Normal Baru Jabar, SMA-SMP di Bandung Belum Putuskan Pencegahan Corona

Bandung, IDN Times - Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bandung akan turut melakukan new normal atau normal baru pada Senin (1/6). Beberapa skema normal baru untuk proses belajar mengajar siswa juga tengah dilakukan.
Salah satu kepala sekolah dari SMA Negeri 4 Kota Bandung H. Andang Segara mengatakan, saat ini SMA Negeri 4 sudah membuat beberapa skema dalam normal baru. Namun, skema tersebut masih belum diputuskan secara resmi lantaran masih dalam koordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik).
"New normal di sekolah ini memang harus diperhatikan. Kami sudah membuat skema dan masih dalam koordinasi dengan Disdik," ujar Andang saat dihubungi, Kamis (28/6).
1. Berbagai skema sudah disiapkan sekolah di Bandung

Ia menuturkan, pada awal new normal kemungkinan SMA Negeri 4 akan menerapkan protokol pencegahan COVID-19 berdasarkan aturan yang akan diberlakukan nantinya. Protokol yang akan disiapkan adalah menempatkan posko cek suhu tubuh di pintu masuk sekolah serta membuat tempat pencuci tangan.
"Mulai awal masuk kita sudah menyiapkan petugas untuk mengukur panas badan dan ini petugas pakai APD lengkap. Disiapkan juga tempat cuci tangan di 20 tempat dan hand sanitizer yang cukup banyak," ungkapnya.
Tak hanya itu, penyemprotan disinfektan juga akan tetap dilakukan selama tiga hari sekali. Hal tersebut dilakukan guna mensterilkan ruangan setelah siswa melakukan proses belajar di kelas.
"Disinfektan tiga hari sekali disemprot jadi keberhasilan kelas di jaga terus menerus. Selanjutnya susunan bangku juga diubah demi menerapkan physical distancing," jelasnya.
2. Keputusan teknis normal baru masih belum ditentukan Disdik Jabar

Dengan jumlah siswa SMA Negeri 4 yang mencapai seribu lebih, Andang mengatakan, social distancing perlu ditetapkan secara maksimal dengan mengatur jumlah kursi duduk untuk siswa. Adapun jam belajar nantinya kemungkinan akan berlakukan shift I dan II.
"New normal di SMA Negeri 4 kemungkinan jadi dua shift. Shift satu setengahnya jadi digilir skemanya," katanya.
Selain itu, SMA Negeri 4 juga kini telah menerapkan belajar dengan model tiga hari di rumah dan selebihnya di sekolah. Menurutnya, hal tersebut sangat efektif selama target kurikulum tercapai dan meminimalisir kontak langsung antar siswa.
"Jadi kami punya skema sistem semester, siswa bisa tiga hari di rumah tiga hari di sekolah. Sekarang tadi sudah rapat dan kami pilih ini teknik mana yang menguntungkan," ungkapnya.
3. Protokol pencegahan COVID-19 selama normal baru di lingkungan SMA akan diterapkan persis dengan PSBB

Senada dengan Andang, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 9 Bandung, Iwan Hermawan mengatakan, skema yang akan diterapkan sekolahnya nyaris sama dengan SMA Negeri 4. Pada normal baru, nantinya akan ada penjaga di depan sekolah dan melengkapi protokol pencegahan COVID-19.
"Kita ada tiga alternatif. Pertama optimistis Juni masuk, maka kita harus siapkan tempat cuci tangan di tiap kelas dan gerbang pintu masuk," kata Iwan.
Sedangkan untuk persoalan jaga jarak, SMA Negeri 9 masih belum mengetahui aturan pasti yang akan diterapkan pada normal baru. Sampai saat ini keputusan tersebut masih belum diputuskan oleh Disdik Jabar.
"Nah yang jadi persoalan yaitu jaga jarak. Kami belum siap, karena di sini satu kelas 36 dan dibagi dua. Ini apakah kita dua shift?" kata dia.
4. SMP di Kota Bandung belum menentukan protokol pencegahan COVID-19 normal baru

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan untuk kebijakan di ranah SMP, Pemkot Bandung sudah mengusulkan beberapa persyaratan normal baru. Menurutnya, new normal pada ranah pendidikan perlu diperhatikan lebih serius.
"Kita minta ada beberapa tindakan khusus dan berbeda dari tindakan sosial lainnya. Karena ini jumlah siswa banyak di Kota Bandung," ujar Hikmat.
Ia menambahkan protokol pencegahan nantinya harus diterapkan secara maksimal untuk meminimalisir euforia dari siswa yang telah lama berada di rumah dan tidak bertemu teman-temannya.
"Sebenarnya anak belajar dari rumah sudah bagus dan bisa menekan angka penyebaran COVID-19. Saya juga khawatir orang tua (siswa) nanti pada kumpul," kata dia.