Belum Ada Kasus, Dinkes Jabar Tetap Minta Masyarakat Waspada HMPV

Bandung, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat memastikan warganya sudah bisa melawan virus Human metapneumovirus (HMPV) yang saat ini disebut Kementerian Kesehatan (Kemenekes) sudah ditemukan di Indonesia.
Adapun untuk temuan kasus tersebut di wilayah Jawa Barat hingga saat ini masih belum terlaporkan. Kepala bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Provinsi Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa mengatakan, HMVP ini mirip dengan flu burung dan pada 2001 pernah terlaporkan kasusnya.
"Rilis dari Pak Menkes memang sama dengan flu burung dan tidak perlu dikhawatirkan, karena memang mungkin awal-awal sih. Karena kita belum sering terpapar daya tahan tubuh kita banyak yang terkena, setelah sekarang itu sebenarnya sudah cukup bisa melawan," kata Rochady saat dikonfirmasi, Sabtu (18/1/2025).
1. HMPV beda dengan COVID-19

Dengan kondisi ini, Rochady meminta masyarakat jangan terlalu panik dan khawatir terhadap virus tersebut. Terlebih HMPV juga berbeda dengan COVID-19 yang sebelumnya menjadi pandemi di Indonesia. Ia memastikan kasusnya juga belum ditemukan di wilayah Jabar.
"Tidak sama dengan COVID-19, lebih mirip flu burung lah, lebih ringan dulu flu burung ya. Awal-awal kita dulu kan gak terlalu tinggi kematiannya, dan kalau yang flu burung H1N1 sudah terlaporkan, tapi kalau untuk HMPV ini belum terlaporkan hasil pemeriksaan yang positif di Jabar," ujarnya.
2. Tingkat fatalitas virus ini kecil

Meski begitu, Rochady memastikan, penyebaran H1N1 di Jawa Barat sudah ada delapan kasus. Flu Virus influenza B ada tiga kasus, dan COVID-19 juga masih ada empat kasus.
Ia menegaskan, tingkat fatalitas dari virus ini juga tidak seperti COVID-19 yang bisa menyebabkan kematian seperti saat awal kasus ini ditemukan.
"Intinya sih, kan arahnya bisa ke pneumonia, gangguan fisik di paru-paru ya, intinya sih kalau orang-orang yang sehat, kekebalannya tubuhnya bagus tidak fasilitas rate-nya tidak terlalu tinggi," katanya.
3. Jabar terapkan status waspada HMPV

Meski memiliki tingkat fatalitas yang rendah, dan kasusnya belum ditemukan di Jawa Barat, Rochady mengungkapkan, pemerintah pusat meminta agar statusnya tetap dalam waspada dan meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan jika mengalami sakit ketika ke luar rumah.
"Jadi sekarang dalam tingkat waspada, fatality rate-nya kan tidak terlalu tinggi, jadi masyarakat tidak usah panik itu pertama. Kedua di China itu meningkat kasusnya, ternyata kan hoaks," katanya.
Pemerintah Provinsi juga sudah meminta kabupaten dan kota menerapkan status waspada terhadap virus yang tengah merebak di China tersebut.
"Misalnya untuk orang-orang dengan imunitas yang rendah, kebersihan dirinya diperketat, menggunakan masker, mencuci tangan, tidak menyentuh alat-alat di area umum," katanya.
"Kemudian untuk yang sakit juga kalau bisa menggunakan masker supaya tidak menular kepada keluarganya," kata Rochady.