IMGR 2025, Empat Pilar Partisipasi Politik Milenial yang Harus Dimiliki

Bandung, IDN Times - Bagi generasi Millennial dan Gen Z, partisipasi politik idealnya jauh melampaui sekadar memberikan suara, tapi tentang terlibat secara mendalam dalam setiap aspek proses demokrasi. Perjalanan mereka dari menyadari berbagai isu hingga mengambil tindakan mencerminkan pendekatan yang komprehensif terhadap kewarganegaraan.
Pemungutan suara hanyalah titik masuk. Keterlibatan nyata berarti tetap mendapatkan informasi, meminta pertanggungjawaban para pemimpin, berpartisipasi dalam komunitas lokal, dan melangkah ke peran kepemimpinan. Tindakan-tindakan ini tidak hanya penting, tetapi juga merupakan dasar bagi masa depan demokrasi di Indonesia.
Memahami pentingnya pemilihan lokal, seperti Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), sangatlah penting. Meskipun pemilihan nasional sering kali menarik perhatian paling besar, para pemimpin lokal yang memiliki dampak paling langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Bijak Demokrasi menekankan bahwa keterlibatan politik tidak terbatas pada pemilihan presiden, hal ini juga berlaku untuk memilih pemimpin yang secara langsung membentuk masyarakat kita.
Dengan berfokus pada aspek-aspek partisipasi politik yang sering kali diabaikan ini, generasi Millennial dan Generasi Z dapat memastikan keterlibatan mereka membawa perubahan positif yang nyata di tempat yang paling penting, di lingkungan tempat mereka hidup.
1. Aktif memilih jadi titik awal perubahan

Pemilihan umum sering kali dipandang sebagai bentuk keterlibatan politik yang paling mendasar, atau tindakan yang memungkinkan setiap warga negara untuk berpendapat dalam membentuk masa depan negara mereka. Namun, bagi banyak pemilih muda proses ini kurang mendalam.
Keputusan terkadang dibuat tanpa memahami sepenuhnya kandidat atau platform mereka. Pendekatan yang dangkal terhadap pemungutan suara ini mengurangi dampak potensial yang dapat diberikan anak muda terhadap masa depan Indonesia
"Mendorong pemungutan suara yang terinformasi, di mana pilihan dibuat dengan pemahaman menyeluruh tentang isu-isu dan apa yang dipertaruhkan sangat penting. Pemilih yang terinformasi adalah pemilih yang berdaya, yang mampu membuat keputusan yang benar-benar mencerminkan nilai-nilai dan aspirasi mereka untuk negara mereka," kutip IDN Times dalam laporan IDN Research Institute berjudul Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025, Selasa (22/10/2024).
2. Mengawal akuntabilitas para pemimpin

