Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Bandara Husein Sastranegara, Bandung (Debbie Sutrisno/IDN Times)
potret Bandara Husein Sastranegara, Bandung (Debbie Sutrisno/IDN Times)

Intinya sih...

  • Bandara Husein mendukung Kertajati

  • Kementerian Perhubungan dihadapkan pada tantangan besar

  • Bandara Husein memiliki keunggulan strategis dan ekonomi Jawa Barat tumbuh

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandung, IDN Times - Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengajukan proposal konsep “Dwi Bandara” atau pengoperasian bersama Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.

Usulan ini disampaikan langsung Farhan di hadapan Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustafa, Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Saeful Huda, jajaran Komisi V, serta Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman saat kunjungan kerja Wakil Ketua DPR RI di Gedung Sate Bandung, Jumat (3/10/2025).

Farhan menjelaskan, pengaktifan kembali Bandara Husein tidak hanya penting bagi Kota Bandung, tetapi juga untuk mengoptimalkan ekosistem transportasi udara Jawa Barat.

“Kami menyarankan agar kedua bandara dihidupkan secara simultan, jangan menunggu yang satu maju dulu baru yang lain menyusul. Kalau hanya menunggu, kita tidak akan bergerak,” ujar Farhan.

1. Husein jadi bandara penunjang

Bandara Husein Sastranegara (IDN Times/Azzis Zulkhairil)

Menurutnya, konsep ini merupakan hasil kajian bersama Pemerintah Kota Bandung, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Jawa Barat. Rencana tersebut juga melibatkan masukan dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI), Lanud Husein Sastranegara, serta PT Angkasa Pura II. Farhan menyebut, Bandara Husein memiliki posisi strategis sebagai “satelit” yang mendukung Kertajati.

“Bandara Husein bagian tak terpisahkan dari ekosistem penerbangan Jawa Barat. Saat pusat ekosistem ada di Kertajati, satelitnya harus hidup untuk saling mendukung,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, DPR RI mendukung pengaktifan kembali Bandara Husein agar konektivitas udara Jawa Barat tidak pincang.

“Dari perspektif masyarakat, jangan sampai mematikan satu bandara membuat dua-duanya justru mati. Jadi hidupkan dua-duanya,” kata Farhan menirukan pandangan anggota DPR RI.

2. Harus ada insentif

(Bandara Husein Sastranegara) IDN Times/Azzis Zulkhairil

Namun, Farhan mengakui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menghadapi tantangan besar karena kebijakan pemerintah pusat menekankan aktivasi Kertajati sebagai hub utama.

“Kemenhub terbuka terhadap ide kami, tetapi mereka berpatokan pada perintah presiden untuk mengaktifkan Kertajati. Kami menawarkan cara dengan menghidupkan keduanya,” jelasnya.

Dia juga menyinggung perlunya insentif bagi maskapai dan pelaku usaha untuk memanfaatkan dua bandara ini.

“Intervensi kepada dunia usaha penerbangan agar memajukan Kertajati harus dibarengi insentif bagi Husein,” katanya.

3. Punya keunggulan masing-masing

Pintu masuk BIJB Kertajati Majalengka (Inin Nastain/IDN Times)

Bandara Husein berdiri di atas lahan 145 hektare dengan akses sangat strategis. Jaraknya hanya 3 km dari Tol Pasteur, sekitar 15 menit dari pusat kota dan terhubung ke Stasiun Cimindi dalam waktu 10–15 menit dengan kereta. Fasilitas bandara dinilai masih layak beroperasi.

Pemkot Bandung mengusulkan penerbangan domestik dari Husein difokuskan pada rute-rute unggulan seperti Denpasar, Medan, dan Balikpapan, sementara Kuala Lumpur diprioritaskan untuk internasional karena tingginya permintaan wisata dan perdagangan. Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Malaysia bahkan telah menyurati Pemkot Bandung agar Husein kembali aktif.

Farhan menuturkan, aktivasi dwi bandara akan mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Semester pertama 2025, pertumbuhan ekonomi Bandung mencapai 5,42 persen berkat inflasi terkendali dan meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Tingkat hunian hotel di Agustus lalu rata-rata mencapai 56,38 persen, dengan hotel berbintang bahkan lebih dari 60% persen. "Ini menunjukkan wisatawan yang datang memiliki daya beli premium,” jelasnya.

Pemkot Bandung menargetkan penyusunan masterplan gabungan Husein-Kertajati dalam 12 bulan ke depan agar dapat diluncurkan sebagai “West Java Twin Airport” pada akhir 2026.

Konsep ini disebut sejalan dengan strategi West Java Aero Gateway yang diharapkan menjadi pintu gerbang transportasi udara dan industri pariwisata Jawa Barat.

4. Semua fasilitas harus memberi manfaat

BIJB Kertajati Majalengka (IDN Times/Inin Nastain)

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustafa memberikan dukungannya terhadap pengaktifan dua bandara di Jawa Barat. Ia menilai, Bandara Husein memiliki sejarah panjang dan merupakan aset penting yang tidak boleh dibiarkan mati.

“Jawa Barat ini punya dua bandara. Kertajati dan Husein. Bandara Husein memiliki sejarah panjang sebelum BIJB hadir. Kita sepakat jangan sampai untuk menghidupkan yang satu, yang lain justru dimatikan. Akhirnya dua-duanya mati. Yang mati tidak hidup-hidup, yang hidup malah mati. Ini yang kita alami hari ini,” kata Saan.

Saan menambahkan, bandara adalah etalase sebuah daerah dan memiliki dampak ekonomi besar. Ia berharap semua pihak terkait baik DPR RI, Pemprov Jabar, Pemkot Bandung, Angkasa Pura, Lanud Husein, dan Kementerian Perhubungan mencari solusi realistis agar kedua bandara bisa beroperasi maksimal.

“Kita ingin yang mati bisa hidup, yang hidup tambah sehat, sehingga tidak menjadi beban tetapi memberi manfaat dan kemudahan bagi masyarakat Jawa Barat,” katanya.

Pada akhir pertemuan, Farhan menyerahkan Proposal Dwi Bandara secara resmi kepada Wakil Ketua DPR RI dan Komisi V DPR RI sebagai bentuk komitmen memperkuat konektivitas transportasi udara Jawa Barat.

Editorial Team