Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dedi Mulyadi: SPPG Akibatkan Siswa Keracunan Dihentikan Operasionalnya

IMG-20250916-WA0026.jpg
Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (IDN Times/Azzis Zulkhairil)
Intinya sih...
  • Kasus keracunan terbanyak di Bandung Barat, pemerintah setempat tetapkan status KLB
  • Total korban keracunan makanan di Cipongkor dan Cihampelas ada 1.315, semua sudah pulang dan dalam kondisi membaik
  • Polres Cimahi melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan keracunan ribuan siswa usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG)
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memastikan akan meminta SPPG yang menu makan bergizi gratis (MBG) membuat keracunan bakal ditangguhkan operasionalnya. Ini mengantisipasi ada siswa lain ikut keracunan dari menu MBG SPPG tersebut di kemudian hari.

"Biarkan itu didalami oleh aparat penyidik dan kemudian didalami oleh hasil forensik. Kita hentikan SPPG yang membuat keracunan," ujar Dedi Mulyadi, Kamis (2/10/2025).

1. Kasus terbanyak ada di Bandung Barat

IMG_20251002_151012.jpg
Enam siswa SD di Bekasi diduga keracunan MBG. (IDN Times/Imam Faishal)

Dari semua kasus keracunan MBG di Jawa Barat, paling parah dan memakan banyak korban ada di Kabupaten Bandung Barat. Pemerintah setempat pun menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Peristiwa keracunan massal di Kabupaten Bandung Barat terhitung pada 22-25 September 2025 di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas. Bahkan, setelah kejadian ini beberapa korban masih berdatangan di Posko penanganan Kantor Kecamatan Cipongkor dan di RSUD Cililin, serta beberapa fasilitas kesehatan lainnya di Kabupaten Bandung Barat.

Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, sampai saat ini para korban sudah pulang dan dalam kondisi membaik, dan sudah tidak ada yang dilakukan perawatan serius.

"Total korban keseluruhan keracunan makanan di Cipongkor dan Cihampelas ada sebanyak 1.315, sedangkan angka kesembuhan 1.315," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N. Sukandar kepada IDN Times (2/10/2025).

Nita Andriyani (24 tahun) warga Kampung Cigombong, Desa Neglasari, Kecamatan Cipongkor mengaku merasakan mual, pusing, dan lemas setelah mengonsumsi menu dalam paket MBG ini. Nita bahkan memakannya bersama anaknya yang masih berusia tujuh tahun.

"Saya makan itu bareng sama anak saya sekitar jam delapan pagi. Saya mulai kerasa (sakit) jam 15.00 WIB, disusul anak saya diare pada malam harinya," ungkap Nita.

Ibu dari dua orang anak ini merupakan penerima manfaat program MBG yang menyasar ibu menyusui dengan anak bayinya yang masih berusia sepuluh bulan.

"Dalam paketnya itu ada nasi, ayam, tahu, sayurannya timun sama tomat, sambal, terus strawberi. Saya makan sedikit, sisanya dimakan sama anak saya yang tujuh tahun," katanya.

2. Polisi sudah lakukan penyelidikan

Ilustrasi seorang pria mengalami gangguan pencernaan, sakit perut, mual, dan muntah akibat keracunan makanan.
ilustrasi keracunan makanan (IDN Times/Novaya Siantita)

Polres Cimahi melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan keracunan ribuan siswa usai mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sejumlah pemeriksaan saksi pun dilakukan.

Selain pemeriksaan saksi, polisi kini masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan dan muntahan korban dari Labkesda pemerintah. Adapun penyelidikan dilakukan bersama Polsek Sindangkerta, Polsek Cililin, dan dibantu Direktorat Kriminal Khusus (Krimsus) Polda Jawa Barat (Jabar).

"Beberapa sampel sudah diajukan ke laboratorium, tinggal kita lihat hasilnya apakah bisa menunjang proses lebih lanjut," kata Kapolres Cimahi, AKBP Niko N. Adi Putra, Kamis (2/10/2025).

3. Lapor polisi jika rasa ada kejanggalan dari MBG

Seorang perempuan menutup mulut, mual, akibat keracunan makanan.
ilustrasi keracunan makanan (IDN Times/Novaya Siantita)

Niko menambahkan, Polres Cimahi membuka layanan laporan terbuka bagi keluarga korban maupun masyarakat yang ingin menyampaikan aduan, dan jika dalam perjalanannya ditemukan ada dugaan tindak pidana, dipastikannya akan langsung dilakukan penanganan.

"Jika nanti ditemukan adanya dugaan tindak pidana, tentu akan kami tindaklanjuti sesuai prosedur," kata Niko.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Dedi Mulyadi: SPPG Akibatkan Siswa Keracunan Dihentikan Operasionalnya

03 Okt 2025, 11:58 WIBNews