Masa Depan Cerah Bisnis Kedai Teh

Masih jarang tempat minum teh di perkotaan besar

Bandung, IDN Times - Mayoritas masyarakat Indonesia saat ini memang tengah terhipnotis dengan kedai-kedai kopi yang semakin menjamur. Mulai dari kopi tanpa gula, hingga kopi campur susu, alias kopi kekinian, yang semakin banyak peminatnya.

Keberadaan jenama-jenama kopi justru berbanding terbalik dengan munculnya kedai teh. Di Bandung saja, masih sedikit tempat minum teh yang memang khusus menyajikan berbagai varian teh dari Indonesia.

Meski demikian, bisnis kedai teh justru dianggap memiliki masa depan lebih cerah. Salah satu pemilik produk teh asal Garut, Dasep Badru Salam, menuturkan, selama ini orang sudah semakin biasa meminum kopi. Warung kopi pun terus bertambah di setiap daerah.

Dia berpikir suatu saat nanti masyarakat akan berada pada antiklimaks di mana sudah mulai bosan mengonsumsi kopi, untuk kemudian beralih meminum teh. "Jadi potensi teh ini besar. Masih panjang lah jalannya," ujar pemilik produk teh Nyaneut ini, ditemui pada West Java Bandung Tea Festival di halaman Gedung Sate, Jumat (3/7).

Dia pun saat ini tengah mencari tempat yang strategis di sekitar Garut untuk membuka kedai dan menyampaikan pada masyarakat bahwa minum teh tidak kalah menyehatkan, menyenangkan, dan keren dari minum kopi.

1. Jabar punya keunggulan dalam memproduksi teh

Masa Depan Cerah Bisnis Kedai TehIDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Dody Firman Nugraha, mengatakan kalau Jabar punya keunggulan dalam perkebunan, termasuk untuk komoditas teh. Selain itu, berkat perbaikan dan gerakan penyelamatan agribisnis teh, produksi perkebunan teh meningkat dua tahun ke belakang.

“(Produksi) perkebunan teh meningkat dari 40 ribu ton pada 2017 jadi 41 ribu ton di 2018. Kita punya (hasil) cukup bagus dengan komoditas yang baik,” kata Dody.

Sama seperti kopi, lanjut Dody, tanaman teh pun terdiri dari bermacam-macam jenis yang menawarkan variasi rasa dan manfaat. Dari data yang dirilis pada 2015, ekspor teh Indonesia di dominasi negara tujuan asal Eropa.

Dari beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Ukraina, hingga Polandia, volume ekspor teh Indonesia terbanyak ditujukan ke Rusia dengan total 11.445 ton. Selain ke Eropa, teh Indonesia juga diekspor ke Malaysia dan Uni Emirat Arab.

Indonesia sendiri menjadi negara penghasil teh ketujuh di dunia. Terdapat enam jenis teh Indonesia yang paling mendunia yakni teh melati, teh hitam, teh kayu aro, teh putih, teh oolong, dan teh hijau.

2. Petani harus bisa mengolah teh memiliki kualitas tinggi

Masa Depan Cerah Bisnis Kedai TehIDN Times/Debbie Sutrisno

Perlu beberapa inovasi untuk meningkatkan popularitas teh Indonesia yang mayoritas asal Jabar di level dunia. Selain membekali petani teh dengan wawasan, Dody mengatakan, harus ada upaya agar petani tak hanya memetik, tapi ikut mengolah teh. Festival teh pun salah satu cara untuk meningkatkan popularitas olahan teh.

“Jadi, tidak hanya menyeduh teh terus menghasilkan air minum teh. Ini salah satu upaya kami menghasilkan pengetahuan dari para petani, ini loh, nilai jual yang lebih besar ketimbang menjual segar,” paparnya.

Dinas Perkebunan, yang berkaitan langsung dengan petani, bertugas membina, meningkatkan pengetahuan, juga memfasilitasi para petani teh di Jabar untuk menambah nilai jual. “Misalnya, si petani menghasilkan teh putih, teh hijau. Dengan sentuhan sedikit saja memberikan keuntungan kepada petani,” kata Dody.

3. Warga Indonesia harus tingkatkan konsumsi teh

Masa Depan Cerah Bisnis Kedai TehIDN Times/Debbie Sutrisno

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, minum teh sejatinya memang belum menjadi budaya masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Berbeda dengan budaya di beberapa negara seperti Inggris, Cina atau Jepang di mana minum teh sudah menjadi tradisi dari nenek moyang.

Di Indonesia, teh masih kalah dari kopi. Pun konsumsi teh di Tanah Air masih terbilang rendah. Menurut Ridwan, rata-rata konsumsi teh di Indonesia hanya 300 gram per orang. Sementara di dunia, rata-rata konsumsi teh per orang adalah 700 gram. Ini menunjukkan bahwa meminum teh belum populer dan belum menjadi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia.

“Tantangan hari ini, konsumsi teh orang Indonesia masih kecil. Kita harus bikin teh jadi trendy. Produk teh kan banyak, ada yang dicampur susu, dingin, (atau) panas,” ujarnya.

Jawa Barat menjadi penghasil teh terbanyak dengan mendominasi 70 persen dari produksi nasional. Perkebunan teh tersebut tersebar di beberapa kabupaten yakni Bandung, Sukabumi, Garut, Subang, Sumedang, Bogor, hingga Cianjur, dengan luas total 92.816 Ha. Dengan potensi ini seharusnya pola konsumsi teh di provinsi Jabar sendiri bisa dimasifkan.

Baca Juga: 11 Potret Unik House of Tea, Tempat Minum Teh ala Pedesaan di Jakarta

Baca Juga: Tidak Disangka, Teh Mawar Mengandung 4 Manfaat Kesehatan Tubuh

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya