Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Modifikasi Cuaca di Jabar Diklaim Dapat Kurangi Hujan 30-60 Persen

Gambar oleh StockSnap dari Pixabay

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan modifikasi cuaca selama sepuluh hari untuk meminimalisir terjadinya peristiwa bencana alam akibat hujan dengan intensitas lebat. Langkah ini sudah dilakukan sejak Selasa (11/3/2025).

Modifikasi cuaca ini dilakukan dengan cara menaburkan NACL atau garam berukuran tertentu melalui pesawat di beberapa titik yang sudah dipetakan. Sementara, pemerintah menggunakan pesawat dari TNI AU uang diterbangkan melalui Bandara Husein Sastranegara.

Gubernur Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, modifikasi cuaca yang dilaksanakan ini merupakan bentuk respons atas terjadinya sejumlah bencana di wilayah Jabar karena kondisi cuaca ekstrem.

"Ini salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Jabar dalam mencermati berbagai perkembangan bencana yang terjadi, di antaranya adalah bencana banjir dan longsor," ujar Dedi, dikutip Rabu (12/3/2025).

1. Hujan dipindahkan ke pantai dan waduk

ilustrasi hujan. (IDN Times/Febriana Sinta)

Sementara itu Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto mengatakan, modifikasi ini dilakukan agar dapat menggeser awan yang menyebabkan hujan besar dari daratan Jawa Barat, pindah ke pantai selatan atau pun waduk.

"Sehingga seluruh permukaan Jawa Barat masih mampu menampung air hujan yang turun, sehingga tidak mengakibatkan banjir," ujar Tri Handoko.

Operasi ini, kata dia, hanya menurunkan intensitas hujan terutama di wilayah-wilayah yang berpotensi bencana dengan perkirakan dapat mengurangi curah hujan antara 30-60 persen.

"Jadi kalau curah hujannya 10 mm, setelah disemai hujannya akan berkurang segitu," katanya.

2. Diklaim mampu kurangi 30-60 persen intensitas hujan

(IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Modifikasi cuaca yang kini dilakukan juga bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah daratan, seperti jika sudah terlihat ada awan-awanan yang berpotensi menjadi hujan yang lebat di daratan maka akan dimodifikasi dengan menabur kalsium oksida, kapur tohor atau CaO.

"Begitu awan tumbuh, kami semai dengan bahan tertentu CaO supaya yang tadinya sangat lebat kalau tidak kami apa-apakan, dia menjadi lebat atau bahkan sedang. Gitu ya," katanya.

Tri mengatakan, modifikasi cuaca ini kemungkinan akan mampu mengurangi curah hujan ekstrem yang turun antara 30 sampai 60 persen. 

Kami set operasinya sekitar 30 sampai 60 persen pengurangan curah hujannya. Kalau awalnya 100 hujan milimeter (satuan hujan yang jatuh) misalnya, ya kami kurangi 30 menjadi 70 milimeter sampai 60 menjadi 40 milimeter," ungkapnya. 

3. Bahan sudah disiapkan sampai sepuluh hari

Garam modifikasi Cuaca

Tri menambahkan, modifikasi cuaca ini akan memberikan efek yang berbeda-beda, hal ini tergantung dari umur awan. Misalnya awan kumulus, itu hanya memerlukan waktu satu jam untuk disemai garam dan akan turun hujan.

"Karena awan ada fasenya. Kalau awan-awan yang sudah seperti kumulus, kalau kami semai itu bisa dalam waktu satu jam kemudian jadi hujan. Kalau sudah sangat matang, belum kelihatan ya sangat matang itu mungkin 10 menit jadi hujan," katanya.

Untuk modifikasi di Jabar, mereka menyiapkan beberapa ton NACL dan CaO yang akan disebarkan di beberapa titik tertentu dengan menggunakan pesawat TNI AU.

"Sekali terbang pesawat membawa 800 kilogram sehari, kami set sekitar tiga ya, sehingga 2,4 ton per hari. Artinya, total sepuluh hari ada 240 ton," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Galih Persiana
EditorGalih Persiana
Follow Us