Kuliah Daring Bikin Mahasiswi Ini Punya Usaha Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Purwakarta, IDN Times - Para mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) kampus Purwakarta memanfaatkan perkuliahan jarak jauh untuk mengembangkan usaha daring. Minat tersebut juga didukung oleh pihak kampus.
"Banyak di antara mahasiswa yang sudah memiliki usaha sendiri. Mereka kebanyakan memanfaatkan teknologi informasi," kata salah seorang dosen Program Studi Pendidikan Sistem dan Teknologi Informasi, Dian Permata Sari, Selasa (5/10/2021).
Di Prodi PSTI, para mahasiswa bisa mendapatkan teori yang dibutuhkan dalam mata kuliah enterpreneur dan sistem informasi bisnis. Mereka juga mendapatkan pelatihan di luar perkuliahan yang diisi dosen dan sesama mahasiswa.
1. Dosen dan mahasiswa gelar pelatihan pemanfaatan teknologi informasi
Kegiatan pelatihan juga digelar sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan serupa diadakan Prodi PSTI UPI Purwakarta dengan tajuk "Workshop Pembuatan Desain Katalog", Senin (4/10/2021) lalu.
"Kegiatan ini digelar untuk mengedukasi masyarakat supaya bisa memanfaatkan aplikasi yang ada seperti market place dan media sosial. Di kegiatan ini, kebanyakan pesertanya memang mahasiswa," tutur Dian saat ditemui di Kampus UPI Purwakarta.
2. Antusiasme pembeli belum diikuti optimalisasi teknologi informasi
Menurut Dian, pandemik COVID-19 telah mengubah kebiasaan masyarakat dalam berbelanja: yang awalnya berbelanja langsung ke gerai, kini menjadi berbelanja di toko daring atau aplikasi perdagangan digital.
Namun, Dian menilai antusiasme masyarakat untuk berbelanja daring belum diikuti penggunaan teknologi informasi yang optimal dari pedagang. "Optimalisasi teknologi informasi itu akan semakin membantu pedagang dalam berbagai hal," katanya.
3. Mahasiswa manfaatkan perkuliahan daring untuk berbisnis
Salah seorang mahasiswa UPI Purwakarta yang cukup sukses mengembangkan usaha toko daringnya ialah Duma Diani Sari Siregar (22 tahun). Mahasiswi semester tujuh itu menjadi pengecer (reseller) produk fashion muslimah, khususnya kerudung.
"Berbisnis mulai Maret 2021, karena termotivasi kuliah daring dari rumah. Kebetulan waktu itu mau lebaran jadi saya pilih berjualan kerudung di media sosial," kata Duma seusai mengisi workshop daring di kampusnya.
4. Pelaku usaha perlu berimprovisasi mengikuti kebiasaan pembeli
Duma mengakui teori yang diajarkan di perkuliahan selama ini sangat membantu dalam mengembangkan usahanya. Namun, ia mengatakan ada hal lain yang dibutuhkan pelaku usaha, yakni kemampuan berimprovisasi menyesuaikan diri dengan keadaan.
"Kita perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan pembeli, supaya lebih efektif. Misalnya, jangan gunakan foto itu-itu saja untuk promosi," ujar Duma. Berkat ketekunannya, ia bisa mendapatkan keuntungan tiga kali lipat dari modal.
Pada saat pertama kali berjualan, ia hanya bisa menjual empat helai kerudung. Namun, Duma kini mengaku bisa menjual lebih dari 500 kerudung dalam sebulan.
Baca Juga: Kegiatan UMKM Menurun di Kuartal IV-2020, Pelaku UMKM Tetap Optimistis
Baca Juga: Belanja Online di Masa PPKM Bikin Sampah Plastik di Sumsel Naik
Baca Juga: 5 Tips Puas Belanja Online agar Gak Tertipu Foto Katalog