Pemungutan suara hanyalah langkah pertama dalam keterlibatan politik; tantangan sesungguhnya dimulai setelah pemilu ketika tiba saatnya untuk meminta pertanggungjawaban pejabat terpilih.
Sayangnya, di sinilah partisipasi cenderung menurun padahal fase ini penting untuk memastikan transparansi dan integritas dalam tata kelola. Media sosial menghadirkan alat yang ampuh untuk mengatasi masalah ini, memudahkan anak muda untuk melacak perkembangan politik dan tetap mendapat informasi tentang kegiatan pemerintah.
Mempromosikan penggunaan platform ini untuk pengawasan politik dapat memberdayakan warga negara muda mengambil peran yang lebih aktif dalam membentuk masa depan.
Pada Agustus 2024, pengaruh keterlibatan digital terhadap partisipasi politik di Indonesia menjadi sangat jelas. Bagi mereka media sosial telah berkembang lebih dari sekadar platform untuk mengekspresikan diri, lebih pada menjadi alat utama untuk memperkuat suara, menyuarakan keprihatinan, dan mendorong tindakan kolektif.
Diskusi daring seputar putusan Mahkamah Konstitusi, yang disorot oleh tagar yang sedang tren seperti #KawalPutusanMK dan “Peringatan Darurat” selama Pilkada Jakarta mendatang, menunjukkan bagaimana generasi ini menggunakan platform digital untuk membentuk wacana politik bangsa.
“Sinyal darurat ‘Garuda Biru’ telah muncul sebagai simbol persatuan dan perlawanan yang kuat di kalangan anak muda, yang mewakili pendirian terhadap pelanggaran konstitusional oleh rezim yang berkuasa.
Lambang fiktif ini, Garuda Pancasila dengan latar belakang biru, telah menjadi seruan bagi para pelajar dan warga sipil, yang menandakan bahwa di masa krisis konstitusional dan demokrasi, kaum muda tetap menjadi penggerak semangat reformis.
Meskipun elit politik seperti Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto menyadari peran penting media sosial dalam membentuk opini publik, demonstrasi 22-23 Agustus 2024 menyoroti bahwa ekspresi politik daring saja tidak cukup, tapi perlu turun ke jalan dan menghadapi risiko kekerasan polisi," ujar Pimpinan Redaksi IDN Times Uni Lubis.
Berkaca dari sini, lonjakan aktivisme digital tersebut menunjukkan komitmen kuat di kalangan generasi Millennial dan Generasi Z untuk terlibat dan memengaruhi proses demokrasi Indonesia. Di tengah lanskap politik yang kompleks, generasi muda ini memanfaatkan media sosial untuk menuntut transparansi, memperjuangkan keadilan, dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
Aktivitas daring mereka lebih dari sekadar mengungkapkan pendapat, ini tentang didengarkan dan mendorong perubahan nyata, menjadikan media sosial sebagai alat penting dalam upaya mereka untuk membentuk Indonesia yang lebih baik.
3. Manfatakan komunitas untuk berpengaruh baik di kalangan lokal maupun global

Laporan ini memperlihatkan bahwa terlibat dengan komunitas lokal melalui kelompok berbasis isu atau kelompok kepentingan merupakan aspek penting, tapi sering kali diabaikan dari partisipasi politik. Generasi Millennial dan Gen Z perlu didorong untuk melibatkan diri dalam isu-isu yang paling penting bagi mereka dan komunitas mereka.
Diskusi publik, pengorganisasian akar rumput, dan aksi kolektif yang sejalan dengan nilai-nilai mereka tidak hanya memperkuat dampaknya tetapi juga membawa perubahan nyata di tingkat lokal. Di sinilah cita-cita politik bertemu dengan aplikasi dunia nyata, di mana kaum muda dapat melihat hasil langsung dari keterlibatan mereka dan bagaimana hal itu berkontribusi pada kebaikan masyarakat yang lebih luas.
4. Berani memimpin dalam perubahan politik

Hal terakhir yang bisa dilakukan anak muda adalah terjun langsung dalam perubahan politik. Kepemimpinan dalam sistem politik merupakan puncak dari keterlibatan politik, sayangnya ini merupakan langkah yang jarang diambil oleh generasi Millennial dan Generasi Z. Mendorong anak muda untuk mencari posisi kepemimpinan, baik di dewan siswa, pemerintah daerah, atau organisasi masyarakat sipil sangat penting untuk membina generasi pemimpin politik berikutnya.
Peran kepemimpinan memungkinkan anak muda untuk memengaruhi arah kebijakan dan inisiatif serta menginspirasi orang lain untuk terlibat. Posisi ini adalah tempat dampak yang paling signifikan dan berkelanjutan dapat dibuat, karena para pemimpin berada dalam posisi untuk membentuk masa depan dengan cara yang mendalam.
IDN menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2024, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Catalyst of Change, IMGS 2024 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.
IMGS 2024 diadakan pada 22 - 23 Oktober 2024 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta. Dalam IMGS 2024, IDN juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2025.
Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z Indonesia.