Naik BRT Bandung-Padalarang, Pj Gubernur Pastikan Tiket Disubsidi

Bandung Barat, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengajak para kepala daerah Bandung Raya untuk menjajal transportasi publik Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya pada Senin (4/11/2024).
Rute yang ditempuh Pj Gubernur Jawa Barat dan rombongan dimuali dari Alun-alun Bandung menuju garis akhir di Kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Mereka melintasi jalur arteri sesuai dengan perlintasan BRT Bandung Raya tersebut.
Usai menjajal transportasi publik itu, Bey menceritakan kesan-kesannya. Dia mengatakan perjalanan yang ditempuh selama satu jam itu dinilai cukup baik, apalagi dengan kondisi arus lalu lintas di sepanjang jalan yang tak terlalu ramai.
"Kami hari ini mencoba BRT dan busnya nyaman. Waktu tempuh tadi memang sedang tidak macet, satu jam kurang lebih hari ini dari Alun-alun Bandung sampai ke Kota Baru Parahyangan. Itu cukup baik ya," ujar Bey saat ditemui di Padalarang
1. Penambahan infrastruktur tahun depan

Selama 2024 ini, Bey menyebut sudah ada 21 rute yang berjalan meski ada beberapa rute lagi yang perlu dimantapkan, salah satunya pemasangan jalur khusus. Tiga koridor yang sudah berjalan yakni Dipatiukur-Jatinangor, Baleendah-BEC, serta Alun-alun Bandung-Padalarang.
"Jadi memang jalannya itu kecil ya, maka waktu berhentinya di setiap tempat transit itu hanya dua menit maka busnya yang kecil juga," ucap Bey.
Untuk menunjang optimalisasi operasional BRT Bandung Raya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan pembangunan sejumlah infrastruktur yang akan dimulai awal tahun 2025.
"Termasuk nanti ada ruang operational center yang akan mengatur bus supaya tertib. Untuk infrastruktur itu, pada 2024 ada tiga yang dijalankan oleh kementerian (Perhubungan) kemudian dua rute lagi oleh Pemprov (Jabar) jadi totalnya lima rute. Nah di tahun 2025, lima rute oleh Pemprov Jabar semua dengan anggaran dari World Bank," ujar Bey.
2. Bey optimistis BRT diminati masyarakat

Jika dilihat sari segi kenyamanan dan keamanan, Bey optimistis masyarakat bakal beralih menggunakan transportasi publik tersebut. Hal itu ditunjang dengan data 62 persen masyarakat Bandung Raya kini beralih menggunakan BRT.
"Kapasitas diharapkan tidak terlalu penuh, karena per headway tidak terlalu jauh. Tentunya kami harus tetap memberikan kenyamanan bagi masyarakatnya ya. Saya tanya tadi memungkin gak mengambil penumpang di sembarang tempat? Ternyata tidak memungkinkan, dengan sistem yang ada operator bisa kena denda," kata Bey.
3. Bakal ada subsidi tiket

Sementara untuk pembelian tiket, moda transportasi ini akan menggunakan sistem Public Service Obligation (PSO) satu kali bayar untuk setiap pengguna. Bey mengatakan keberadaan BRT ini juga menjadi opsi penunjang Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung.
"Nanti untuk tiket juga subsidi. Kami membuat masyarakat nyaman, misalnya yang dari Alun-alun Bandung mau ke KCIC, itu bisa naik yang rute Padalarang nanti di persimpangan bisa pindah ke yang rute KCIC, hanya satu kali bayar," kata Bey.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pemerintahan pada Setda Kota Cimahi Endang mengatakan, pemerintah daerah sangat mengapresiasi dengan keberadaan BRT ini.
"Tentunya kami mendukung dengan adanya transportasi publik ini yang melintas di Kota Cimahi. Kami juga akan siapkan sarana penunjangnya," ujar Endang.