273 Siswa Bermasalah Lulus Pendidikan Barak Militer Ala Dedi Mulyadi

Bandung, IDN Times - Sebanyak 273 siswa bermasalah yang menjalani pendidikan karakter Panca Waluya berbasis militer di Dodik Bela Negara Rindam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan Purwakarta dinyatakan lulus.
Mereka merupakan gelombang pertama dan kini sudah diizinkan untuk kembali pulang dan menjalani pendidikan normal di sekolah masing-masing. Perpisahan para siswa-siswi ini digelar di Gedung Sate disaksikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
1. Bukti program ini berjalan dengan serius

Para siswa juga sebelumnya ikut gelaran upacara di Lapangan Gasibu untuk memperingati hari Kebangkitan Nasional. Para siswa menjalani pendidikan semi militer ini sejak 1-20 Mei 2025, mereka diberikan beberapa materi soal bela negara dan lainnya.
Dedi memastikan, lulusan angkatan pertama ini merupakan bukti bahwa Pemprov Jabar serius dalam menangani karakter para siswa bermasalah.
"Jadi membangun hubungan negara dengan rakyat, pemimpin dengan rakyat, itu urusan rasa, bukan urusan-urusan administrasi kenegaraan. Jadi ini salah satu bukti bahwa banyak orang meragukan apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar, tetapi akhirnya waktu yang menjawab," ujar Dedi, Selasa (20/5/2025).
2. Program tetap berlanjut meski banyak pro dan kontra

Dedi menegaskan, program ini dipastikan akan tetap berlanjut untuk angkatan-angkatan berikutnya. Di mana nantinya para siswa bermasalah ini akan dididik di barak militer berdasarkan restu orangtua masing-masing.
"Ya berlanjut dong, ini program kan angkatan pertama. Setelah itu mereka melewati pendidikan, nanti dua mingguan selama setahun ya, karena persiapan minat dan bakat. Kemudian setelah itu nanti ada angkatan baru," tuturnya.
3. Orangtua diarahkan oleh sekolah mengikuti kegiatan ini

Sementara itu orangtua siswa asal Kota Sukabumi, lilis mengatakan, anaknya yang kelas 11 mengikuti pendidikan karakter ini berdasarkan arahan dari sekolah. Di mana saat itu sekolah membeberkan kondisi anaknya di sekolah.
"Di arahkan dari sekolah, ini aja suka bolos karena jarang ke sekolah gitu, karena malamnya suka main-main game gitu saja sih karena kurang disiplin saja. Jadi kelas 2 SMA terus proses sekolah jadi dialihkan," katanya.
Sementara, anaknya Sayid mengaku merasa lebih disiplin setelah mengikuti gelaran ini. Sebab ia di sana sudah diberikan jadwal khusus untuk mengikuti materi pendidikan karakter ini.
"Ya, bisa jadi disiplin gitu, lebih teratur, makan, tidur, sholat lima waktu terus bisa ketemu banyak teman-teman lah, dari banyak kota, kayak Bandung, terus Cirebon, Cikampek, jadi banyak teman lah ini ya," kata dia.