Kang Ace: Azzainiyyah Hidupkan Tradisi Keberagamaan Berbasis Sanad

Ribuan santri padati puncak tahlil akbar haul KH Zezen

Sukabumi, IDN Times - Pondok Pesantren Azzainiyyah yang didirikan (alm) KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyab ditengarai selalu menghidupkan tradisi keilmuan dan keberagamaan berbasis sanad. Sehingga para santrinya senantiasa berpijak pada penghormatan terhadap guru serta asal-usul keilmuan.

Demikian dikatakan Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat memberikan sambutan pada Puncak Tahlil Akbar Haul (alm) KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyab ke-7 di Aula Majlis Siti Khodijah Pondok Pesantren Azzainiyyah Nagrog Sinar Barokah Selabintana Sukabumi, Rabu (5/10/2022) malam.

Dalam acara yang dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah itu, Kang Ace, begitu Tubagus Ace Hasan Syadzily disapa, menyebutkan, pengetahuan berbasis sanad dan penghormatan pada guru sangat penting ditengah perkembangan zaman saat ini. Dimana ilmu pengetahuan sangat mudah diperoleh secara instan dari berbagai kanal media sosial.

“Namun tentu saja bagi pengetahuan dan ibadah keagamaan apa yang didapat dari media sosial tidak akan mencukupi, ia harus disempurnakan dengan kejelasan sanad dan guru bahkan mursyid,” kata Kang Ace yan dikenal sebagai tokoh yang sangat dekat dengan kalangan pesantren ini.

1. Hadir bersama ribuan santri

Kang Ace: Azzainiyyah Hidupkan Tradisi Keberagamaan Berbasis SanadIDN Times/Istimewa

Pada kegiatan yang dihadiri sejumlah tokoh dan ulama itu, Kang Ace, mengaku sangat terhormat bisa hadir ditengah ribuan kaum muslimin yang memadati lebih dari lima hektare area pondok pesantren tersebut.

Kegiatan Haul sekaligus Milad Ponpes Azzainiyyah ke-42 dan Milad Iqomah Nusantara ke-12 itu makin semarak karena menampilkan berbagai kreasi santri, manakib dan pembacaan dzikir serta salawat yang dipancarluaskan secara daring melalui berbagai saluran media sosial yang dimiliki Ponpes Azzainiyyah itu.

“Alhamdulilah pada haul kali ini kita bisa memperingati haul guru-guru kita dengan kondisi lebih baik setelah dua tahun terakhir tidak bisa diselenggarakan atau hanya dilaksanakan secara terbatas karena aturan terkait pandemik COVID-19,” sambung Kang Ace.

2. Sanad itu bagian dari fondasi agama

Kang Ace: Azzainiyyah Hidupkan Tradisi Keberagamaan Berbasis SanadIDN Times/Istimewa

Kang Ace menyebutkan, banyak pelajaran berharga dari almarhum KH. Zezen Zaenal Abidin Bazul Asyab bagi kehidupan kita di masyarakat. Pelajaran penting itu diantaranya adalah bagaimana ia sebagai mursyid telah mencontohkan bagaimana sikap yang harus dijalankan para santri agar mendapatkan keberkahan dari ilmu yang dipelajarinya.

“Dalam tradisi keilmuan kita dikenal dengan istilah “Al-Isnad minad din; laulal isnaad laqala man sya’a ma sya’a. Artinya, sanad itu bagian dari fondasi agama. Tanpa ada sanad, orang hanya akan berbicara agama sesuai dengan hawa nafsu dan kepentingannya belaka,” papar Kang Ace.

3. Jangan mendapatkan pengetahuan agama tanpa guru

Kang Ace: Azzainiyyah Hidupkan Tradisi Keberagamaan Berbasis SanadIDN Times/Istimewa

Semua itu, kata Kang Ace, telah dicontohkan di Azzainiyyah terutama oleh para pendirinya. Model keterkaitan dan sambungan dalam mendapat suatu ilmu dengan sanad dan guru yang jelas terbukti mendatangkan keberkahannya sendiri.

Ia memprihatinkan banyaknya generasi saat ini yang mendapatkan pengetahuan agama tanpa guru. Seperti mengandalkan pemahaman dan pengetahuan keagamaan hanya dari Google semata.

“Haul ini bisa menjadi jalan dan ikhtiar untuk kembali merekatkan suasana kebatinan dan kesadaran itu. Sehingga kita dalam belajar agama tidak saja mendapat pengetahuan tapi juga keberkahan,” sebut Wakil Ketua Komisi VIII DPRRI itu.

Kang Ace yang didampingi Wakil Ketua Bidang Penggalangan Khusus DPD Partai Golkar Jabar, Deden Nasihin dan pengurus lainnya itu berharap acara keagamaan seperti tradisi haul patut terus diapresiasi. Acara kemudian ditutup dengan tausiah oleh Habib Abdurahman bin Jindan dari Sulawesi.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya