Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Usai Kerusuhan, Taman Pataraksa Cirebon Tak Lagi Ramah Publik

20250901_113933.jpg
Aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Sabtu (30/8/2025), menyisakan kerusakan parah pada Taman Pataraksa, salah satu ruang terbuka yang menjadi ikon Kota Sumber.
Intinya sih...
  • Taman Pataraksa, ikon Cirebon, rusak parah akibat aksi unjuk rasa
  • Kaca pecah, pagar hilang, fasilitas anak lenyap, kerugian mencapai miliaran rupiah
  • Pemerintah daerah akan menghitung ulang kemampuan fiskal untuk pemulihan taman dan infrastruktur lainnya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Sabtu (30/8/2025), menyisakan kerusakan parah pada Taman Pataraksa, salah satu ruang terbuka yang menjadi ikon kota Sumber.

Taman yang berada tepat di seberang gedung legislatif itu kini nyaris tak berbentuk akibat ulah massa yang melempar, merusak, hingga membakar sejumlah fasilitas di dalamnya.

1. Kaca pecah hingga pagar hilang

20250901_113950.jpg
Aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Sabtu (30/8/2025), menyisakan kerusakan parah pada Taman Pataraksa, salah satu ruang terbuka yang menjadi ikon kota Sumber.

Pantauan IDN Times, Selasa (2/9/2025), kondisi taman yang biasanya ramai dikunjungi warga untuk bersantai dan berolahraga, kini berubah drastis. Galeri terbuka yang biasa digunakan untuk pameran seni maupun kegiatan masyarakat hancur berantakan.

Beberapa tiang penyangga roboh, atap galeri bolong, sementara pagar pembatas besi di sekeliling taman hilang tercerabut.

Di sisi timur taman, kaca-kaca pembatas yang menghias area duduk pecah berserakan. Pecahan kaca bercampur dengan puing-puing bangunan, menimbulkan potensi bahaya bagi pengunjung yang masih mencoba melintas.

Karpet rumput sintetis yang menjadi alas area rekreasi hangus terbakar di beberapa titik. Bekas pembakaran terlihat jelas dengan warna hitam pekat menutupi hampir setengah permukaan taman.

Tak hanya itu, fasilitas ramah anak yang biasanya menjadi daya tarik utama bagi keluarga turut lenyap. Ayunan, perosotan, dan alat permainan lain raib dari lokasi. Diduga kuat perusakan diikuti dengan penjarahan.

Area yang tersisa hanya menyisakan bekas baut tercabut dan pondasi kosong.

Seluruh tembok taman, termasuk dinding galeri, dicoret-coret dengan cat semprot berisi nada kecaman politik. Coretan vandalisme itu menutupi mural seni yang sebelumnya menghiasi dinding dengan warna-warna cerah.

Kini, yang tampak hanya pesan bernada marah dan protes keras terhadap pemerintah daerah.

2. Kerugian cukup besar

20250830_152306.jpg
Aksi unjuk rasa gabungan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (30/8/2025), berakhir ricuh dan meninggalkan jejak kerusakan yang cukup parah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Dede Sudiono mengatakan, pihaknya masih melakukan inventarisasi menyeluruh terkait kerusakan taman.

Menurutnya, proses perhitungan kerugian tidak bisa dilakukan cepat karena hampir seluruh fasilitas taman mengalami kerusakan signifikan.

“Tim kami sudah turun sejak beberapa hari untuk menghitung satu per satu fasilitas yang rusak. Dari pagar, galeri, permainan anak, sampai karpet sintetis. Sejauh ini indikasi kerugian cukup besar, kemungkinan mencapai miliaran rupiah,” kata Dede, Selasa (2/9/2025).

DLH juga mengaku kesulitan melakukan pemulihan cepat karena beberapa fasilitas harus diganti total, bukan hanya diperbaiki. Misalnya, galeri yang membutuhkan struktur baru, serta alat bermain anak yang hilang.

Warga yang datang ke taman pada Selasa pagi tampak kaget dengan kondisi tersebut. Salah satunya, Siti Aisyah (34), warga Sumber, mengaku kecewa karena taman yang menjadi tempat rekreasi keluarga mendadak rusak parah.

“Biasanya saya bawa anak main ke sini. Sekarang sudah hancur, bahkan tempat main anak hilang. Sangat menyedihkan, ini taman kebanggaan kita,” ujarnya.

3. Menghitung ulang kemampuan fiskal daerah

20250830_141952.jpg
Aksi unjuk rasa gabungan berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berujung kerusuhan besar pada Sabtu (30/8/2025) siang.

Kerusakan Taman Pataraksa menambah daftar panjang infrastruktur publik yang terdampak akibat aksi unjuk rasa tersebut. Sebelumnya, aksi massa juga menyebabkan kerusakan hampir menyeluruh di Gedung DPRD Kabupaten Cirebon.

Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, mengecam keras perusakan fasilitas umum. Menurutnya, aksi demonstrasi seharusnya tidak dilakukan dengan cara merusak aset publik yang dibangun menggunakan uang rakyat.

“Kami memahami aspirasi masyarakat. Tapi merusak fasilitas umum tidak bisa dibenarkan. Taman Pataraksa adalah milik bersama, dibangun dari APBD untuk dinikmati masyarakat. Saya berharap semua pihak bisa menjaga, bukan menghancurkan,” katanya.

Imron memastikan pemerintah daerah akan segera berkoordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini, termasuk dugaan penjarahan fasilitas taman.

Pemkab Cirebon juga berencana melakukan refocusing anggaran guna mempercepat perbaikan taman dan sejumlah infrastruktur lain yang terdampak kerusuhan.

“Pemulihan harus segera dilakukan, karena masyarakat sangat membutuhkan ruang terbuka. Tapi tentu kami perlu menghitung kembali kemampuan fiskal daerah,” ucapnya.

Sejumlah aparat Satpol PP dan kepolisian masih terlihat berjaga di sekitar Taman Pataraksa. Garis polisi dipasang di beberapa titik, khususnya di area bekas pembakaran dan galeri yang roboh, guna mencegah warga masuk lebih jauh.

Hingga kini, Taman Pataraksa masih tertutup untuk aktivitas publik. DLH memperkirakan butuh waktu berbulan-bulan untuk memulihkan kembali taman menjadi layak dikunjungi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Penembakan Gas Air Mata di Unpas-Unisba Langgar HAM? Ini Kata Menteri Pigai

04 Sep 2025, 21:45 WIBNews