Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

BI Optimis Pertumbuhan Ekonomi Jabar 2025 Bisa Capai 5,3 Persen

ilustrasi pertumbuhan ekonomi
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Getty Images)
Intinya sih...
  • Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat diprediksi mencapai 4,5-5,3 persen
  • BI fokus pada pengembangan sektor baru dan pelatihan vokasi untuk menyerap tenaga kerja
  • Pemerintah Provinsi Jabar berupaya menurunkan angka pengangguran melalui investasi dan pelatihan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat akan tetap baik pada kisaran 4,5 persen hingga 5,3 persen. Ini ditopang oleh terjaganya kinerja investasi terutama dari sektor swasta.

Angka tersebut bakal lebih baik dibadingkan perekonomian Jawa Barat pada kuartal Ill 2025 yang tumbuh sebesar 5,20 persen (tahun ke tahun/yoy), walaupun termoderasi dari kuartal Il 2025 sebesar 5,23 persen (yoy).

Meski demikian, risiko ketidakpastian global yang masih tinggi perlu menjadi perhatian, di antaranya (1) kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) yang berdampak pada kinerja ekspor impor.

"Terutama dengan adanya pengenaan tarif untuk sektor farmasi, mebel, dan otomotif sejak 1 Oktober 2025, ketegangan perdagangan AS dan Tiongkok yang didorong oleh rencana penambahan tarif hingga 100 persen untuk produk asal Tiongkok, serta risiko kenaikan harga komoditas global," kata Kepala BI Jabar Muhammad Nur, Selasa (11/11/2025).

1. Kembangkan perekonomian baru

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dan optimisme fiskal
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi dan optimisme fiskal(https://www.freepik.com/free-photo/digital-increasing-bar-graph-with-businessman-hand-overlay_13312397.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=469933c9-44ea-4a3e-8543-158440a31f06&query=growth)

Nur menuturkan, BI Jawa Barat senantiasa memperkuat sinergi dan kolaborasi strategis dengan pemerintah serta seluruh stakeholder dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya difokuskan pada stabilisasi harga, akselerasi pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta pengembangan sektor-sektor sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk mewujudkan Jabar Istimewa.

Dia menuturkan, industri padat karya seperti tekstil saat ini memang alami tekanan. Maka, pemerintah sudah seharusnya bisa mengalihkan faktor pertumbuhan perekonomian pada sektor padat karya lainnya seperti UMKM, pertanian, termasuk perkebunan. Sektor ini masih bisa dikembangkan sehingga bisa menjadi tulang punggung pada perekonomian Jabar ke depannya.

Untuk UMKM saja, sekarang banyak negara yang tertarik dengan produk dari Indonesia. Tidak hanya di Amerika, tapi sudah merambah banyak benua dan itu bisa dimanfaatkan dalam peningkatan produksi yang kemudian berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja.

"Mudah-mudahan ke depan anomali ini tidak terus menerus, tapi karena ini adalah kondisi di mana ada dampak terjadi pada padat karya seperti tekstil," paparnya.

2. Pelatihan sekolah vokasi harus diselaraskan dengan industri

Kolaborasi perguruan tinggi vokasi dan SMK di Sulawesi Barat: riset inovasi energi terbarukan dan pengasapan ikan untuk ekonomi kreatif di Desa Orobatu, Mamuju. (Dok. Istimewa)
Kolaborasi perguruan tinggi vokasi dan SMK di Sulawesi Barat: riset inovasi energi terbarukan dan pengasapan ikan untuk ekonomi kreatif di Desa Orobatu, Mamuju. (Dok. Istimewa)

Di sisi lain, Nur juga meminta pemerintah daerah sebisa mungkin menyelaraskan pelatihan yang diberikan pada pendidikan vokasi agar nantinya bisa dengan mudah diserap oleh industri. Misalnya, saat ini Jawa Barat sedang kebanjiran investasi pada kendaraan listrik, maka tenaga dan lembaga pendidikan harus bisa mengarahkan lulusannya terampil pada industri tersebut.

"Contoh BYD ini memang kita banyak program untuk pelatihan dengan beberapa SMK. Ini harus banyak kerja sama agar ada antisipasi kebutuhan tenaga kerja sesuai perkembangan industri tadi," paparnya.

3. Pemprov upayakan jumlah pengangguran turun

ilustrasi pengangguran (freepik.com/freepik)
ilustrasi pengangguran (freepik.com/freepik)

Sementara itu, Sekda Jawa Barat Herman Suryatman tidak menampik bahwa saat ini memang ada kenaikan angka pengangguran. Lemahnya sejumlah sektor industri termasuk TPT membuat perusahaan harus merumahkan pekerja baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Namun, Herman menyebut bahwa saat ini ada angin segar bagi industri di dalam negeri karena ada kebijakan baru dari tarif impor dan beberapa program pemerintah pusat yang diharap bisa mencegah terjadi lagi PHK dalam jumlah besar.

Di sisi lain, Pemprov Jabar pun sekarang sedang mengupayakan investasi dari berbagai sektor agar ada bisa menambah jumlah pekerja baru di Jawa Barat. Bukan hanya pada industri kendaraan listrik, tapi juga sektor lainnya seperti pemanfaatan di kawasan pesisir yang belum termaksimalkan.

Pelatihan pun terus digenjot khususnya pada pendidikan vokasi agar mereka bisa lebih mudah terserap industri. Kegiatan tersebut tidak diinisiasi dari pemda saja, tapi justru dari pelaku industrinya yang meminta karena memang membutuhkan tenaga kerja,

"Karena memang mau tidak mau harus gotong royong begitu agar penurunan pengangguran bisa signifikan. Kita targetkan akhir tahun ini bisa turun lagi ke angka 6,75 persen," paparnya.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Belasan Investor Sepakat Tanam Modal di Jabar, Nilainya Capai Rp14,6 T

11 Nov 2025, 15:30 WIBNews