Unisba Kembangkan Aplikasi untuk Pertemukan Pakar dan Komunitas Desa

Bandung, IDN Times - Pengembangan desa saat ini menjadi fokus banyak pihak bukan hanya pemerintah, tapi juga kalangan akademisi. Potensi desa yang sangat banyak harus bisa dikembangkan termasuk oleh para pakar dari kalangan perguruan tinggi.
Hal ini yang coba diinisiasi oleh Univesitas Islam Bandung (Unisba) melalui pembuatan aplikasi Komdesa. Kepala Pusat Pengembangan Teknologi dan Kewilayahan Unisba, Imam menuturkan bahwa persoalan di desa saat ini masih banyak di tengah potensinya. Untuk itu para akademisi harus mau turun ke desa ikut serta memecahkan permasalahan dan memberikan bantuan keilmuan apa saja yang bisa diterapkan dalam memajukan desa dan komunitas yang ada di sana.
"Aplikasi ini memungkinkan masyarakat desa untuk menyampaikan kebutuhan mereka dan melakukan konsultasi dengan pakar dari Unisba, yang nantinya dapat ditindaklanjuti dengan program pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang berbasis pada data dan kebutuhan nyata," kata Imam dalam kegiatan Unisba Expo 2025, Kamis (23/1/2024).
1. Baru mendata 42 komunitas

Aplikasi KomDesa saat ini telah mencakup 42 komunitas di Walagri dan 10 desa binaan. untuk kemajuan desa melalui berbagai komunitasnya ini diharapkan mampu meningkatkan nilai sebuah desa baik itu kawasannya, maupun produk yang dihasilkan.
"Potensi desa sangat besar, namun tantangannya adalah bagaimana meningkatkan nilai dari sumber daya desa tersebut," papar Iman.
Aplikasi ini baru diluncurkan tahun ini sebagai upaya untuk menjadikan seluruh proses PKM berbasis kebutuhan masyarakat, bukan hanya berdasarkan kedekatan atau pengalaman dosen.
"Harapannya, aplikasi ini dapat menjadi alat yang mendekatkan Unisba dengan masyarakat, sehingga pengabdian kepada masyarakat menjadi lebih relevan dan memberikan dampak nyata," ujarnya.
2. Akademisi lain bisa ikut serta

Menurutnya, meski aplikasi ini dikembangkan oleh Unisba, bukan berarti desa yang akan dirambah hanya sekitar Jawa Barat saja. Pun dengan para akademisi nantinya bisa datang dari kampus lain yang mempunyai keahlian di luar kampus Unisba.
Dengan makin beragamnya pakar, maka kebutuhan komunitas desa pun bisa semakin terbantu. Sehingga ke depannya, apa yang diharapkan bisa didapat para komunitas bisa tercapai dengan keahlian para pakar melalui aplikasi ini.
"Kita ingin melibatkan banyak kampus lain juga industri nantinya," kata Iman.
3. Akademisi harus mau mengabdi untuk masyarakat

Sementara itu, Ketua LPPM Unisba sekaligus Penanggung Jawab Unisba Expo 2025, Neni Sei Imaniyati mengatakan, kegiatan ini menjadi ajang untuk mengekspos berbagai inovasi dan riset yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Acara ini menjadi ajang untuk mengekspos hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa Unisba agar dapat diketahui publik, baik melalui publikasi maupun ekspos seperti ini," ujar Neni
Mengusung tema "SDGs in Action: An Innovation Expo for Future Leaders", Unisba Expo 2025 menampilkan berbagai karya inovasi, penelitian, pengabdian masyarakat, serta pengajaran yang dihasilkan oleh sivitas akademika Unisba.
Sebagai bagian dari RESVEX, acara ini juga memberikan apresiasi kepada para peneliti dan pengabdi terbaik serta fakultas yang fokus dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Harapannya, pencapaian-pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi seluruh dosen Unisba untuk terus berkontribusi melalui penelitian dan pengabdian yang bermanfaat bagi masyarakat.