Pria di Cianjur Jadi Korban Salah Tangkap, Minta Bantuan Gubernur Dedi Mulyadi

- Seorang pria di Cianjur diduga menjadi korban salah tangkap polisi, meminta bantuan Gubernur Dedi Mulyadi melalui video di TikTok.
- Kabid Humas Polda Jabar mengkonfirmasi kejadian tersebut, menyebut korban melakukan perlawanan dan pemukulan kepada polisi.
- Kepolisian siap memberikan bantuan pengobatan kepada korban, dengan upaya untuk menyelesaikan masalah ini secara damai.
Bandung, IDN Times - Sebuah video di media sosial Tiktok ramai diperbincangkan, di mana seorang pria diduga jadi korban salah tangkap anggota kepolisian Polres Cianjur. Dalam akun TikTok @putrapasundan_01, tampak seorang pria dengan kondisi wajah lebam seperti korban penganiayaan.
"Pak Dedi yeuh, tulungan abdi Pak Dedi. Abdi korban kekerasan anggota polisi Pak Dedi, korban salah tangkap. (Pak Dedi tolong saya. Saya korban kekerasan polisi, korban salah tangkap)," kata pria di video tersebut.
Dia pun menyebut bahwa mukanya kena pukul dan badannya juga tersiksa akibat ulah polisi. Dia berharap bantuan dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi karena takut disalahkan ketika meminta bantuan ke kepolisian.
Terkait hal ini, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan mengatakan bahwa kejadian salah tangkap itu benar adanya. Menurutnya kejadian itu berlangsung di sebuah mini market ketika polisi tengah mencari seorang pencuri.
"Orangnya ada di situ dan dia reaktif kepada polisi. Melakukan perlawanan sehingga kami duga sebagai tersangka (kasus pencurian)," ungkap Hendra, Senin (9/6/2025).
Ketika kejadian itu korban juga melakukan pemukulan kepada polisi sehingga ada anggota yang mengalami cedera karenanya. Saat ini polisi sudah melakukan komunikasi dengan korban agar persoalan ini berakhir damai.
"Namanya risiko di lapangan. Dia juga sama pukul anggota, kan ini sama-sama tidak tahu. Intinya salah paham," kata Hendra.
Dia menegaskan kepolisian siap memberikan bantuan untuk pengobatan kepada korban salah tangkap tersebut. Sehingga tidak harus kejadian ini menjadi kabar miring yang tersebar luas di masyarakat.
"Pasti kami bantu mau pengobatan seperti apa, ke mana," tuturnya.