Yulina Hastuti, Mantan Guru TK yang Kini Menjabat Dirut TIKI

Bandung, IDN Times - Siapa yang tak kenal dengan perusahaan jasa pengiriman TIKI atau PT Citra Van Titipan Kilat di Indonesia. Perusahaan ini sudah berusia 51 tahun dalam menjalankan bisnisnya.
TIKI pertama kali hadir di Tanah Air pada 1 September 1970. Perusahaan yang didirikan Alm Soeprapto Soeparno bersama sang istri Nuraini Soeprapto. Kemudian, TIKI semakin diperkuat dengan bergabungnya sejumlah orang yakni Alm. Irawan Saputra, Gideon Wiraseputra dan Raphael Rusmadi pada tahun 1972.
Sejak awal, TIKI memiliki dua cabang utama yang berada di Pangkalpinang dan Semarang. Namun, setelah 51 tahun menjadi perusahaan jasa pengiriman terkemuka di Indonesia, kini TIKI memiliki jaringan operasional yang meliputi 66 kota besar di Indonesia. Operasional perusahaan ini didukung oleh lebih dari 500 kantor perwakilan, lebih dari 4.000 gerai dan lebih dari 6.000 karyawan di seluruh Indonesia.
TIKI membangun kemitraan dengan para wirausaha lokal, bertumbuh bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kemitraan waralaba dengan lebih dari 3.000 mitra keagenan/waralaba di seluruh Indonesia.
Kesuksesan perusahaan jasa pengiriman TIKI ini tentu tak lepas dari kesuksesan dari para pemimpinnya, termasuk Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti. Seperti apa sosok Yulina Hastuti dalam memimpin TIKI? Berikut ini wawancara singkat IDN Times bersama Yulina Hastuti atau yang akrab disapa Lena beberapa waktu lalu.
1. Pengalaman dan cerita perjalanan karir sebelum menjabat sebagai Dirut TIKI
Kesuksesan perusahaan TIKI setelah 51 tahun dalam jasa pengiriman tentunya tak lepas dari pengamalan dan ilmu yang didapat para pemimpinnya. Sama halnya dengan Yulina Hastuti sebelum menjabat sebagai Direktur Utama TIKI.
Lena sapaan akrab dari Yulina Hastuti ini mengaku, sebelum menjabat sebagai pemimpin di PT TIKI, dirinya pernah bekerja sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK) dan bekerja di restoran cepat saji di Amerika sekitar tahun 2000-an.
"Sekitar tahun 1998 lah, saya dan suami sekolah di Amerika, sambil menunggu itu saya kerja part time jadi guru TK. Di sana, saya memperoleh banyak ilmu dan pengalaman seperti bagaimana handling customer, dan mengelola operasional," kata dia.
2. Pada 2012, kembali ke Indonesia dan bergabung dengan TIKI

Sekitar 12 tahun berada di negeri orang, Lena akhirnya memutuskan untuk kembali ke Tanah Air pada 2012. Dengan pengalaman dan ilmu, Lena mulai bergabung dengan TIKI pada 2012.
"Saya kembali ke Indonesia pada 2012 dan mengawali karir di TIKI sebagai manajer marketing. Hingga saat ini dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama TIKI," ujar dia.
3. Jaga kepercayaan dengan manfaatkan teknologi dan customer experience yang lebih baik
Memimpin perusahaan dengan lebih dari 6.000 karyawan tentu bukan hal yang mudah. Butuh strategi dan gaya kepemimpinan untuk bisa membawa perusahaan untuk bisa bertahan.
Bagi Lena, memfokuskan pada kepemimpinan transformasional yang menekankan pada inovasi produk dan layanan, operasional yang lebih andal melalui pemanfaatan teknologi digital, serta customer experience yang lebih baik menjadi hal utama yang dilakukan saat ini. Khususnya, di kala pandemik COVID-19 yang melanda hampir di seluruh negara, termasuk Indonesia.
Dalam internal perusahaan, Lena tentu sangat memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM). Tidak hanya persoalan kesejahteraan, Lena pun menyebutkan, di tengah Pandemik COVID-19, perusahaannya rutin membagikan beras, vitamin dan telur untuk menjaga stamina para karyawan.
"SDM menjadi prioritas utama. Kami memastikan karyawan mendapatkan perhatian dan kesejahterahannya tercukupi. Selain mendapatkan gaji dan tunjangan, mereka juga mendapatkan beras, vitamin dan telur untuk menjaga stamina," ungkap penggemar nasi goreng Kebon Sirih ini.
4. Suka duka menjaga perusahaan di tengah pandemik COVID-19

