Reksadana Naik 84 Persen, Pasar Modal Ciayumajakuning Makin Cuan

- Penjualan reksa dana naik 84,76% Menembus Rp315,48 miliar pada Juli 2025.
- Jumlah investor mencapai 341,11 ribu orang Naik 12,83% yoy.
- Nilai transaksi saham mencapai Rp2,39 triliun Naik 131,37% dari Juli 2024.
Cirebon, IDN Times - Pasar modal di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan mencatat kinerja impresif sepanjang 2025.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menunjukkan seluruh indikator utama investasi, mulai dari penjualan reksa dana, jumlah investor, hingga nilai transaksi saham, mencatatkan pertumbuhan signifikan dibandingkan periode sama tahun lalu.
OJK melaporkan penjualan produk reksa dana melalui Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) menembus Rp315,48 miliar pada Juli 2025. Angka tersebut melonjak 84,76 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Lonjakan ini diyakini sebagai bukti meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap instrumen investasi berbasis pasar modal.
Menurut Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, peningkatan tersebut didorong oleh gencarnya program literasi dan inklusi keuangan yang dijalankan di daerah.
“Masyarakat semakin menyadari bahwa reksa dana dapat menjadi pilihan investasi yang mudah diakses, transparan, dan memiliki potensi hasil lebih baik dibanding sekadar menabung,” jelas Agus, Senin (6/10/2025).
1. Jumlah investor terus bertambah

Selain penjualan reksa dana, basis investor juga meluas. Hingga akhir Juli 2025, jumlah pemilik Single Investor Identification (SID) di Ciayumajakuning mencapai 341,11 ribu orang. Angka tersebut naik 12,83 persen yoy.
Agus menilai pertumbuhan ini tidak terlepas dari peran generasi muda yang semakin aktif memanfaatkan aplikasi investasi berbasis digital.
“Kalangan pelajar, mahasiswa, hingga pekerja muda mulai menjadikan pasar modal sebagai salah satu cara mengelola keuangan. Ini perkembangan positif yang harus terus kita dorong dengan edukasi yang berkelanjutan,” ujarnya.
OJK Cirebon, lanjut Agus, menargetkan edukasi pasar modal tidak hanya menyasar investor pemula, tetapi juga UMKM yang berpotensi memanfaatkan pasar modal untuk mendukung pembiayaan usaha di masa depan.
2. Transaksi saham melonjak 131,37 persen

Peningkatan paling mencolok terlihat pada akumulasi transaksi saham. Selama periode Juli 2025, nilai transaksi saham di Ciayumajakuning mencapai Rp2,39 triliun, atau naik 131,37 persen dibandingkan Juli 2024.
Kenaikan ini dinilai sebagai sinyal kepercayaan yang semakin kuat dari masyarakat dan investor terhadap stabilitas ekonomi regional.
"Nilai transaksi yang melonjak dua kali lipat lebih menunjukkan bahwa aktivitas pasar di daerah semakin hidup. Ini sejalan dengan tren nasional, di mana partisipasi masyarakat terhadap pasar modal terus meningkat,” kata Agus.
Ia menambahkan, penguatan transaksi saham juga dipengaruhi oleh dukungan teknologi keuangan. Aplikasi perdagangan saham yang mudah diakses dinilai mendorong masyarakat untuk lebih aktif bertransaksi.
3. Optimistis dan tantangan ke depan

Agus menekankan bahwa pertumbuhan indikator pasar modal di Ciayumajakuning harus dibarengi dengan pemahaman yang baik mengenai risiko.
OJK terus mengingatkan agar masyarakat tidak terjebak investasi ilegal dan selalu memastikan produk investasi terdaftar secara resmi.
“Kami melihat optimisme yang luar biasa dari masyarakat, tetapi kami juga tekankan pentingnya literasi. Investasi bukan hanya soal mengejar keuntungan, tetapi juga memahami risiko agar tidak menimbulkan kerugian,” ujarnya.
Ke depan, OJK Cirebon berencana memperluas program literasi keuangan dengan fokus pada pelajar, mahasiswa, dan kelompok produktif di sektor usaha kecil.
Upaya ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem investasi yang sehat sekaligus memperkuat kontribusi pasar modal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
“Dengan pencapaian Juli 2025 ini, kami yakin Ciayumajakuning akan menjadi salah satu wilayah dengan peran penting dalam perkembangan pasar modal Jawa Barat,” tutup Agus.