Bandung, IDN Times - Negara-negara di kawasan Asia, seperti Indonesia dan Filipina, menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka perokoknya. Penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, snus, maupun kantung nikotin, perlu dikedepankan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Peneliti Senior Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Profesor Achmad Syawqie menyampaikan, serangkaian cara yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia, seperti menaikkan tarif cukai rokok, kampanye anti-rokok, maupun penerapan regulasi yang ketat, dinilai tidak cukup efektif dalam menurunkan prevalensi perokok.
“Negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan lainnya masih diteror oleh masalah tingginya prevalensi perokok. Perokok akan terus merokok, kecuali ada cara lain bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan nikotinnya,” ucap Syawqie keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Rabu(30/6/2021).