(Sekretaris Umum MUI Jawa Barat Rafani Akhyar) IDN Times/Galih Persiana
Selain itu, Rafani menerangkan, dalam video yang beredar ini ada dua orang yang salat di belakang imam, namun posisinya berada di depan saf jamaah lainnya. Dia menegaskan, dalam video ini nampak dua orang yang seperti mengawal imam.
"Saya lihat di video itu imam itu seperti diapit pengawal dua orang, itu gak ada dari mana contohnya kan gak ada contohnya salat begitu. Masak imam dikawal? Namanya salat kan mau menghadap Allah ya yang maha kuat, maha kuasa kita ini adalah hamba jadi tidak ada lagi pengawalan atau apalah namanya," katanya.
Rafani menambahkan, soal penampilan makmum menggunakan jas dan dasi juga sangat mencerminkan kesan eksklusivitaa. Menurutnya, salat itu yang terpenting adalah menutup aurat dan rapih.
"Ketentuannya salat berjamaah justru harus dirapatkan. Terus pakai jas dasi mencerminkan eksklusif mereka itu sangat eksklusif. Kalau masyarakat umum gak mungkin salat pakai jas dasi segala di samping gak ada ketentuannya," katanya.
Dengan munculnya kontroversi dari Ponpes Al-Zaytun, ia mengartikan bahwa pondok pesantren yang diresmikan banyak tokoh bangsa ini perlu dipertanyakan. Sebab, kondisi Idul Fitri ini harusnya khidmat dan tidak ada kegaduhan.
"Yang harus direnungkan ini ada apa Al-Zaytun ini tiba-tiba viral hal kontroversi padahal umat baru saja Idul Fitri ya, tapi Alhamdulillah umat sudah dewasa Idul Fitri berjalan baik yang Jumat maupun Sabtu dengan khidmat," kata dia.