Ridwan Kamil Prihatin Ada Pasien COVID di Depok Meninggal dalam Taksi

Bisa-bisanya RS tolak pasien COVID-19 sampai meninggal

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berharap kejadian memilukan atas kasus pasien COVID-19 di Kota Depok yang meninggal dalam taksi tidak perlu terulang. Meninggalnya pasien COVID-19 ini akibat tidak adanya rumah sakit rujukan yang bisa merawat.

"Harusnya tidak terjadi karena gugus tugas harus memprioritaskan dan menganalisa keparahan pasien. Kenapa di Jabar sekarang yang (terpapar) COVID-19 gejala ringan tidak dirawat di rumah sakit supayanya rumah sakitnya kosong," ujar Ridwan Kamil usai rapat Gugus Tugas COVID-19 di Makodam III Siliwangi, Senin (18/1/2021).

1. Seharusnya penanganan seperti ini bisa lebih cepat

Ridwan Kamil Prihatin Ada Pasien COVID di Depok Meninggal dalam TaksiIlustrasi mobil Jenazah. IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Dalam persoalan seperti ini, seharusnya gugus tugas di daerah bisa melakukan lebih cepat. Termasuk mereka yang bekerja di rumah sakit.

Jangan sampai ketika ada orang yang terpapar dan kondisinya parah tidak mendapat pertolongan pertama. Ketika mereka masuk kategori parah maka harus mendapat penanganan lebih cepat.

2. Urusan kemanusiaan harus diutamakan

Ridwan Kamil Prihatin Ada Pasien COVID di Depok Meninggal dalam TaksiIlustrasi pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19. ANTARA FOTO/Ampelsa

Di sisi lain, Emil meminta semua pihak di rumah sakit bisa menangani pasien COVID-19 dengan baik. Pandemik COVID-19 bukan hanya urusan pekerjaan, melainkan urusan kemanusian.

Maka, ketika ada pasien yang berdomisili di Depok dan tidak bisa tertangani di kota tersebut harus bisa ditangani di daerah terdekat seperti Kabupaten Bogor atau Kota Bekasi.

Hal ini sudah dilakukan di Kota Bandung, di mana pasien yang dirawat tidak selalu berdomisili di Bandung. "Edukasi ini harus ditingkatkan. Jangan sampai ada kendala seperti di Depok," pungkasnya.

3. Pasien yang meninggal di Depok ditolak 10 rumah sakit

Ridwan Kamil Prihatin Ada Pasien COVID di Depok Meninggal dalam TaksiIlustrasi rumah sakit (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya, relawan BantuWargaLaporCovid19, Tri Maharani menceritakan, beberapa waktu lalu pihaknya mendapatkan chatbox dari warga bahwa ayahnya yang berdomisili di Kota Depok membutuhkan pertolongan karena terpapar COVID-19.

Saat itu, BantuWargaLaporCovid19 menindaklanjuti laporan tersebut dengan mencarikan rumah sakit untuk pasien. Namun karena ICU semua rumah sakit penuh, korban meninggal dunia sebelum mendapat rumah sakit tempat penanganan.

"Ya kejadian ini nyata adanya, ada namanya, namun karena kami harus merahasiakan identitas sebagai komitmen kami melindungi pelapor," ujar Maharani kepada IDN Times, Minggu (17/1/2021).  

Maharani mengatakan, telah membawa korban dengan menggunakan taksi online untuk mencari rumah sakit. Saat itu kondisi korban sudah mengalami sesak napas dan membutuhkan alat ventilator. Maharani memperkirakan korban menderita COVID-19 telah lebih dari empat hari.

"Sepertinya lebih empat hari karena sesak napas, tidak mungkin baru satu hari sudah sesak napas," terang dia.

Maharani mengungkapkan, korban membutuhkan penanganan ICU rumah sakit. Namun, pada saat itu ICU di rumah sakit menolak korban karena kondisi ICU sudah penuh dengan pasien lainnya. Menurut Devi, tercatat ada 10 rumah sakit yang menolak dengan alasan ruang ICU penuh.

Maharani terus membawa korban untuk mencari rumah sakit, namun dalam perjalanan nyawa korban tidak tertolong.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya