Bandung, IDN Times - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto melakukan kunjungan ke Bandung, Jawa barat, Jumat(22/2). Dalam kunjungan kali ini dia menyempatkan bertemu sejumlah budayawan dari Kota Kembang.
Pertemuan diadakan di rumah salah satu seniman Bandung, Budi Dalton, Jalan Rengkong Nomor 2, Jumat (22/2). Acara ini juga dihadiri Edi Brokoli dan Man Jasad yang merupakan salah satu vokalis band metal.
Perbicangan antara Hasto bersama sejumlah kader PDI-Perjuangan dimulai pada pukul 16.00 WIB dan selesai sekitar pukul 17.30 WIB. Hasto bercerita bahwa Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu provinsi yang kental akan kebudayaan.
Nilai budaya ini bukan hanya dalam bentuk tarian maupun lukisan atau patung yang ada, tapi juga budaya untuk melestarikan alam yang menunjang hidup manusia.
"Kami menyepakati modernitas tana jati diri akan membuat masyarakat kehilangan akal. Untuk itu perlu strategi kebudayaan yang jelas dan dijalankan secara bersama-sama," ujar Hasto usai melakukan pertemuan.
Menurut Hasto, calon presiden nomor urut satu Joko 'Jokowi' Widodo merupakan sosok yang tepat dipilih karena beliau sangat fokus dalam menjaga kebudayaan Indonesia. Jokowi sangat menjaga nilai kebudayaan di mana keseharian beliau tidak banyak "menyerap" unsur-unsur budaya asing.
"Jokowi tidak akan berubah menjadi ke inggris-inggrisan, yang hobinya berkuda, tidak," papar Hasto.
Pada sela-sela perbicangan ini, Hasto pun tak segan mengajak para budayawan yang hadir dalam pertemuan untuk mengajak seluruh budayawan lainnya memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Selain karena Jokowi yang fokus pada pembenahan kebudayaan dalam negeri, kedua sosok ini pun tidak memiliki rekam jejak yang menyakiti rakyat.
"Kami minta dukungan komunitas yang ada untuk mendukung Jokowi. Mari kita bekerja sama," papar Hasto.
Di samping itu, Hasto yang juga Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan meminta bantuan para budayawan serta merta memerangi penberitaan bohong (hoaks) yang selama ini banyak di media sosial. Pemberitaan seperti ini sangat tidak baik dan bisa membuat masyarakat terpecah belah karena adanya infromasi palsu.
Khususnya saat ini di mana perpoltikan sedang panas-panasnya, alangkah baiknya para budayawan bisa mengajarkan masyarakat lain untuk tidak saling fitnah demi menjaga persatuan.