Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ketika Gen Z Cirebon Hanya Bisa Berharap di Meja Jobfair

Ilustrasi job fair (unsplash.com/Nguyen Dang Huang Nhu)
Ilustrasi job fair (unsplash.com/Nguyen Dang Huang Nhu)
Intinya sih...
  • Ketimpangan antara peluang dan pencari kerja
  • Gen Z bekerja tanpa jaminan dan upah layak
  • Pemkab dorong pelatihan dan kemitraan industri
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Cirebon, IDN Times - Ribuan anak muda dari berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon memadati Balai Latihan Kerja (BLK) di Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan Plumbon, Selasa (11/11/2025). Mereka datang sejak pagi untuk mengikuti jobfair yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon.

Acara ini menjadi salah satu harapan terakhir bagi banyak generasi muda, terutama mereka yang telah lama menganggur. Beberapa peserta bahkan mengaku sudah hampir lima tahun mencari pekerjaan tanpa hasil.

“Saya sudah lulus kuliah sejak 2020, tapi sampai sekarang belum dapat kerja tetap,” kata Fadli (27), warga Kecamatan Arjawinangun.

Menurut panitia, jobfair tersebut diikuti oleh sekitar 27 perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari manufaktur, perdagangan, hingga jasa. Namun, jumlah lowongan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pelamar yang membludak.

1. Ketimpangan antara peluang dan pencari kerja

Ilustrasi job fair (IDN Times/Galih Persiana)
Ilustrasi job fair (IDN Times/Galih Persiana)

Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Cirebon menunjukkan, jumlah pengangguran terbuka (TPT) di daerah itu mencapai 84.490 orang.

Kepala Disnaker Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto mengatakan, meski jobfair digelar rutin setiap tahun, daya serap tenaga kerja belum signifikan.“Jumlah pencari kerja terus meningkat setiap tahun, sementara investasi baru yang menyerap banyak tenaga kerja masih terbatas,” ujarnya.

Novi menambahkan, dari 8.000 pelamar hadir, hanya sekitar 2.180 posisi kerja yang tersedia.

“Kebanyakan perusahaan mencari tenaga dengan keterampilan teknis dan pengalaman kerja, sedangkan mayoritas pencari kerja masih minim keahlian,” katanya.

2. Gen Z bekerja tanpa jaminan dan upah layak

Ilustrasi job fair. (IDN Times/Galih Persiana)
Ilustrasi job fair. (IDN Times/Galih Persiana)

Fenomena ini mencerminkan realitas pahit generasi muda di Cirebon dan daerah sekitarnya. Banyak anak muda Gen Z yang bekerja tanpa kontrak tetap, hanya mengandalkan upah harian yang rendah, dan tanpa perlindungan sosial.

Di beberapa kawasan industri kecil dan perdagangan, banyak pekerja muda dibayar harian dengan nominal antara Rp70.000 hingga Rp100.000 per hari.

“Kerja cuma buat makan. Besok belum tentu dipanggil lagi,” ujar Nisa (23), lulusan SMA yang kini bekerja sebagai karyawan toko di kawasan Weru.

Menurut Disnaker, kondisi ini berpotensi menimbulkan “krisis harapan” di kalangan muda. Ketimpangan antara pendidikan dan kebutuhan pasar kerja memperburuk situasi.

"Banyak Gen Z di daerah tidak punya akses terhadap pelatihan kerja berkualitas. Mereka jadi pekerja informal tanpa jaminan masa depan,” katanya.

3. Pemkab dorong pelatihan dan kemitraan industri

Ilustrasi job fair (IDN Times/Galih Persiana)
Ilustrasi job fair (IDN Times/Galih Persiana)

Pemerintah Kabupaten Cirebon menyadari situasi tersebut dan mengaku tengah menyiapkan strategi jangka panjang. Novi

menjelaskan, pihaknya sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah perusahaan besar dan lembaga pendidikan vokasi.

“Ke depan, kami akan memperluas program pelatihan berbasis kebutuhan industri agar lulusan bisa langsung terserap,” kata Novi.

Selain itu, Pemkab berencana memperkuat program link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja melalui BLK dan SMK di wilayahnya.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us

Latest News Jawa Barat

See More

Kebakaran Kembali Melanda Jongko Kayu Sukahaji Bandung

11 Nov 2025, 20:28 WIBNews