Mau Beli Rumah Pertama? Ini Tips agar Tak Tertipu Developer Bodong

Bandung, IDN Times - Belakangan ini ramai di media sosial terkait banyaknya develepor bodong yang melakukan penipuan pada masyarakat. Hasilnya, pembeli tidak dapat sertifikat rumah usai pemilik menyelesaikan cicilan.
Untuk mengantisipasi penipuan ini, Direktur utama BTN Nixon LP Napitupulu memberikan tips bagi masyarakat yang hendak membeli rumah. Pertama, ketika calon pembeli melakukan survei dan bertemu dengan pengembang, pastikan rumah yang hendak dibeli itu sertifikatnya sudah ada.
"Jangan lupa cek sertifikat dan sebagai pembeli ga usah malu nanya sertifikatnya bagaiimana, kan haknya dia dong. Sama seperti kita beli motor kan tanya mana BPKB-nya. Kemudian tanya juga izin membangunnya bagaimana," kata Nixon dalam peresmian Gedung Kantor Wilayah BTN Jawa Barat, di Kota Bandung, Jumat (28/2/2025).
1. Pastikan ada IMB

Kemudian, calon pembeli pun harus memastikan pembangunan perumahan itu sudah memiliki IMB atau izin mendirikan bangunan. Biasanya sebelum melakukan pembangunan pengembang harus sudah mendapatkan izin ini dari dinas terkait.
Hal ini harus diketahui dari awal sehingga pembeli sudah tahu bahwa bangunan akan dibangun di atas tanah yang memang legal berdasarkan surat-surat dan izin.
"Jangan tergiur dengan desain cantik dan promo doang," ujarnya.
Menurutnya, sejak 2019 BTN telah menyalurkan KPR tanpa sertifikat sebanyak 120.000 rumah. Rumah tersebut dikelola kurang lebih sebanyak 4.000 developer yang tidak bertanggung jawab.
2. Jangan takut untuk mempidanakan

Dia menyebut pembeli yang sudah tertipu oleh developer bodong pun harus berani mempersoalkan ini ke kepolisian. Ini juga yang dilakukan BTN ketika kedapatan ada mitra tidak baik di mana satu rumah yang dikembangkan ternyata sudah beberapa kali dilakukan akad dengan bank lain.
"Kalau begini kan kasian pada pembeli. Developernya tidak tanggung jawab. Kita juga kadang susah kejar ke mana (develepor nakal)," ungkapnya.
Meski demikian, saat ini BTN sudah semakin selektif memberikan pembiayaan kepada pengembang yang ada. Berbeda dengan dulu yang seleksinya kurang ketat, sekarang developer baru pun bakal lebih sulit dapat dana agar memastikan keabsahan lahan dan lainnya.
"Developer baru jangan ngeluh kalau lebih ketat, karena kita ingin agar barangnya ada jangan sampai mereka (pembeli) jadi korban," kata dia.
3. Targetkan pengembangan 140 ribu rumah di Jabar

Nixon mengatakan, tahun ini BTN menargetkan bisa merealisasikan 350.000 rumah melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi. Dari jumlah tersebut sekitar 35 persen hingga 40 persen dikontribusi dari Jawa Barat.
Menurut dia, Jawa Barat merupakan kantung KPR terbesar di Indonesia. Sehingga ia akan mengoptimalkan ceruk ini agar target perseroan bisa tercapai. "Karena Jawa Barat, terus terang, adalah kantong KPR terbesar di Indonesia saat ini. Nomor dua adalah Jawa Timur. Jadi, kita tetap mengejar dominasi pasar KPR di wilayah ini," ungkapnya.
Sehingga, dengan melihat historis kinerja penjualan rumah di Jawa Barat yang mencapai 40 persen, setidaknya ia meyakini dalam 10 bulan ke depan pihaknya bisa menyalurkan kredit untuk 140.000 rumah di Jawa Barat.
"Kita harus optimis. kita masih punya stok properti lebih dari 500.000 unit di seluruh Indonesia, yang berasal dari developer-developer yang bekerja sama dengan BTN, baik properti yang ready stock, tahap pembangunan maupun berupa lahan mentah," jelasnya.