Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyegelan tambang pasir kuarsa dan batu di Sukabumi (IDN Times/Fatimah)

Kabupaten Sukabumi, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq turun langsung menindak tegas aktivitas tambang yang diduga berkontribusi terhadap bencana banjir dan tanah longsor di Sukabumi.

Setidaknya ada dua perusahaan tambang pasir kuarsa dan batu di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri resmi disegel karena dianggap tidak mematuhi aturan lingkungan. Kedua perusahaan tersebut yakni PT. JPT yang berlokasi di Kampung Pancalikan, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak dan CV Dutalimas di Kampung Batu Asih, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. 

"Kemarin sudah ada bencana yang memakan korban jiwa cukup besar. Pak Presiden juga menyampaikan masih ada tiga orang yang belum ditemukan. Karena itu, saya diminta untuk menjaga kondisi lingkungan, salah satunya di DAS Cimandiri yang berdasarkan analisis geospasial kami menjadi salah satu kontributor banjir," ujar Hanif di Kabupaten Sukabumi, Sabtu (22/3/2025).

1. Evaluasi tambang, sanksi hingga gugatan hukum

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (IDN Times/Fatimah)

Hanif menjelaskan bahwa pemerintah akan melakukan pendalaman terkait kontribusi perusahaan-perusahaan tambang dalam memperparah bencana di Sukabumi. Selain penyegelan, sanksi administrasi juga akan diberikan kepada perusahaan yang melanggar aturan lingkungan.

"Kalau di Puncak, sanksinya bongkar bangunan. Kalau di sini, kami akan hitung kembali seberapa besar kontribusi kerusakannya dan memerintahkan rehabilitasi. Kami juga tidak menutup kemungkinan untuk mengajukan gugatan perdata," ujarnya.

"Iya ini masih berjalan izinnya jadi kepada mereka diminta untuk menaati persetujuan lingkungannya dan hari ini sudah didalami memang ada beberapa indikator. Berfasarkan pantauan kami belum ditaati sehingga kami akan memberikan sanksi administrasi, garis segel, pasang papan peringatan," ujarnya.

2. Sepuluh tambang terindikasi bermasalah

Editorial Team

Tonton lebih seru di