Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Jabar Diminta Waspada, Potensi Hujan Ekstrem hingga 7 Februari

Ilustrasi hujan lebat (pexels.com/ Thgusstavo Santana)

Bandung, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi peningkatan intensitas hujan, hingga terjadinya hujan ekstrem di Jawa Barat, dalam periode 2-7 Februari 2025.

"Hal ini, berkaitan dengan adanya bibit siklon tropis yang baru saja muncul di perairan Samudera Hindia, yang kemungkinan dapat membahayakan pelayaran atau publik baik secara langsung, ataupun tidak langsung," kata Kepala BMKG Dwikorita, dalam konferensi pers digital, Sabtu (1/2/2025) malam dikutip dari ANTARA.

1. Hujan masih terjadi sampai Maret

ilustrasi bermain air hujan (pexels.com/Alex P)

Dwikorita menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Jabar masih dalam puncak musim hujan hingga akhir Februari atau Maret mendatang, yang masih dipengaruhi angin muson dari Asia yang semakin menguat dan disertai dengan La Nina lemah yang diprediksi berlangsung hingga bulan Maret-April.

Kemudian, lanjut dia, ada juga pengaruh Madden-Julian Oscillation (MJO) yang semakin bergerak ke arah Indonesia bagian tengah dan pengaruh seruakan udara dingin dari dataran tinggi di Asia atau dataran tinggi Siberia.

"Hal ini terjadi sejak beberapa hari lalu, selain juga masih ada kondisi liabilitas atmosfer secara lokal di beberapa wilayah Indonesia, dan pengaruh gelombang equator yang akan masih sama dalam sepekan ini nah yang berbeda adalah munculnya bibit siklon tropis di tiga titik," katanya.

2. Antisipasi juga angin kencang

Pohon kelapa tumbang akibat angin kencang di Tabanan, Sabtu (1/2/2024) (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Adapun bibit siklon yang muncul adalah 90S di Selatan NTT-NTB, 96P di Teluk Karpentaria Papua, dan yang paling dekat Jabar adalah 99S di Selatan Banten.

"Ini kalau saya sebutkan adalah 'pemain baru' selain kondisi yang kita alami beberapa hari terakhir," ucapnya.

Atas adanya bibit siklon tropis ini, lanjut dia, perlu diwaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat yang dapat berkembang menjadi sangat lebat dan ekstrem di seluruh provinsi di Papua, NTT, NTB, Bali, Jatim, Jateng, DIY, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, sampai Jawa Barat dan Jambi.

"Nah, selain peningkatan curah hujan yang dapat mencapai sangat lebat dan dimungkinkan menjadi ekstrem, juga perlu diantisipasi angin kencang dan juga gelombang yang dapat mencapai 2,5 meter hingga 4 meter di perairan Samudera Hindia dari Bengkulu hingga NTT (termasuk Jabar)," ucapnya.

3. Pemda harus siap hadapi bencana hidrometeorologi

Pohon Tumbang di Jalan Diponegoro Gang 3, Kota Batu. (Dok. Humas Polres Batu)

Plt Sestama BMKG Guswanto, mengungkapkan dalam aktivitas cuaca yang terjadi, pihaknya juga melihat adanya pertumbuhan awan kumulonimbus dalam periode 2-7 Februari 2025 tersebut, dengan cakupan 50-75 persen di Samudera Hindia, Selat Malaka, Aceh, Sumatera Utara, Laut Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Laut Banda, Papua Barat, dan Papua.

"Dan awan dengan cakupan lebih besar dari 75 persen yang sangat membahayakan jalur penerbangan ada di Samudera Hindia Selatan Jawa, Aceh, Laut Flores, Laut Banda, lalu ada di Samudera Pasifik Utara Papua, dan Laut Arafurura," tutur dia.

BMKG mengimbau pemerintah daerah hingga pihak terkait untuk bersiap-siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir banjir bandang hingga tanah longsor.

Masyarakat juga perlu memitigasi. Tapi mitigasi yang sesungguhnya adalah bagaimana mengenali cuaca dengan baik dan bagaimana mengenali lingkungan tempat tinggal kita. Misalkan, ketika lihat di hulu awan gelap segera menjauh dari bantaran sungai beberapa kilometer.

Share
Topics
Editorial Team
Debbie sutrisno
EditorDebbie sutrisno
Follow Us