Ilustrasi return profit atau imbal hasil dalam investasi selama periode waktu tertentu. (pexels.com/@n-voitkevich)
Sebagai bagian dari rangkaian menuju The 7th West Java Investment Summit 2025, Roadshow ini diharapkan menjadi pijakan penting dalam memperkuat daya saing Jawa Barat. Dengan fokus pada agribisnis, infrastruktur perkotaan, dan solusi mobilitas, Jawa Barat meneguhkan diri sebagai provinsi dengan ekosistem investasi yang progresif, berkelanjutan, dan berorientasi global.
"Kami optimistis bahwa momentum Roadshow ini akan menjadi tonggak percepatan realisasi investasi di Jawa Barat. Pemerintah provinsi siap memastikan setiap komitmen yang telah terjalin dapat ditindaklanjuti dengan dukungan regulasi yang jelas, fasilitasi yang cepat, serta sinergi penuh lintas sektor," tutur Dedi Taufik.
Beberapa proyek yang ditawarkan antara lain PJU Kota Bandung senilai Rp1,175 triliun sebagai bagian dari program Bandung Caang Utama dengan pemasangan 48.470 lampu hemat energi.
Ada pula PJU Pangandaran senilai Rp68 miliar yang mendukung keamanan wisata; serta LRT Bojongsoang–Tegalluar senilai Rp16 triliun sebagai solusi transportasi massal modern di Bandung Raya.
Dari sektor agribisnis, muncul proyek SINTAS di Tasikmalaya (Rp12,14 miliar) yang mengembangkan industri gula aren, Pertanian Organik Terintegrasi di Sumedang (Rp139,8 miliar), hingga Pabrik Tepung Jagung “Jaguarmill” di Garut (Rp191,2 miliar) dan Pabrik Pakan Silase (Rp189 miliar).
Selain itu, terdapat proyek Zero Waste Mangosteen Factory di Purwakarta (Rp76,8 miliar), TOD Pondok Cina – Co-Working Space di Depok (Rp7,94 miliar), hingga pengembangan kawasan BIJB Kertajati yang meliputi Aerospace Park (Rp2,63 triliun), E-Commerce Hub (Rp1,35 triliun), dan Mixed Use Commercial Area (Rp1,54 triliun).
Proyek energi juga tak luput ditawarkan, di antaranya pembangunan pipa distribusi gas Indramayu–Bandung (Rp820 miliar), eksplorasi gas Subang (Rp246 miliar), akuisisi lima PLTM (Rp88 miliar), hingga pembangunan CNG Mother Station di Subang (Rp75 miliar).