Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Sukses Suami-Istri Kena PHK Kini Mampu Ekspor Keripik Tempe

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) memang menjadi momok menakutkan untuk para pekerja. Ketakutan ini pula yang sempat dialami sepasang suami-istri di Kabupaten Sukabumi, Handry dan Vivi. Bermodalkan kenekatannya untuk berwirausaha, mereka kini menjadi pengusaha keripik tempe.

Handry bercerita, awalnya dia tidak ada kepikiran untuk menjadi seorang pengusaha keripik tempe. Pekerja kontraktor ini awalnya mengerjakan banyak proyek di Jakarta, tapi pada 2007 dia harus terkena PHK.

Hijrah bersam istri ke Sukabumi, Handry awalnya ingin mencari pekerjaan yang mirip. Sayangnya niatan itu tidak mudah karena lowongan pekerjaan di Sukabumi tidak banyak. Dia kemudian bekerja sebagai tim pemasaran rokok yang dijual untuk para petani.

Cukup lama menjadi penjual rokok di lapanga, Handry merasa bosan dengan bekerja untuk orang lain. Dia lantas bersama istrinya yang juga sudah lama terkena PHK mencoba berwirausaha sendiri dengan berjualan keripik tempe.

"Pas 2014 ini saya coba buat keripik tempe ini. Perjalanannya sangat panjang banyak tanatangannya sampai sekarang bisa sebesar ini," kata Handry ditemui di Sukabumi ketika melakukan ekspor keripik tempe Kahla ke Arab Saudi, Kamis (6/2/2025).

1. Tempe bukan sekedar makanan orang kecil

IDN Times/Debbie Sutrisno

Sang istri, Vivi, mengatakan bahwa selama ini tempe sering dianggap sebagai makanan orang kecil bahkan orang miskin. Padahal tempe ini sudah menjadi makanan tradisional dari Sukabumi bahkan di daerah lain di Indonesia juga. Ingin mengubah persepsi itu, Vivi coba berkreasi agar tempe bisa dinikmati bukan hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri.

"Ada segelintir orang yang bilan tempe ini makanan orang bawah, makanya saya gregetan ingin tempe ini dikenal banyak orang," kata dia.

Ketika awal berjualan Vivi langsung terjun di bisnis keripik tempe. Dia menilai tempe yang dijadikan keripik ini bisa tahan lebih lama untuk dikonsumsi ketimbang tempe basah yang biasa dijual di warung. Perlahan tapi pasti, tempe buatannya mampu diterima lidah masyarakat, bahkan sejak 2016 dia coba menjualnya ke luar negeri melalui sejumlah teman dan saudara yang bekerja di sana.

"Sekarang kita mampu memberdayakan masyarakat sekitar juga dari keripik tempe," kata dia.

2. Sudah bisa didapat di sejumlah negara

IDN Times/Debbie Sutrisno

Saat ini produk keripik tempe dengan merek Kahla juga dapat ditemukan di sejumlah negara seperti Thailand, Malaysia, Kanada, New Zealand, Korea Selatan, dan Australia. Dlam debut ekspornya, CV. Kahla Global Persada mengirimkan 1.200 box atau sekitar 28.728 pcs keripik tempe senilai 269 juta Rupiah ke Arab Saudi.

Keberhasilan ekspor ini juga menunjukkan bahwa tempe, makanan khas Indonesia, mampu merambah pasar global sebagai camilan sehat berkelas. Perusaan CV Kahla Global Persana sekarang sudah mempekerjakan 15 orang pegawai dan memiliki kapasitas produksi hingga 31.000 bungkus per bulan.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan ini. Muslimin menekankan bahwa ekspor ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan daya saing UMKM lokal di kancah global. Hal ini juga sejalan dengan tujuan program pengembangan UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong UMKM naik level.

"Dari kelompok subsisten, naik level menjadi UMKM potensial, lanjut ke level UMKM Sukses, lalu UMKM Go Digital, hingga UMKM Ekspor yang turut berperan dalam memperkuat neraca pembayaran Indonesia. CV Kahla Global Persada merupakan 1 dari 33 UMKM binaan Bank Indonesia Jawa Barat yang telah berhasil melakukan ekspor," kata Muslimin.

3. UMKM harus bisa punya daya saing global

IDN Times/Debbie Sutrisno

Dengan pelepasan ekspor ini, diharapkan makin banyak UMKM di Kabupaten Sukabumi yang termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk mereka agar mampu menjangkau pasar internasional. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi pelaku usaha kecil lainnya untuk terus berkembang dan berkontribusi dalam mendorong ekspor Jawa Barat yang pada tahun 2024 tumbuh melambat sebesar 12,09% (yoy) dari 12,43% (yoy) pada tahun 2023.

"Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah dan lembaga pemerintah lainnya akan terus memperkuat sinergi dan kolaborasi guna mendukung UMKM Indonesia naik kelas," kata dia.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah Kementerian UMKM dan Koperasi, Temmy Satya Permana, dalam sambutannya mengucapkan selamat atas keberhasilan ekspor perdana ke Arab Saudi. Diharapkan CV Kahla Global Persada dapat secara konsisten menjaga kualitas dan kapasitasnya agar dapat terus memperluas penetrasj pasar ekspor.

Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, menegaskan komitmennya dalam mendukung UMKM lokal untuk berkembang hingga kancah internasional. Ia juga berharap agar produk UMKM Sukabumi dapat masuk ke lebih banyak jaringan distribusi, termasuk SPBU Pertamina dan gerai ritel lainnya, agar semakin dikenal luas.

“Upaya ini selaras dengan misi Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi berbasis agribisnis serta pariwisata berkelanjutan,” ujar Marwan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us