarmaka nasional. Ini adalah wujud kesiapan Indonesia untuk berdiri mandiri dalam ekosistem kedokteran nuklir.
“Distribusi FloDeg sangat membantu layanan PET Scan kami yang telah berjalan sejak April 2025. Ini bentuk nyata dukungan terhadap pelayanan kesehatan masyarakat dan kemandirian industri farmasi nasional,” pungkasnya.