5.775 Warga Cirebon Kena TBC, Bukti Ancaman Belum Usai

- Tren penurunan kasus TBC di Cirebon
- Strategi pencegahan dan kepatuhan pasien
- Rencana pembangunan rumah sakit baru dan target penurunan kasus TBC
Cirebon, IDN Times - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat, sebanyak 5.775 warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terkena penyakit tuberkulosis (TBC) mulai memperlihatkan hasil.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes, Subhan, menyampaikan bahwa jumlah tersebut tercatat pada minggu ke-36 tahun 2025. Berdasarkan perhitungan epidemiologis, estimasi total penderita TBC di seluruh wilayah Cirebon mencapai 10.327 orang.
“Per 5 September 2025 kami mendata 5.775 kasus aktif. Angka ini kami pantau setiap pekan untuk memastikan penanganan tetap terarah,” ujarnya, Senin (6/10/2025).
1. Tren penurunan dibanding tahun lalu

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka TBC di Cirebon mengalami penurunan cukup besar. Pada 2024, tercatat 9.953 kasus positif, atau sekitar 96 persen dari total estimasi penderita TBC sebanyak 10.346 orang.
Tren ini menunjukkan, program pencegahan dan pengobatan yang dijalankan pemerintah mulai berdampak positif.
Meski demikian, Dinkes menegaskan bahwa ancaman TBC masih tinggi. Penyakit menular melalui udara ini dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, dewasa, maupun lansia. Karena itu, upaya pengendalian terus dilakukan secara berkesinambungan.
Langkah utama yang digencarkan adalah deteksi dini dan investigasi kontak erat. Petugas lapangan mendatangi rumah pasien untuk memeriksa keluarga lain yang mungkin tertular. Pemeriksaan gratis juga digelar di puskesmas, klinik, dan pos kesehatan desa.
2. Strategi pencegahan dan kepatuhan pasien

Selain pemeriksaan rutin, Dinas Kesehatan juga menggelar skrining massal di kawasan berisiko tinggi. Tujuannya agar kasus baru dapat ditemukan lebih cepat dan pengobatan bisa segera dimulai.
“Semakin dini kasus ditemukan, semakin kecil peluang penularannya di masyarakat,” kata Subhan.
Namun, penanganan TBC masih dihadapkan pada masalah ketidakdisiplinan pasien dalam mengonsumsi obat. Banyak penderita berhenti sebelum masa terapi selesai, padahal pengobatan TBC memerlukan waktu lama dan konsistensi tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinkes menjalankan Program Pengawasan Menelan Obat (PMO). Dalam program ini, setiap pasien didampingi petugas atau kader desa agar terapi tidak terputus. Edukasi kesehatan juga digencarkan supaya pasien memahami pentingnya menuntaskan pengobatan hingga sembuh total.
3. Target lima tahun dan pembangunan rumah sakit baru

Pemerintah daerah tidak berhenti pada pengobatan. Dinkes Cirebon kini menyiapkan rencana pembangunan rumah sakit baru dengan fasilitas modern untuk memperkuat layanan kesehatan menular, termasuk TBC.
Rumah sakit ini diharapkan menjadi pusat rujukan utama di wilayah timur Jawa Barat.
Selain penguatan infrastruktur, Dinkes juga memperbaiki sistem pelaporan dan validasi data agar setiap kasus baru dapat diverifikasi secara cepat dan akurat.
Dalam jangka menengah, pemerintah menargetkan penurunan kasus TBC hingga 50 persen dalam lima tahun ke depan. Target tersebut dinilai realistis dengan dukungan tenaga kesehatan, fasilitas pelayanan dasar, serta peran aktif masyarakat.
“Jika pasien disiplin dan masyarakat ikut peduli, kami optimistis angka TBC di Cirebon akan terus menurun,” tutup Subhan.