Viral Pukuli Siswa di Bekasi, Disdik Copot Jabatan Wakil Kepala Sekolah

Kejadian penganiayaan sungguh tidak layak

Bandung, IDN Times - Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jawa Barat (Jabar) memberikan sanksi tegas terhadap wakil kepala sekolah bidang kesiswaan di SMA Negeri 12 Kota Bekasi. Hukuman yang diberikan adalah dengan mencopot jabatan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan setelah tindakan aksi 'koboi' yang melakukan pemukulan terhadap sejumlah siswa di lapangan sekolah.

Kasus pemukulan ini menjadi viral setelah rekaman peristiwa tersebut beredar di media sosial. Disdik Jabar mengecam tindakan yang dilakukan oknum pengajar itu.

Sesuai mekanisme yang berlaku, Kepala SMAN 12 Bekasi mengeluarkan Surat Keputusan nomor 421/617/SMAN.12/BKS/XI/2019 yang secara resmi mencopot oknum guru tersebut dari jabatannya. 

"Disdik Jabar bertindak tegas dalam menanggapi kasus (pemukulan di SMAN 12 Bekasi) ini. Sudah tidak zamannya lagi melakukan kekerasan untuk membina siswa supaya menjadi benar," ujar Kepala Disdik Jabar Dewi Sartika melalui siaran pers, Kamis (13/2).

1. Pemukulan yang dilakukan menciderai komitmen tata kelola pendidikan

Viral Pukuli Siswa di Bekasi, Disdik Copot Jabatan Wakil Kepala Sekolahtwitter.com/ruangguru

Dewi mengatakan, keputusan pencopotan status sebagai wakil kepala sekolah diambil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (pasal 11).

Selain menolak pemukulan terhadap siswa, Disdik Jabar juga mengecam tindakan oknum guru tersebut karena mencederai komitmen dalam menghadirkan sistem dan tata kelola pendidikan yang maju.

"Tentunya hal itu (pemukulan) mencederai dunia pendidikan, padahal kami sudah meluncurkan berbagai program peningkatan kualitas mental, termasuk (bagi) guru," tambah Dewi.

Berbagai program unggulan dalam memajukan dunia pendidikan Jabar melalui aset fundamental itu, lanjut Dewi, di antaranya adalah program Jabar Masagi dan kampanye #SenyumKarena.

2. Ada juga program Jabar Masagi

Viral Pukuli Siswa di Bekasi, Disdik Copot Jabatan Wakil Kepala SekolahDok.Humas Jabar

Dewi menuturkan, Jabar Masagi merupakan program yang digulirkan Pemda Provinsi Jabar untuk mendorong guru dalam mengembangkan pola ajar berbasis pendidikan karakter berbasis budaya atau kearifan lokal Jawa Barat.

Tujuannya, dunia pendidikan Jabar bisa mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang tidak hanya unggul di bidang akademik, tapi juga memiliki akhlak dan kekuatan spiritual dan fisik yang mumpuni serta memiliki kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti), dan belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata).

Sementara sesuai namanya, kampanye #SenyumKarena mendorong aktivitas positif dimulai dari senyum dan berbagi kata-kata positif untuk menularkan kebahagiaan, mood, dan suasana yang positif.

Kampanye ini merupakan salah satu modul Jabar Masagi yang mendorong semua pihak di sekolah, mulai dari kepala sekolah, siswa, sampai penjaga sekolah, untuk mengingat sekaligus menulis pengalaman-pengalaman yang menggembirakan. 

"Bentuk ekspresif adalah senyum. Misal, saya senyum karena melihat kamu cantik. Lebih mengekspresikan kegiatan dalam hati dengan sesuatu yang lebih positif, sehingga siswa lebih kreatif dan senang di sekolah,” ucap Dewi.

Dengan suasana yang positif di sekolah, semua akan lebih produktif, semangat, dan terinspirasi untuk melakukan kebaikan-kebaikan lain kepada sekitarnya.

3. Guru di sekolah harus melakukan pendidikan mengikuti perkembangan jaman

Viral Pukuli Siswa di Bekasi, Disdik Copot Jabatan Wakil Kepala SekolahIlustrasi SMA N 18 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Selain itu, Disdik Jabar juga mendorong sekolah untuk mengikuti dinamika zaman, menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas peserta didik, dan memiliki sarana-prasarana sekolah yang memadai lewat program Sekolah Ramah Anak. 

Dengan adanya kasus pemukulan oleh oknum guru di SMA Negeri 12 Kota Bekasi, Dewi menegaskan bahwa Disdik Jabar pun meminta pihak sekolah untuk meminta maaf kepada peserta didik dan melakukan mediasi antara oknum guru dan peserta didik.

Peristiwa itu sekaligus menjadi evaluasi bagi sekolah dalam memberikan hukuman kepada murid. Dewi berharap, kasus tersebut menjadi tindakan terakhir yang mencoreng dunia pendidikan di Jabar. 

"Menjaga mental tentu sudah kami lakukan dengan berbagai program yang sudah dijelaskan tersebut untuk menjamin tidak adanya kekerasan lagi di kalangan pelajar. Saya tentu tidak lelah untuk mendorong para pengajar untuk menjaga mental mengajar dengan baik," tegasnya.

Dewi pun mengimbau seluruh guru yang ada di Jabar agar menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa karena hal itu diyakini mampu melahirkan inovasi dan meningkatkan kreativitas siswa.

"Siapapun gurunya, harus jadi guru yang ngeunaheun bagi siswa. Bisa jadi tempat curhat bila siswa sedang ada masalah, menjadi guru yang bisa diajak berdiskusi oleh anak-anak, namun tetap menjunjung etika yang harus selalu dijaga," tutur Dewi.

4. Oknum guru yang lakukan kekerasan di Bekasi diminta membuat surat pernyataan

Viral Pukuli Siswa di Bekasi, Disdik Copot Jabatan Wakil Kepala SekolahFacebook Kartolo Wijonarko /istimewa

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Casmadi mengatakan, pihaknya telah menginstruksikan oknum guru tersebut untuk membuat surat penyataan tidak mengulangi perbuatannya lagi dan bersedia dipindahtugaskan di luar provinsi/daerah apalagi mengulangi kesalahan yang sama.

Casmadi pun menegaskan, harus ada kerja sama dan koordinasi antara kepala sekolah dan guru di satuan pendidikan agar kasus pemukulan terhadap siswa tidak lagi terulang kembali di Jabar.

Baca Juga: Viral, Guru di Bekasi Pukuli 5 Siswa karena Tidak Pakai Ikat Pinggang

Baca Juga: Kasus Bullying di Malang, Pakar Hukum Pidana: Masuk Penganiayaan Berat

Baca Juga: Viral! Guru di Bekasi Pukuli 5 Siswa di Depan Murid Lainnya

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya