Jika Menang Pilpres, Usai Dilantik Muhaimin akan Hentikan Food Estate

Bandung, IDN Times - Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar melakukan kampanye terbuka di Gor Citra, Kota Bandung. Ribuan kader PKB pun memadati gor ini untuk mendengar arahan langsung sang ketua partai.
Salah satu janji Muhaimin kepada para kader dan relawan yang mendukung pasangan Anies-Muhaimin (AMIN), program food estate yang selama ini dinilai tidak tepat oleh banyak kalangan bakal dihentikan. Tak tanggung-tanggung, penghentian program ini bakal dilakukan tidak lebih dari sehari setelah dia dilantik.
"Insya Allah nanti perubahan menang, Anies-Muhaimin sore hari (setelah dilantik) langsung hentikan food estate. Uangnya salurkan ke petani agar bisa dapatkan pupuk secara langsung," kata Muhaimin, Kamis (8/2/2024).
1. Rp100 triliun uang lebih baik untuk sejahterakan petani

Menurut pria yang akrab disapa Cak Imin ini, anggaran food estate yan mencapai lebih dari Rp100 triiliun hingga saat ini tidak menghasilkan apapun. Artinya progam ini sudah gagal dan tidak bisa memberikan dampak positif pada ketahanan pangan dalam negeri.
Seharusnya, uang sebesar itu bisa dibuat untuk memperkuat ketahanan pangan misalnya dengan membangun industri pupuk yang selama ini masih kesulitan menyuplai pada petani. Padahal ketika suplai pupuk diperbaiki dan tidak langkah atau harganya mahal, petani bisa memproduksi hasil pertanian lebih banyak.
"Food esate yang gagal dan tidak menghasilkan apapun, ketahanan pangan kita tidak ada," kata Imim.
2. Seruan untuk guyur pupuk pada petani sudah telat

Imin menyebut, seharusnya dari dulu ada intervensi besar dari pemerintah dalam penyediaan pupuk bagi petani. Sayangnya intervensi itu dinilai kurang sehingga perusahaan yang bergelut di bidang pembuatan pupuk tidak serius untuk memberikan bantuan kepada para petani.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan pernyataan bahwa tahun ini akan menyediakan pupuk dalam jumlah besar dan harganya terjangkau. Namun, keinginan itu sudah terlambat karena kebutuhan pupuk petani sudah sedari dulu.
"Pas saya bilang pupuk (langka), Pak Jokowi langsung bilang 2024 akan diguyur untuk menangani pupuk. Telat saudara-saduara, telat apa telat," kata Imin.
3. Sudah 10 tahun petani diabaikan

Imin menyebut bahwa dia sudah berkeliling banyak tempat dan bertemu banyak orang termasuk petani. Dari obrolan mereka Imin mendapat informasi bahwa petani dalam sepuluh tahun terakhir diabaikan karena tidak diurus dengan benar oleh pemerintah.
Untuk petani, selain pupuk yang sulit dan harganya mahal, harga panen hasil pertanian pun kerap kali anjlok. Alhasil dibandingkan mendapat pendapatan berlebih, mereka kerap merugi ketika masa panen tiba.
"Saya berpuluh-puluh kali di DPR menekan Menteri Pertanian, minta BUMN, lintas sektor atasi ini semua, angkat tangan dan tidak bisa atasi. Satu-satunya yang bisa mengintervensi ini adalah kebijakan presiden dan wakil presidennya," kata dia.