Terdampak Tarif Trump, Torch Manuver ke Asia Tenggara

Bandung, IDN Times - Penerapan Tarif Trump timbal balik (resiprokal) sebesar 32 persen kepada Indonesia berdampak pada strategi bisnis jenama Indonesia. Salah satunya industri tas perlengkapan outdoor asal Bandung yang terpaksa menunda dalam melakukan ekspansi.
Torch sendiri menargetkan akan membangun seratus unit store baik offline dan online yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mendekatkan dengan pangsa pasar yang diincar.
"Selain store-store mandiri seperti ini, kami juga lagi uji coba kerja sama dengan beberapa BUMN menggunakan asetnya BUMN. Istilahnya untuk kami juga capital expand-nya gak terlalu besar di era sekarang yang ekonominya penuh ketidakpastian," ujar Co-founder and CEO of Torch, Ben Wirawan saat ditemui di gerai sekaligus kantor barunya, Jalan Lembong nomor 30, Kota Bandung, Sabtu (26/4/2025).
1. Dapat respons positif di pasar Amerika

Sementara, untuk melakukan ekspansi ke luar negeri, pria yang akrab dengan panggilan Om Ben ini menyatakan ada beberapa kabar baik dan buruk. Salah satu kabar baiknya, Torch beberapa kali sudah melakukan penjualan melalui Amazon ke Amerika Serikat dan itu berdampak positif bagi ekonomi perusahaan.
Bahkan, Torch mendapatkan respons positif di pasar Amerika dan tergolong bisa bersaing dengan beberapa merek lain dari Tiongkok.
"Menariknya, Indonesia tuh di mata orang-orang market negara maju itu rupanya kita di atas produk China, tapi masih di bawah merek-merek yang umurnya udah ratusan tahun. Jadi switch spot itu kami ambil, kami masuk di switch spot itu dan itu sebenarnya berjalan dengan baik di Amerika," katanya.
2. Kandas ekspansi akibat Trump

Namun, di tengah baiknya penerimaan pasar di Amerika Serikat, Torch justru kini terhalang dengan adanya kebijakan Tarif Trump yang menyulitkam ekspor ke negara Paman Sam tersebut. Hal itu juga membuat ekspansi terkendala.
"Rencananya mau kami kembangkan kemarin itu, kami kerja sama dengan satu perusahaan lagi di sana dan mereka semangat sekali untuk ngembangin torch. Cuma masalahnya ternyata ada Tarif Donald Trump, jadi liberation day-nya Trump ini membingungkan semua pengusaha termasuk Torch," katanya.
Om Ben mendukung agar Pemerintah Indonesia segera membuat kebijakan mengatasi persoalan ini agar produk Indonesia bisa tetap lebih bersaing di pasar AS.
"Jadi ini sebenarnya agak menggangu dan saya pikir negara juga harus memikirkan ini dengan baik, karena pengusaha kayak kami sudah terbukti sebenarnya bisa masuk ke sana, negara mau dorong, itu mami bisa kembangkan di sana," ujarnya.
3. Melirik pasar Asia Tenggara

Di tengah ketidakpastian kebijakan tarif Donald Trump, kata dia, para pengusaha terutama tas seperti Torch dapat memaksimalkan pasar Asia seperti Malaysia, Thailand dan Filipina.
"Karena sekarang Amerika lagi seperti itu, makanya kami sekarang lagi melirik ke Asia Tenggara. Jadinya yang kami lirik sekarang nomor satu adalah Malaysia, Filipina dan Thailand," katanya.