Tahun ini, TIKI telah memasukin usia 51 tahun. Tentunya ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa dan menjadi saksi sejarah yang telah melalui berbagai fase perkembangan perekonomian Indonesia. Termasuk krisis ekonomi 1998 dan juga pandemik COVID-19.
Hal ini juga sekaligus menjadi bukti nyata bagaimana bisnis TIKI dibangun dengan sistem
manajemen yang tangguh dan SDM yang mumpuni. Pada masa pandemi COVID-19 ini, manajemen TIKI memfokuskan pada 2 aspek utama yaitu (1) Keamanan dan keselamatan para staf dan kurir kami dalam menjalankan tugasnya, (2) Memaksimalkan operasional untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan meskipun di tengah berbagai pembatasan yang ada.
5. Menjadikan motivasi bagi TIKI di tengah hadirnya perusahaan baru jasa kurir

Selama 51 tahun eksis menjadi pioner perusahaan jasa pengiriman di Tanah Air tentunya menghadapi banyak pesaing bisnis. Namun, bagi Lena, hadirnya perusahaan-perusahaan baru di jasa kurir tidak dijadikan pesaing bagi TIKI.
Lena mengaku, kehadiran perusahaan jasa kurir itu dijadikan motivasi bagi TIKI
untuk melakukan yang lebih lagi baik dari sisi inovasi, keunggulan jaringan dan operasional.
Selama 51 tahun ini, TIKI telah banyak melakukan perubahan dan beradaptasi dengan
perkembangan jaman dan perkembangan kebutuhan konsumen.
"Hal ini lah yang menjadi kunci kesuksesan TIKI dalam mempertahankan eksistensinya selama 51 tahun ini," kata dia.
Namun terlepas dari hal tersebut, TIKI ingin menggandeng sebanyak-banyaknya mitra untuk membangun ekosistem industri jasa kurir dan logistik yang kolaboratif untuk meningkatkan daya saing di pasar internasional.
6. Terus berkomitmen membangun perekonomian negeri dengan membantu UMKM
Lena menyebutkan, selama 5 dekade, TIKI semakin memantapkan posisinya sebagai pionir dan pemimpin di industri jasa kurir dan logistik yang telah terbukti menjadi mitra yang tangguh dan dapat diandalkan oleh para pelaku bisnis di berbagai situasi ekonomi termasuk kondisi pandemi seperti saat ini.
Bahkan, kata dia, keberhasilan perusahaan ini dibuktikan dari banyaknya penghargaan bergengsi untuk industri kurir yang diterima. Beberapa penghargaan terakhir yang berhasil diterima TIKI antara lain Indonesia Millenial’s Top Brand Award 2019 katergori courier service oleh Warta Ekonomi pada 2019, serta Top Innovation Award atas inovasi layanan Seller Online Booking (SERLOK) oleh TRAS N CO Indonesia pada 2021.
Ke depannya, kata dia, TIKI akan terus berkomitmen melayani negeri dan menggerakkan roda aktivitas ekonomi di Indonesia melalui jaringan yang tersebar di seluruh pelosok negeri, serta inovasi layanan pengiriman yang disesuaikan dengan kebutuhan pelaku usaha, baik besar maupun UMKM; baik korporasi maupun perorangan.
"Salah satu fokus TIKI ke depan adalah membangun ekosistem digital yang tangguh
dan sustainable. Terus mengembangkan inovasi-inovasi berbasis digital dengan berorientasi pada pengalaman pelanggan serta efisiensi dan ketahanan operasional. Kami juga akan terus mengembangkan inovasi produk dan layanan yang telah kami miliki saat ini beserta cakupannya antara lain SERLOK (Seller Online Booking), TIKI Putar (Jemput Antar) serta layanan Jempol (Jemput Online)," ujar dia.