Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi penumpang kereta api. (IDN Times/Rangga Efrizal)

Cirebon, IDN Times - Menjelang arus mudik Lebaran 2025, PT KAI Daerah Operasi (Daop) 3 Cirebon mengidentifikasi sepuluh titik rawan yang berpotensi mengganggu perjalanan kereta api. Dari total tersebut, enam titik berisiko mengalami banjir, sedangkan empat lainnya berada di area dengan tanah yang tidak stabil.

Berdasarkan pemetaan yang dilakukan PT KAI, enam titik rawan banjir berada di beberapa segmen jalur yang kerap tergenang air akibat hujan deras dan sistem drainase kurang optimal. Selain itu, meluapnya aliran sungai di sekitar rel juga memperburuk kondisi.

1. Potensi banjir ada di Cirebon hingga Brebes

Musibah banjir yang kerap melanda Balikpapan bisa ditekan jika pengembang menyediakan fasilitas bendali. (Dok. Istimewa)

Berdasarkan hasil pemetaan, lokasi tersebut meliputi KM 187+600-KM 187+800 (antara Stasiun Tanjung dan Losari), KM 206+000-KM 208+000 (antara Stasiun Babakan dan Waruduwur), KM 220+700-KM 220+800 (antara Stasiun Cirebon Prujakan dan Waruduwur).

Kemudian, KM 161+600 - KM 161+700 (antara Stasiun Brebes dan Tanjung), KM 243+200 - KM 243+600 (antara Stasiun Sindanglaut dan Ciledug), dan KM 252+500 - KM 252+800 (antara Stasiun Ciledug dan Ketanggungan).

Manajer Humas Daop 3 Cirebon, Muhibbudin menjelaskan, banjir di jalur-jalur tersebut kerap terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat air menggenangi rel.

"Kalau tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan keterlambatan perjalanan atau bahkan penghentian operasional sementara," kata Muhibbudin di Stasiun Cirebon, Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (19/3/2025).

2. Empat titik rawan muncul akibat tanah labil

ilustrasi mudik di malam hari naik kereta api (vecteezy.com/generasi7bintang2)

Selain itu, empat titik lainnya di jalur KA Daop 3 Cirebon dikategorikan sebagai area dengan tanah yang labil. Struktur tanah tidak stabil dapat menyebabkan pergeseran rel atau amblesan yang bisa membahayakan perjalanan kereta api.

Area yang termasuk dalam kategori ini antara lain KM 149+600-KM 152+200 (jalur hulu antara Stasiun Cilegeh dan Kadokangabus), KM 175+100-KM 175+700 (jalur hulu antara Stasiun Telagasari dan Jatibarang), KM 146+600-KM 152+500 (jalur hilir antara Stasiun Kadokangabus dan Cilegeh), dan KM 175+100 - KM 175+600 (jalur hilir antara Stasiun Telagasari dan Jatibarang)

Muhibbudin menambahkan, tanah labil di titik-titik ini dipengaruhi oleh faktor geologi, kelembapan tinggi, serta getaran yang dihasilkan dari operasional kereta api.

"PT KAI telah melakukan berbagai langkah mitigasi, seperti menambah material penguat agar jalur tetap aman," ujar Muhibbudin.

3. Upaya antisipasi dan kesiapan infrastruktur

ilustrasi mudik di malam hari naik kereta api (vecteezy.com/generasi7bintang2)

Untuk memastikan kelancaran perjalanan selama musim mudik, PT KAI Daop 3 Cirebon telah melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan jalur rel.

Langkah-langkah yang telah dilakukan meliputi, penggantian 31 unit wese, pemasangan 4.353 batang bantalan sintetis, penggantian 9.000 batang bantalan beton, peremajaan rel sepanjang 15.900 meter, pemasangan 49.600 penambat rel, hingga ormalisasi fondasi rel sepanjang 5.300 meter.

Selain itu, PT KAI pun menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) di 17 titik yang tersebar di sejumlah stasiun strategis, termasuk Pabuaran, Pasirbungur, Pegaden Baru, Haurgeulis, Terisi, Jatibarang, Arjawinangun, Cirebon, Cirebon Prujakan, Babakan, Tanjung, Bulakamba, Brebes, Sindanglaut, Ciledug, Ketanggungan, dan Songgom.

Menurut Muhibbudin, AMUS berisi berbagai peralatan darurat seperti batu balas, bantalan rel, dan material lain yang diperlukan untuk perbaikan jalur secara cepat jika terjadi kendala di lapangan.

"Kami juga mengerahkan petugas tambahan yang akan melakukan pemantauan intensif di titik-titik rawan serta meningkatkan jumlah petugas pemeriksa jalur (PPJ) selama periode mudik Lebaran," ujarnya.

Editorial Team