Masyarakat Diimbau Waspada Nyamuk DBD Saat Musim Pancaroba

- Kewaspadaan DBD di musim pancaroba
- Anak dan lansia rentan terhadap DBD
- Edukasi dan pelatihan kader jumantik sebagai langkah pencegahan
Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran demam berdarah dengue (DBD), terutama di tengah musim pancaroba. Dari data dinkes Bandung, sepanjang tahun 2025 tercatat 1.653 kasus DBD dengan empat di antaranya berujung kematian.
Kharina Helhid, dokter umum dari Rumah Sakit Siloam Purwakarta menyampaikan bahwa tren kasus DBD cenderung meningkat setiap musim hujan termasuk ketika pancaroba akibat kondisi lingkungan yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
“Gejala awal DBD sering disalah artikan sebagai flu atau infeksi virus ringan. Padahal, deteksi dini sangat krusial dalam mencegah kondisi berat seperti syok dengue yang dapat berujung pada kematian,” ujar dr. Kharina Helhid melalui siaran pers diterima IDN Times, Minggu (27/7/2205).
1. Anak dan lansia paling rentan

Ia juga mengingatkan bahwa anak-anak dan lansia merupakan kelompok yang paling rentan terhadap komplikasi DBD. Untuk itu, program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Plus menjadi salah satu pilar penting untuk memutus rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor virus DBD.
Langkah ini yang coba dijalankan Holywings Peduli, melalui program CSR, bekerja sama dengan Helen’s Night Mart Karangsari Bandung, dengan menyelenggarakan seminar kesehatan bertema 'Waspada Demam Berdarah: Cegah dan Tangani Sejak Dini'. Kegiatan ini merupakan respons terhadap tingginya angka kasus DBD di Indonesia pada awal tahun 2025. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, hingga Mei 2025 tercatat lebih dari 55.000 kasus DBD di seluruh Indonesia, dengan angka kematian mencapai 439 jiwa. Angka ini mengalami peningkatan signifikan dibanding periode yang sama pada tahun 2024. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi.
Para peserta dikenalkan kembali dengan metode 3M Plus guna mengantisipasi meningkatnya penderita DBD. Metode 3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat penyimpanan air, Mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk, Plus tindakan tambahan seperti menabur larvasida, menggunakan kelambu, dan fogging.
2. Edukasi harus terus dilakukan

Andrew Susanto selaku Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli menyampaikan harapannya agar seminar ini menjadi pemicu terbentuknya kesadaran kolektif. Seminar ini merupakan bagian dari upaya kami untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap isu-isu kesehatan yang penting.
"Kami percaya bahwa edukasi merupakan langkah awal yang paling efektif dalam mencegah berbagai penyakit.” tuturnya Andrew Susanto.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh peserta seminar, meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, kolesterol serta konsultasi dengan dokter umum dari Rumah sakit Siloam Purwakarta.
Lebih dari 150 peserta hadir dalam seminar di mana peserta yang berasal dari warga RW 01 Pasteur ini pun aktif mengikuti sesi tanya jawab.
"Saya sangat bersyukur bisa ikut seminar ini. Banyak informasi baru yang saya dapat, terutama tentang gejala awal DBD dan cara pencegahannya di rumah. Biasanya kami cuma tahu soal fogging, ternyata ada cara lain yang lebih efektif seperti 3M Plus," ujar Ibu Lilis Kartika (42 tahun), warga Kelurahan Pasteur tersebut.
3. Perbanyak kader jumantik

Kadinkes Kota Bandung Anhar Hadian mengatakan, Pemerintah Kota Bandung tengah melatih kader juru pemantau jentik atau jumantik di 30 kecamatan dengan menggandeng pihak swasta yakni Enesis Group. Nantinya, kader tersebut akan menjadi agen sosialisasi cara memberantas jentik nyamuk di wilayah masing-masing.
"Kalau di tiap rumah ada satu orang yang ditugaskan pantau jentik dan disiplin melakuakn itu hingga tidak ditemukan lagi jentik nyamuk di rumahnya, selesai sebenarnya," kata dia.
Tahun lalu, Anhar menyebut bahwa kasus DBD di Kota Bandung tergolong sangat tinggi, yakni mencapai 7.680 kasus. Dari jumlah tersebut, terdapat 25 pasien DBD yang meninggal dunia.
Sementara itu, angka kematian DBD di tahun ini tercatat ada 4 orang dari 1680 kasus. Meskipun secara persentase masih di bawah target mortalitas DBD nasional di 0,1 persen, namun ia menyebut angka tersebut harus terus ditekan.