Survei Teranyar LSI Denny JA, Demul-Erwan Masih Mendominasi di Jabar

Bandung, IDN Times - Sejumlah lembaga kembali melakukan rilis terkait hasil survei yang dilakukan untuk pemilihan gubernur Jawa Barat (Jabar). Terbaru, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA memperlihatkan bahwa pasangan calon (paslon) Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan masih mendominasi suara masyarakat sehingga potensi menangnya cukup tinggi.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah mengatakan, LSI telah melakukan survei pada 31 Oktober hingga 4 November 2024. Menggunakan metodologi standar, multistage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 800 responden dengan margin of error plus minus 3,5 persen.
Dari survei tersebut, didapati bahwa pasangan ini mampu meraih suara di atas 50 persen. Data ini tidak terlalu mengejutkan karena dari survei yang dilakukan di beberapa daerah dengan menyakutpautkan Pilgub Jabar, hasilnya masih sama.
"Hasilnya, Dedi Mulyadi selalu unggul di rata-rata 70 persen. Bahkan ada juga yang tembus di angka 80% di Purwakarta dan 90 persen di Subang. Yang di bawah 70 persen hanya terjadi di Kota Bekasi (62%) dan Kabuapten Ciamis (67%). Tapi, jika dibanding dengan tiga paslon lain, tetap saja Dedi -Erwan unggul jauh," kata dia dalam konferensi pers di Kota Bandung, Jumat (8/11/2024).
1. Hasil ini tidak beda jauh dibandingkan bulan lalu

Menurutnya, LSI Denny JA, pernah turun juga untuk survei Pilbub dan Pilwakot di sejumlah wilayah di Jabar pada priode September hingga Oktober. Hasilnya, masih kurang lebih sama, di mana pasangan ini selalu mendapatkan suara di atas 70 persen, kecuali di Kota Bekasi dan Ciamis.
Sementara raiha suara untuk paslon lain seperti Ahmad Syaikhu-Ilham Akbar Habibie mendapat 12 persen, Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina (6,5%), Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja (5,3%).
"Dari ketiga pasangan ini belum ada yang tembus di angka 15 persen dan sementara hanya ada swing voters 1,6 persen," ujarnya.
2. Warga memilih calon yang populer

Dari data yang dipaparkan, lanjutnya, salah satu faktor keunggulan paslon yang diusung parpol dengan jumlah terbanyak itu, calon gubernurnya, Dedi Mulyadi sudah memiliki tingkat pengenalan yang sangat tinggi, yaitu 92,1 persen dan tingkat kesukaan 88,6 persen. Angka ini menggambarkan popularitas Dedi itu berbanding lurus dengan kesukaan.
Tingginya angka pengenalan dan kesukaan tersebut terkonfirmasi secara logis pada dukungan yang merata di seluruh segmen demografis seperti gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan dan penghasilan, profesi, pemilih parpol, ormas dan lain-lain.
Yang menarik, kata Toto, pemilih partai yang cagubnya berbeda, yaitu PKS, PDIP dan PKB justru mayoritas memilih Dedi- Erwan. Misalnya, pemilih PKS sebesar 47,9 persen, pemilih PDIP 71,8 persen dan pemilih PKB 62,1 persen memilih Dedi-Erwan.
3. Masih ada sisa kandidat lain untuk coba menyalip

Toto mengakui, masih ada sisa waktu kurang lebih 20 hari untuk seluruh kandidat memaksimalkan target ideal elektabilitasnya. Namun, dari pengalaman selama ini melakukan ratusan kali survei, tidak mudah untuk seorang kandidat bisa mengejar ketertinggalan dalam waktu kurang dari satu bulan.
“Biasanya, hanya tsunami politik dan money politic yang bisa mengubah peta elektabilitas dalam waktu yang singkat itu. Masalahnya, sejauh ini belum terlihat akan adanya tsunami politik tersebut, termasuk, money politic,” katanya.
Jika pun ada kandidat yang akan mencoba melakukan jurus abnormal seperti money politic, menurut Toto, tidaklah mudah. Pertama, butuh cost yang sangat besar, bisa ratusan miliar. Kedua, sangat beresiko kena diskualifikasi KPU karena masuk dalam kategori pelanggaran TSM (Terstruktur, Sistematis dan Massif).