25 Orang Ditangkap Polisi Usai Kerusuhan di Kabupaten Cirebon

- Polisi menangkap 25 orang pendemo anarkis di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
- Aksi demo awalnya diajukan oleh mahasiswa dan pengemudi ojek online (ojol), namun disusupi kelompok tidak dikenal.
- Puluhan orang ditangkap dan proses hukum akan dijalankan sesuai peraturan yang berlaku.
Cirebon, IDN Times - Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon mengaku sudah menangkap 25 pendemo anarkis pada aksi unjuk rasa yang terjadi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu (30/9/2025).
Penangkapan ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas kerusuhan yang sempat memanas di kawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon.
1. Tidak ada informasi melakukan aksi ke DPRD

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni,menyampaikan pernyataan tersebut dalam rapat arahan yang dipimpin Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya, di Kantor Bupati Cirebon, Rabu (3/9/2025).
Menurut Sumarni, aksi demo awalnya diajukan oleh mahasiswa dan pengemudi ojek online (ojol) dengan tujuan menyampaikan aspirasi. Namun, dalam aksi tersebut disusupi kelompok tidak dikenal.
“Awalnya hanya mahasiswa dan ojol yang mengajukan permohonan demo kepada kami. Tidak ada informasi kalau mereka akan ke DPRD,” ujar Sumarni.
Ia menambahkan, pihak kepolisian memiliki keterbatasan personel dan peralatan untuk menghadapi massa yang membludak saat itu.
2. Puluhan orang ditangkap

Sumarni menjelaskan, pihaknya saat ini tengah menelusuri siapa saja pihak yang menggerakkan aksi tersebut.
Dari 25 orang yang telah diamankan, sebagian masih diperiksa intensif untuk mengetahui keterlibatan mereka dalam kerusuhan dan potensi pelanggaran hukum lain.
“25 orang sudah kami tangkap. Kami akan mencari nama yang menggerakkan mereka. Akan ada konsekuensi hukum bagi mereka yang terbukti melakukan pelanggaran,” jelas Sumarni.
Ia menekankan, seluruh proses hukum akan dijalankan sesuai peraturan yang berlaku, dan meminta agar Kejaksaan menuntut para pelaku dengan tepat.
3. Sabtu mencekam di Cirebon

Diberitakan sebelumnya, Aksi protes pengemudi ojek online (ojol) dan warga di Kabupaten Cirebon berakhir ricuh, Jawa Barat. Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon menjadi sasaran amuk massa, Sabtu (30/8/2025) siang.
Kerusuhan pecah setelah ratusan pengemudi ojol yang berkumpul sejak pagi tidak bisa menahan emosi atas meninggalnya Affan, rekan mereka, yang dilindas kendaraan taktis Brimob saat demonstrasi di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pantauan di lapangan, sejak pukul 12.00 WIB, massa pengemudi ojol mulai memadati kawasan sekitar gedung DPRD Kabupaten Cirebon, Jalan Sunan Bonan, Kecamatan Sumber. Mereka datang beriringan, sebagian besar menggunakan atribut seragam hijau-hitam yang khas.
Namun, situasi memanas sekitar pukul 12.30 WIB. Sejumlah massa mencoba mendekat ke pagar utama DPRD. Aparat keamanan yang berjaga berusaha menahan, tetapi bentrokan kecil tak terhindarkan. Batu, botol air mineral, dan benda-benda keras mulai beterbangan.
Sekira pukul 12.15 WIB, massa berhasil merangsek masuk ke area gedung DPRD setelah pagar depan roboh didorong beramai-ramai. Begitu masuk, amarah mereka meledak.
Dari pantauan langsung, puluhan orang segera menuju ruang paripurna. Kursi, meja, dan perangkat elektronik di ruang tersebut dihancurkan. Mikrofon patah berserakan di lantai, sementara jendela-jendela kaca pecah dilempari benda keras.
Api mulai berkobar sekitar pukul 12.30 WIB di sisi samping gedung, diduga berasal dari tumpukan kursi dan kertas dokumen yang dibakar. Asap hitam mengepul tinggi hingga terlihat dari radius beberapa kilometer.
Petugas pemadam kebakaran baru tiba setelah api semakin membesar. Massa yang masih bertahan di dalam gedung membuat proses pemadaman terhambat.
Selain ruang paripurna, sejumlah ruangan lain juga rusak. Ruang sekretariat DPRD porak-poranda, dengan komputer dan arsip berserakan di lantai. Dinding-dinding dipenuhi coretan semprot berisi kecaman kepada aparat dan pemerintah. Beberapa titik kaca gedung pecah total.
Suasana di lokasi sangat mencekam. Teriakan massa bercampur suara sirine mobil pemadam kebakaran. Sejumlah aparat TNI diterjunkan untuk menahan kerusuhan agar tidak merembet ke gedung pemerintahan lain di sekitar kompleks.
Pantauan hingga pukul 13.20 WIB, sisa-sisa kebakaran masih mengepulkan asap. Beberapa titik api berhasil dipadamkan, tetapi kondisi gedung DPRD terlihat rusak berat. Sebagian atap runtuh, kaca pecah, dan halaman depan penuh puing serta bekas pembakaran.
Akibat kerusuhan ini, arus lalu lintas di sekitar Jalan Sunan Bonang lumpuh total. Kendaraan dialihkan ke jalur alternatif. Pedagang kaki lima yang biasa mangkal di sekitar gedung memilih menutup lapak sejak siang karena khawatir situasi semakin memburuk.