Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Keluh Kesah Pedagang Pasar Andir, Penjualan Anjlok Bayar Sewa Tetap

Kondisi di Pasar Andir, Kota Bandung, yang sepi pembeli. IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Kondisi daya beli masyarakat dalam beberapa bulan terakhir yang menurun dirasakan juga para pedagang di Pasar Andir, Kota Bandung. Sejak pandemik COVID-19 usai, belum ada kenaikan jual beli yang signifikan. Bahkan dalam setahun ke belakang makin banyak pedagang gulung tikar.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Andir (P3A) Mochammad Rais Subarkan mengatakan, tahun ini menjadi tahun berikutnya kondisi tidak baik dirasakan para pedagang. Jumlah pengunjung ke pasar makin sedikit sehingga membuat pedagang kesulitan mendaptkan pemasukan.

"Kita seperti mati suri dalam artian hidup engga mati pun susah karena pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan operasional yang kita keluarkan," kata Rais saat berbincang dengan calon wali kota Bandung, Haru Suandharu di Pasar Andir, Kamis (10/10/2024).

Selama ini para pedagang mencoba terus bertahan di tengah himpitan perkembangan jaman yang harus mengeluarkan ongkos banyak tapi kondisi pasar pun seadanya.

1. Sulit bersaing harga dengan pasar online

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Andir (P3A) Mochammad Rais Subarkan. IDN Times/Debbie Sutrisno

Salah satu pedagang Pasar Andir, Ade menuturkan, selain persoalan pembeli yang sedikit, harga jual pun menjadi masalah bersama. Barang jualan seperti produk fesyen yang dijual di Pasar Andir sulit bersaing dengan yang dijual secara online maupun di mall atau swalayan.

Misalnya, ketika ada baju atau celan yang dijual di harga Rp25 ribu di e-commerce, harga ini dianggap tidak masuk akal untuk pedagang Andir. Karena, untuk barang yang didapat pedagang di pasar ini pun harga modalnya tidak sekecil itu.

"Pasar Andir ga bisa jual di harga segitu," kata dia.

 

2. Fasilitas tidak bagus dan tak memadai

Diskusi para pedagang di Pasar Andir, Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Hal lain yang dikeluhkan pedagang adalah fasilitas pasar yang makin hari makin runyam. Padahal pasar tradisional seperti ini tetap harus dibuat aman dan nyaman ketika dikunjungi calon pembeli. Harapannya, ketika mereka merasa nyaman maka akan berbelanja kembali ke pasar ini meski dalam persaingan harga cukup sulit.

"Keramik saja banyak yang bolong dan suka dipake ee (buang air besar) kucing. Sampah juga kurang terkordinir jadi acak-acakan," kata pedagang lainnya, Sani.

Selain itu, di dekat pasar ini pun belum ada anjungan tunai mandiri (ATM). Padahal keberadaan ATM ini bisa mempermudah membeli dan penjual dalam transaksi.

3. Harus banyak kegiatan dan segera perbaiki infrastruktur

IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, dalam audiensi bersama pedagang, Haru Suandharu mendapati bahwa kondisi perputaran ekonomi di Pasar Andir dalam kondisi memprihatinkan. Kondisi ruko yang sepi pembeli dan lingkungan pasar yang kotor menjadi aspirasi utama yang disampaikan oleh para pedagang.

"Setelah dialog dengan para pedagang di toko masing-masing, ya kita prihatin lah. Kondisinya kotor kemudian sepi pembeli. Kedepan harus kita perbaiki dengan termasuk pengelolaan sampah yang mudah-mudahan bisa kolaborasi dengan pengelola Perumda Pasar Juara termasuk pemerintah Kota Bandung," jelas Haru.

Haru menilai bahwa kondisi Pasar Andir dan pasar tradisional lainnya menjadi tanggung jawab pemerintah kota. Salah satu yang bisa segera dilakukan adalah dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan serta perbaikan infrastruktur.

"Untuk kebersihan pasar, pasti kita komunikasikan tanpa harus menunggu pelantikan. Apa yang bisa seger dilakukan terlebih kita punya perwakilan di DPRD untuk segera membenahi masalah yang ada," jelas Haru.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
Debbie sutrisno
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us