Pemprov Jabar Berencana Berikan Tim Kesenian Gratis untuk Hajatan Warga

- Pemprov Jabar akan memberikan bantuan tim kesenian gratis kepada warga yang menggelar hajatan untuk mencegah mereka meminjam uang dari bank emok.
- Gubernur Dedi Mulyadi telah meminta jajarannya untuk mendata seniman, grup kesenian lokal, dan menghitung anggaran yang bisa dialokasikan untuk membantu warga.
- Kebijakan ini pernah berhasil diterapkan saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta dengan nama Caravan Seni, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif pada eksistensi seniman lokal.
Bandung, IDN Times - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi berencana memberikan bantuan tim kesenian gratis kepada masyarakat yang menggelar hajatan. Kebijakan ini menurutnya bisa mencegah warga dari meminjam uang kepada bank emok untuk membiayai hajatan.
Rencananya Pemprov jabar akan membuat aplikasi khusus bagi warga yang tidak mampu mengajukan permohonan bantuan tim kesenian untuk hajatan.
"Jadi orang yang hajatan dan kemudian kategorinya mereka itu masyarakat tidak mampu agar mereka tidak pinjam bank emok untuk bayar seni segala macam, mereka nanti bisalah (mengajukan)," katanya di Gedung Sate, Bandung, dikutip Rabu (20/11/2025).
1. Khusus untuk warga yang membutuhkan

Dedi Mulyadi mengaku sudah meminta jajarannya untuk mendata seniman, grup kesenian lokal serta menghitung anggaran yang bisa dialokasikan untuk membantu warga meski tidak besar.
"Walaupun kami belum bisa (mengalokasikan) sebanyak mungkin tapi minimal bisa untuk beberapa kalangan itu," ujarnya.
Teknis pengajuan bantuan tersebut, menurut dia harus melalui aplikasi yang tengah disiapkan. Setelah pengajuan, Pemprov nanti akan menunjuk tim kesenian lokal yang akan hadir.
"Nanti masuk ke aplikasi kami. Kemudian nanti Pemprov menunjuk nih di kabupaten, misalnya Kabupaten Garut, mau ada calung nah nanti calung Kabupaten Garut suruh tampil yang bayarnya kami," katanya.
2. Tim kesenian disesuaikan dengan daerah masing-masing

Kebijakan ini pernah berhasil diterapkan saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta dengan nama Caravan Seni. Program ini merupakan inisiatif untuk menampilkan dan melestarikan kesenian khas Purwakarta seperti Domyak, Ibing Pencak Silat, dan Tari Maranggi melalui pertunjukan ke hajatan warga.
Dedi Mulyadi, waktu itu meluncurkan program ini sebagai bentuk pendekatan untuk memperkenalkan kekayaan budaya Purwakarta kepada masyarakat luas sekaligus membantu meringankan beban warga.
"Iya hampir sama, jadi misalnya orang Garut mengundang kesenian Calung kemudian orang Majalengka mengundang kesenian sandiwara," katanya.
3. Bukan hanya pejabat, warga kurang mampu berhak dapat hiburan kesenian

Selain membantu warga, kebijakan ini juga bisa memberikan dampak positif pada eksistensi seniman lokal dibanding pemerintah daerah menggelar acara kesenian yang hanya bisa dikonsumsi internal.
"Nah itu ekonomi hidup tuh, dibanding dengan Pemprov buat kegiatan. Kan dulu pertunjukan kesenian Pemprov Jabar di alun-alun Kabupaten Majalengka yang nontonnya pejabat," katanya.
Program tersebut juga dinilai jauh lebih murah karena biaya yang dikeluarkan tidak besar dan warga yang dilayani jauh lebih banyak.
"Biayanya murah kan gak usah pakai event organizer lagi, tinggal kirim, kirim itu kan harga kesenian tuh. Ada yang Rp3 juta, ada yang Rp5 juta, ada yang Rp10 juta, yang di daerah itu paling mahal Rp15 juta," katanya.
Kebijakan ini rencananya akan dimulai setelah pemerintah selesai membuat aplikasi dan perhitungan anggaran. "Aplikasinya lagi dibuat," kata dia.
















