Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KDM Ajak Urun Dana, Pengamat: Harusnya Ada Program Lebih Inovatif

Ilustrasi sumbangan. IDN Times/ istimewa
Ilustrasi sumbangan. IDN Times/ istimewa
Intinya sih...
  • Program menghimpun dana yang ada tak optimalMenurut pengamat, inovasi program yang berbasis pada sumberdaya yang sudah tersedia belum berjalan dengan optimal. Gubernur diminta mencari program inovatif atau mengoptimalkan program yang sudah ada.
  • Buat terobosan baru yang efektifGubernur perlu melakukan terobosan baru dalam pengelolaan program/kebijakan pengentasan kemiskinan. Dampak positif dari program urun dana adalah menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial agar sesama masyarakat dapat berempati dan bertindak nyata untuk membantu kelompok masyarakat lainnya.
  • Program ini dianggap tingkatkan solidaritasGerakan Rereongan Poe Ibu merupakan wadah donasi publik resmi untuk menjaw
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Gubenur Dedi Mulyadi atau akrab disapa KDM mengajak warga untuk urun dana Rp1.000 per hari untuk membantu sesama. Gerakan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 149/PMD.03.04/KESRA tentang Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu (Poe Ibu) yang merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.

Terkait hal ini, pengamat kebijakan publik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Kristian meminta pemerintah harus bisa memastikan dana tidak menguap maka harus dipersiapkan mekanisme pengawasan yang ketat dan partisipatif.

"Hal ini diharapkan dapat menutup celah terjadinya korupsi. Hanya saja tata kelola pengawasannya harus dipersiapkan dengan benar-benar matang dan terencana sehingga mempermudah proses implementasinya di lapangan," kata dia kepada IDN Times, Minggu (5/10/2025).

1. Program menghimpun dana yang ada tak optimal

Ilustrasi APBD (dok. istimewa)
Ilustrasi APBD (dok. istimewa)

Menurutnya, kebijakan ini lebih memperlihatkan bahwa inovasi program yang berbasis pada pengelolaan sumberdaya yang sudah tersedia belum sepenuhnya berjalan dengan optimal.

"Semestinya Gubernur Jabar dengan cerdas dan kreatif mencari program inovatif yang baru dan/atau mengoptimalkan program yang sudah ada agar bisa mengatasi permasalahan kemiskinan di Jawa Barat dengan menggunakan sumberdaya anggaran yang sudah dialokasikan dalam APBD Prov Jabar," kata dia.

2. Buat terobosan baru yang efektif

IMG-20250605-WA0014.jpg
Warga Lubuk Linggau mendatangi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi guna menitipkan anaknya ke Barak Militer (YouTube: KDM Channel)

Hal ini memang menuntut kompetensi Gubernur sekelas aristokrat yang memang mampu melakukan terobosan-terobosan baru yang efektif dalam pengelolaan program/kebijakan pengentasan kemiskinan. Tentunya tidak mudah karena kompetensi dibentuk dari praktik nyata yang berdampak positif bagi masyarakat bukan pemolesan citra dalam media sosial yang kemudian digelembungkan oleh buzzer.

Di sisi lain, Kristian menilai dampak positif dari program urun dana adalah menumbuhkan rasa kesetiakawanan sosial agar sesama masyarakat dapat berempati dan bertindak nyata untuk membantu kelompok masyarakat lainnya yang kurang beruntung secara ekonomi.

"Dampak buruknya adalah kita belum tahu pasti pengelolaan keuangannya akan seperti apa? Karena belum ada penjelasan formal mengenai mekanisme pengumpulan dana, pengawasan penggunaan dana, hingga pengemasan program/kebijakan untuk penggunaan dana tersebut," kata dia.

Termasuk juga jaminan bahwa program atau kebijakan yang diterapkan lebih mengarah pada pemberdayaan masyarakat miskin yang hasilnya berkesinambungan bagi peningkatan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat miskin bukan sebaliknya berupa bantuan keuangan jangka pendek yang menyebabkan ketergantungan pada pemerintah.

"Jadi yang dibutuhkan adalah transparansi dan akuntabilitas tentang tata kelola kebijakan berdasarkan edaran Gubernur tersebut," pungkasnya.

3. Program ini dianggap tingkatkan solidaritas

Dedi Mulyadi.jpeg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di kantor Gubernur di Gedung Pakuan, Kota Bogor, Rabu (24/9/2025). Istimewa.

Sebelumnya, Pemprov Jabar Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu atau Poe Ibu, sebuah gerakan partisipatif berbasis gotong royong yang mengusung nilai kearifan lokal silih asah, silih asih, silih asuh.

Melalui surat edaran, ajakan ini ditujukan kepada Bupati/Wali Kota se-Jawa Barat, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemda Provinsi Jabar, serta Kantor Wilayah Kementerian Agama Jabar.

Dedi Mulyadi mengajak seluruh aparatur sipil negara (ASN), pelajar, dan masyarakat untuk meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial serta memperkuat pemenuhan hak dasar di bidang pendidikan dan kesehatan yang masih terkendala keterbatasan anggaran maupun akses.

Melalui Gerakan Rereongan Poe Ibu, kami mengajak ASN, pelajar, dan masyarakat menyisihkan Rp1.000 per hari. Kontribusi sederhana ini menjadi wujud solidaritas dan kesukarelawanan sosial, demi membantu kebutuhan darurat masyarakat.

Rereongan Poe Ibu menjadi wadah donasi publik resmi untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang sifatnya darurat dan mendesak dalam skala terbatas, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Prinsip dasar pelaksanaannya adalah dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

5 Fungsi dari Fitur Shutdown yang Banyak Orang Tidak Ketahui

05 Okt 2025, 16:30 WIBNews