Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Menteri UMKM Soroti Tingginya Tarif Pemasaran Platform Digital

ilustrasi belanja online di e-commerce (pexels.com/Julio Carballo)
ilustrasi belanja online di e-commerce (pexels.com/Julio Carballo)
Intinya sih...
  • Ranah digital dari masa depanMenurut Maman, UMKM memanfaatkan platform digital seperti e-commerce untuk menjual barang, namun sistem penjualan dan tarif perlu diperbaiki.
  • Rantai pasok harus diperbaikiKementerian UMKM ajak pengusaha perbaiki rantai pasok usaha agar UMKM bisa mendapat kemudahan dalam bisnisnya.
  • Jangan kalah dengan negara tetanggaApindo Expo & UMKM Fair 2025 di Bandung diharapkan meningkatkan penetrasi UMKM Indonesia ke rantai pasok nasional dan global.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) saat ini menjadi tulang punggung dalam perekonomian Indonesia. Bukan hanya dari jumlah pelaku usahanya saja, tapi juga karena banyaknya masyarakat yang bisa dipekerjakan di sektor tersebut.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menuturkan, tantangan para pelaku kecil ini sangat banyak mulai dari minimnya modal, sulitnya akses penjualan, pembiyaan perbankan yang tidak mudah, hingga digitalisasi. Salah satu yang disoroti Maman adalah perubahan akses penjualan dari luring (offline) menjadi daring (online), di mana sekarang makin banyak UMKM menjual barang secara online di platform digital justru harga pemasaran yang dikenakan kepada UMKM makin tinggi.

"Nah ini juga yang lagi sedang kita cari solusi jalan tengahnya, karena kita sadar kalau sudah bicara tentang digitalisasi, kita bicara tentang ekosistem yang saling keterikatan," kata Maman dalam diskusi di Rakornas Apindo di Kota Bandung, Selasa (4/8/2025).

1. Ranah digital dari masa depan

ilustrasi e-commerce (pexels.com/AS Photography)
ilustrasi e-commerce (pexels.com/AS Photography)

Menurutnya, sekarang banyak pelaku usaha makana, pakaian, dan jasa lainnya sudah memanfaatkan platform digital termasuk melalui e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Gojek, dan lainnya. Angka UMKM yang bergabung di platfom ini terus bertambah setiap tahunnya.

Dengan kemudahan akses internet di berbagai wilayah, UMKM bisa menjual barang meski mereka berada jauh dari konsumen. Tinggal yang harus diperbaiki adalah sistem penjualan oleh UMKM termasuk tarif yang dikenakan kepada mereka ketika ikut serta pada platform tersebut.

"Digitalisasi masih jadi tantangan sekarang di Kementerian UMKM, dan kami terus mendorong agar UMKM ini bisa masuk ke ranah tersebut," kata Maman.

2. Rantai pasok harus diperbaiki

IMG_20250805_114631.jpg
Menteri UMKM Maman Abdurrahman. IDN Times/Debbie Sutrisno

Di sisi lain, Kementerian UMKM pun mengajak para pengusaha yang tergabung dalam Apindo agar bisa memperbaiki rantai pasok usaha termasuk dalam kemudahan UMKM. Selama ini UMKM masih ada yang masih sudah mendapatkan bahan baku atau justru pemasaran yang tidak terbuka secara gamblang bagi mereka.

Artinya ekosistem usaha ini harus dibangun sehingga pelaku usaha kecil ini bisa mendapat berbagai kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.

"Kami akan berkomitmen dalam memajukan UMKM Indonesia karena ini menjadi tanggung jawab kami," kata dia.

3. Jangan kalah dengan negara tetangga

IMG_20250804_132827.jpg
Kegiatan Apindo di Kota Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengharapkan Apindo Expo & UMKM Fair 2025 di Bandung yang dimulai Senin, dapat meningkatkan penetrasi UMKM Indonesia yang jumlahnya di atas 66 juta unit, pada rantai pasok nasional dan global.

Pasalnya, kata Ketua Umum Apindo Shinta W Kamdani, dalam data yang dimilikinya, meski UMKM berkontribusi terhadap 61 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional, hanya 7 persen UMKM terhubung ke rantai pasok domestik, dan 4,1 persen ke pasar global. Tertinggal jauh dari negara tetangga seperti Vietnam (24 persen), Thailand (29 persen), dan Singapura (41 persen).

"UMKM bukan hanya tulang punggung ekonomi nasional, mereka adalah agen transformasi. Acara ini harus jadi momentum perubahan nyata. UMKM harus jadi bagian utama dalam peta ekonomi nasional yang baru," kata Shinta di salah satu hotel di Bandung, Senin.

Untuk mendorong penetrasi UMKM ke rantai pasok yang lebih masif, Shinta menyampaikan pentingnya semangat "Indonesia Incorporated", yakni kolaborasi terintegrasi antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat, dan akademisi.

"Ini untuk membangun ekosistem UMKM yang tangguh, efisien, dan terbuka terhadap inovasi. Kita harus buka akses, bangun jejaring, dan dorong UMKM agar jadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045," ujar Shinta.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us