Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Setelah Oplos Beras, Kini Ditemukan Takaran Gula Putih Tak Sesuai

ilustrasi tuang gula (freepik.com/freepik)
ilustrasi tuang gula (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Didapat dari sidak ke pasar swalayan
  • Ada perbedaan 15-30 gram
  • Presiden minta tindak tegas praktik curang perdagangan

Garut, IDN Times - Setelah ramai adanya dugaan beras oplosan pada sejumlah beras premium yang dijual di pasaran, kali ini ada dugaan pengurangan takaran pada penjualan gula putih. Dugaan pengurangan berat itu ditemukan Polres Garut. Kepolisian Resor Garut pun telah berkoordinasi dengan dinas terkait melakukan pendalaman temuan takaran yang kurang pada kemasan gula putih untuk mengetahui batasan toleransinya sebelum diproses hukum lebih lanjut.

"Kita koordinasi dengan Disperindag apakah masih batas normal apa tidak," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut AKP Joko Prihatin dikutip dari ANTARA, Jumat (25/7/2025).

1. Didapat dari sidak ke pasar swalayan

Ilustrasi swalayan dengan produk lengkap dan murah (pinterest.com/@flolyheaven)
Ilustrasi swalayan dengan produk lengkap dan murah (pinterest.com/@flolyheaven)

Ia menuturkan Satuan Tugas Pangan Garut melakukan kegiatan inspeksi mendadak ke sejumlah tempat penjualan pangan, salah satunya dengan mendatangi pasar swalayan di perkotaan Garut. Tim yang turun ke lapangan, kata dia, mengecek kondisi barang pangan yang beredar mulai dari ketersediaan, batas kedaluarsa, sampai juga berat kemasan produk pangan.

Hasil temuan di lapangan, kata dia, ada produk gula putih kemasan yang takarannya kurang atau tidak sesuai dengan berat yang tertera dalam kemasan ketika dilakukan penimbangan ulang.

"Masih standar, hanya ada kekurangan timbangan sedikit di gula putih, hanya beberapa gram," katanya.

2. Ada perbedaan 15-30 gram

ilustrasi gula pasir (pixabay.com/designfoto)
ilustrasi gula pasir (pixabay.com/designfoto)

Meski temuannya antara 15 sampai 30 gram, kata dia, tetap menjadi perhatian tim Satgas Pangan untuk melakukan pendalaman lebih lanjut bersama dinas terkait.

Joko menyampaikan untuk stok bahan pangan pokok di pasaran masih dalam kategori aman, dan tidak ditemukan adanya indikasi kelangkaan maupun kenaikan harga yang signifikan. Begitu juga pendistribusian lancar, dan keterjangkauan harga masih aman.

Ia menegaskan inspeksi mendadak tersebut akan terus dilakukan secara berkala sebagai langkah pencegahan dan memastikan harga bahan pokok stabil di pasaran, dan pendistribusiannya lancar.

"Ini merupakan upaya preventif Polres Garut bersama instansi terkait untuk menjaga kestabilan harga di pasaran serta memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga yang wajar," katanya.

3. Presiden minta tindak tegas praktik curang perdagangan

Ilustrasi korupsi (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi korupsi (IDN Times/Sukma Shakti)

Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan keseriusannya dalam memberantas praktik curang dalam tata niaga beras. Dalam pidatonya di Harlah ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rabu malam (23/7), Prabowo mengungkap permainan harga dan pengemasan ulang beras subsidi telah merugikan negara hingga Rp100 triliun setiap tahun.

“Sama dengan beras, bayangkan ya beras kita subsidi benih, kita subsidi pupuk, pabrik pupuk milik rakyat, milik negara, pestisida disubsidi, waduk-waduk dibangun oleh uang rakyat, irigasi-irigasi dibangun oleh uang rakyat, beras alat-alatnya pakai bahan bakar disubsidi oleh rakyat, begitu sudah digiling jadi beras. Yah, itu paket diganti beras yang disubsidi ini ditempel katanya beras premium harganya tambah 5.000–6.000, ini menurut saudara benar atau tidak?” tutur Prabowo.

Prabowo juga mengungkap bahwa permainan curang ini dilakukan oleh ratusan perusahaan.

“Sudah 212 perusahaan penggiling padi yang kita buktikan melanggar. Ini mereka sendiri sudah mengakui karena dibawa ke laboratorium diperiksa. Ya, ini mereka harus kembalikan uang yang mereka nikmati dengan tidak benar,” ungkapnya.

Dia menilai praktik semacam itu sebagai kejahatan ekonomi yang merampas hak rakyat dan bertentangan dengan konstitusi.

“Ini adalah pidana. Ini nggak bener, ini pidana yang saya katakan kurang ajar itu, serakah. Dorongannya adalah saya dapat laporan, satu tahun dengan permainan ini ya beras biasa diganti bungkusnya, dibilang premium, dijual... ini hilang kekayaan kita, hilang Rp100 triliun tiap tahun. Rp100 triliun!” tutur Prabowo.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us