Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Investasi Hijau di Megamendung, Bukti Alam dan Ekonomi Bisa Selaras

WhatsApp Image 2025-11-11 at 09.26.48_493e006a.jpg
Dok. IDN Times
Intinya sih...
  • Lahan sengketa di Megamendung bertransformasi menjadi kawasan ekowisata yang ramah lingkungan dan memberikan dampak positif bagi warga sekitar.
  • Reboisasi, pembangunan kolam retensi, dan melibatkan ratusan warga lokal dalam investasi hijau di kawasan Megamendung.
  • Kolaborasi multipihak antara pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, media, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembangunan yang lestari di Megamendung.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, kini menjelma menjadi ruang hijau baru yang menyejukkan mata. Lahan yang dulu dikuasai secara ilegal dan dipenuhi konflik agraria, kini bertransformasi menjadi kawasan ekowisata berkelanjutan berkat investasi yang berpihak pada alam dan masyarakat.

Transformasi ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam mendorong ekonomi hijau, seperti yang disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hanif Faisol Nurofiq.

“Untuk mewujudkan visi pemerintahan ini, terdapat beberapa misi utama yang diusung, yaitu antara lain mendorong ekonomi hijau dan biru dengan mengoptimalkan sumber daya alam secara berkelanjutan, memperkuat kemandirian dan kedaulatan negara, serta melindungi sumber daya alam dan lingkungan hidup,” ujar Hanif Faisol.

1. Dari lahan sengketa jadi sumber kehidupan baru

WhatsApp Image 2025-11-11 at 09.26.48_493e006a.jpg
Dok. IDN Times

Camat Megamendung, Ridwan, masih mengingat masa pasca-Reformasi 1998 ketika penyerobotan lahan negara marak terjadi. Saat itu, kebun teh dan hutan yang dikuasai PT Perkebunan Nusantara I Regional II rusak parah, dan sengketa lahan pun tak kunjung usai.

“Dua persoalan ini berlangsung cukup lama. Tapi sejak saya menjabat camat pada 2023, tidak ada lagi laporan sengketa tanah. Ini dampak positif dari masuknya investasi,” ungkap Ridwan.

Lahan negara kini telah kembali ke fungsi semula. Reboisasi dilakukan di area yang dulu gundul, sementara warga sekitar ikut menikmati dampak ekonomi dari pembangunan kawasan wisata yang ramah lingkungan ini.

“Yang paling penting, mereka peduli terhadap lingkungan hidup. Contohnya, Sungai Cisukabirus di wilayah ini tidak pernah banjir meski ada pembangunan,” tambahnya.

2. Reboisasi, kolam retensi, dan ratusan warga lokal terlibat

Wisata alam Puncak Bogor
Wisata alam Puncak Bogor

Sejak pembangunan dimulai pada 2021, sebuah brand petualangan lokal asal Bandung yang mengembangkan kawasan ini telah menanam lebih dari 100.000 pohon dan perdu, serta 8 juta tanaman semak dan penutup tanah di area bekas perkebunan.
Upaya konservasi air juga dilakukan melalui pembangunan 5 kolam retensi dan 205 sumur resapan untuk menahan limpasan air hujan (run off) dan menjaga stabilitas tanah.

“Hilirisasi investasi di sini salah satunya melalui penyerapan tenaga kerja warga sekitar. Itu membantu mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan,” ujar Ridwan.

Kini, kawasan tersebut telah melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja, termasuk 300 warga lokal, dan akan menyerap hingga 1.200 pekerja saat beroperasi penuh.
Salah satu warga, Atang (70), yang bekerja sebagai gardener sejak 2019, mengaku ikut merasakan perubahan besar di kampungnya.

“Saya diajari cara menanam dan merawat tanaman yang cocok di sini. Kami diajarkan pentingnya menjaga alam. Pohon yang saya tanam tiga tahun lalu sekarang sudah besar,” katanya.

3. Kolaborasi multipihak, kunci pembangunan yang lestari

Foto puncak bogor(https://images.app.goo.gl/K4C9s4xBDnJ5JTs37)
Foto puncak bogor(https://images.app.goo.gl/K4C9s4xBDnJ5JTs37)

Kawasan ekowisata di Megamendung juga mendapat perhatian dari kalangan akademisi. Siti Amanah, Dosen Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University sekaligus Ketua Forum Rural Advisory Services for Southeast Asia (RASSEA), menilai bahwa inisiatif ini adalah contoh kolaborasi multipihak yang efektif.

“Sarana transformasi sosial, ekonomi, dan ekologis yang mampu bermetamorfosis dari kawasan penuh konflik menjadi ruang pembelajaran, konservasi, dan kesejahteraan bersama,” ujar Siti Amanah.

Ia menekankan bahwa keberhasilan ini berangkat dari sinergi antara pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, media, dan masyarakat, yang dibangun atas dasar kepercayaan dan tanggung jawab bersama.

Kini, Megamendung menjadi contoh nyata bahwa pembangunan bisa tumbuh tanpa merusak lingkungan—dan bahkan menjadi ruang hidup baru bagi manusia dan alam untuk berkembang bersama.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Kebakaran Kembali Melanda Jongko Kayu Sukahaji Bandung

11 Nov 2025, 20:28 WIBNews