150 Perusahaan Padat Karya di Jabar Bangkrut Sejak 2016

Penutupan sangat berdampak terhadap angka pengangguran

Bandung, IDN Times - Asosisasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat mendata terdapat sekitar 150 perusahaan padat karya yang gulung tikar hingga merelokasi pabriknya. Jumlah tersebut berdasarkan data pada 2016 hingga 2021.

Ketua Apindo Jabar Ning Wahyu Astutik mengatakan, penutupan perusahaan ini mengkhawatirkan karena bisa menambah angka pengangguran di Jawa Barat. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah orang tidak bekerja pada 2021 sudah mencapai 2,1 juta atau 24,9 persen dari total pengangguran nasional.

"Relokasi dan tutupnya perusahaan ini efeknya sangat besar, yaitu naiknya jumlah pengangguran secara signifikan," ujar Ning kepada wartawan, Selasa (12/10/2021).

1. Perusahaan baiknya daftar asosiasi untuk meminimalisir gulung tikar

150 Perusahaan Padat Karya di Jabar Bangkrut Sejak 2016Ilustrasi buruh pabrik. IDN Times/Dhana Kencana

Menurutnya, perusahaan yang bangkrut dan tidak meneruskan usahanya dikarenakan tidak mendaftar dalam asosiasi manapun. Padahal dengan ikut asosiasi mereka bisa terdeteksi ketika kesulitan agar bisa mendapat bantuan dari perusahaan lain atau pemerintah.

"Apabila kami memiliki data perusahaan sebagai anggota, maka ada beberapa hal yang bisa kami deteksi lebih awal. Kita bisa pelajari dan komunikasikan untuk kemudian dicarikan langkah solutif terbaik sehingga bisa kita cegah adanya relokasi maupun penutupan perusahaan," ungkap Ning.

Untuk pendaftaran tersebut, baiknya perusahaan yang sudah memiliki pekerja di atas 200 orang.

2. Ridwan Kamil ajak pengusaha jadi anggota Apindo

150 Perusahaan Padat Karya di Jabar Bangkrut Sejak 2016Dok. Humas Jabar

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengeluarkan surat edaran 163/KB..05.01.02/Perek tentang Peningkatan Peran Sektor Industri Terhadap Pengembangan Ekonomi di Daerah di Jawa Barat.

Dalam edaran ini, Emil meminta perusahaan yang memiliki jumlah karyawan lebih dari 200 (dua ratus) orang agar dapat bergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) untuk memudahkan koordinasi dan kerjasama berkaitan dengan ketenagakerjaan dan hubungan industrial.

Perusahaan yang memiliki kegiatan usaha di wilayah Jawa Barat, agar memiliki kantor cabang/kantor administratif yang berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian, perusahaan berskala besar yang berada di wilayah Jawa Barat dan telah memiliki program tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan (TJSLP) atau corporate sosial responsibility (CSR) untuk dapat melibatkan para UMKM serta mensinergikan kegiatannya dengan program pembangunan Pemprov Jabar.

"Setiap perusahaan agar harus menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber daya yang berada di wilayah Jawa Barat sesuai ketentuan peraturan perundang-undanga, dan memanfaatkan produk UMKM Jawa Barat dalam kegiatan operasional perkantoran perusahaan guna upaya percepatan pemulihan ekonomi daerah di Jawa Barat," ujar Emil dalam surat edaran tersebut.

3. Ekonomi Jabar mulai tumbuh pada pertengahan 2021

150 Perusahaan Padat Karya di Jabar Bangkrut Sejak 2016Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Ekonomi Jawa Barat pada triwulan ini secara year on year tumbuh melejit 6,13 persen, sedangkan secara kumulatif hingga triwulan II/2021 tumbuh 2,54 persen. Secara level, nominal PDRB Jawa Barat atas dasar harga konstan pada triwulan II/2021 sebesar RP 374,69 triliun

Secara year on year, dari sisi produksi hampir semua lapangan usaha tumbuh positif kecuali pertanian dan jasa pendidikan. Sementara  Pada sisi pengeluaran, secara year on year, komponen utama seperti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), pembentukan modal tetap bruto (PMTB) dan ekspor tumbuh positif.

Kepala Biro Perekonomian Jabar Benny Bachtiar mengatakan, pertumbuhan yang terjadi saat ini menunjukkan ada upaya keras Pemprov Jabar untuk terus mendorong perekonomian tetap tumbuh meski di tengah keterbatasan karena pandemi COVID-19.

"Upaya luar biasa Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil dapat dilihat dari terus dilakukan melalui lobi-lobi kerja sama ekonomi, meski melalui video call. Sudah terlihat hasilnya dengan mulai masuknya investasi ke Jabar, bahkan tertinggi nasional," ucap Benny.

Selain investasi, ekspor Jabar juga terus tumbuh, karena negara tujuan ekspor utama sudah mulai membuka diri, seperti Amerika, Eropa dan negara di Asia Tengah.

Pemprov Jabar, kata Benny, akan terus memberikan kenyamanan bagi investor dan juga kalangan industri agar bisa berinvestasi di Jabar. Salah satunya dengan memberikan rasa aman dan pengendalian COVID-19.

"Pengendalian dengan PPKM sudah terlihat, BOR rumah sakit kini sudah 51 persen," tambahnya.

Baca Juga: Apindo Dukung Program Tahun Magang Inisiasi Kemnaker 

Baca Juga: 5 Tanda Perusahaan Akan Melakukan PHK Terhadap Karyawan, Hati-hati!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya